Ilustrasi aset kripto.
Fintech

Aset Kripto Bitcoin Malu-malu untuk Sentuh Resistance US$25 Ribu, Ini Kira-kira Penyebabnya

  • Menurut pantauan Coin Market Cap, Senin, 20 Februari 2023 pukul 19.10 WIB, Bitcoin mengalami penurunan 0,8% dalam 24 jam terakhir dan menempati posisi harga US$24.885 (Rp377 juta).
Fintech
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Aset kripto Bitcoin (BTC) tampak malu-malu untuk menyentuh level resistance di US$25.000 atau setara dengan Rp378,75 juta dalam asumsi kurs Rp15.150 per-dolar Amerika Serikat (AS).

Menurut pantauan Coin Market Cap, Senin, 20 Februari 2023 pukul 19.10 WIB, Bitcoin mengalami penurunan 0,8% dalam 24 jam terakhir dan menempati posisi harga US$24.885 (Rp377 juta).

Menurut tim riset Tokocrypto, Bitcoin harus menembus resistance di US$25.000 untuk bisa terbang lebih jauh. Level tersebut sudah gagal dilampaui oleh Bitcoin sejak pertengahan 2022 lalu.

Setelah anjlok ke kisaran US$22.000 (Rp333,3 juta) pada pertengahan Juni 2022 dari kisaran US$30.000-an, Bitcoin belum tercatat menyentuh lagi level US$25.000 hingga tulisan ini digarap.

Tim riset Tokocrypto menilai bahwa sulitnya Bitcoin untuk melampaui level resistance disebabkan oleh aksi para investor dan trader yang mengambil aksi untung dari kenaikan Bitcoin yang sempat sentuh level tertinggi dalam enam bulan terakhir pada pekan lalu.

Para investor dan trader mengambil untung menjelang perilisan risalah The Federal Reserve (The Fed) dan data inflasi harga belanja personal (personal consumption expenditure/PCE) dalam waktu dekat.

Risalah The Fed akan dirillis pada Rabu, 22 Februari 2023 sementara data inflasi PCE AS akan diterbitkan Jumat, 24 Februari 2023.

Kedua data tersebut menjadi semakin penting mengingat data-data ekonomi AS yang terbaru membuka peluang bagi The Fed untuk mengerek suku bunga acuan tinggi dalam waktu yang lebih lama.

Menurut data CME FedWatch Tool, 81,9% pelaku pasar saat ini memprediksi The Fed akan menaikkan suku bunga 25 basis poin seperti pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang terakhir sementara 18,1% sisanya memprediksi kenaikan 50 basis poin.

Tim riset Tokocrypto juga menyoroti perihal kebijakan dari Securities and Exchange Commission (SEC) AS yang mengetatkan regulasi kripto di negeri Paman Sam, termasuk pelarangan operasi staking.

"Pelaku pasar juga harus mewaspadai tindakan dan komentar dari drama SEC yang ingin melakukan pengetatan regulasi kripto di AS. Oleh karena itu, bisa saja pasar bergerak mendatar imbas investor yang masih khawatir dengan masa depan pasar kripto di AS," tulis tim riset Tokocrypto dikutip dari keterangan tertulis, Senin, 20 Februari 2023.

Tim riset Tokocrypto juga melihat bagaimana sentimen bearish masih cukup kuat pada pasar kripto.

Pasalnya, seiring dengan dolar AS yang menguat karena sentimen suku bunga, indeks ketakutan dan ketamakan Bitcoin turun dari level 60 ke 58 walaupun levelnya masih berada di kategori "Greed".