Asing Borong Saham BBCA dan TOWR Milik Konglomerat Terkaya RI, IHSG Reli Makin Gacor
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses melanjutkan rebound dua hari beruntun setelah sempat terpuruk pada akhir November. Setelah kemarin ditutup menguat, hari ini, Rabu, 2 Desember 2020, IHSG juga kembali melonjak 1,56% atau 89,24 basis poin ke posisi 5.813,98.
Industri
JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses melanjutkan rebound dua hari beruntun setelah sempat terpuruk pada akhir November. Setelah kemarin ditutup menguat, hari ini, Rabu, 2 Desember 2020, IHSG juga kembali melonjak 1,56% atau 89,24 basis poin ke posisi 5.813,98.
Saham-saham di sektor pertambangan dan aneka industri menjadi pendorong laju indeks dengan penguatan masing-masing 2,66% dan 2,63%. Indeks LQ45 yang diisi saham-saham berkapitalisasi raksasa juga menjadi turut mengerek kinerja indeks dengan penguatan 1,94%.
Sepanjang perdagangan, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan total transaksi saham sebesar Rp16,4 triliun. Volume saham yang dijualbelikan hari ini mencapai 24,15 miliar dengan frekuensi transaksi 1,2 juta kali.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- Tandingi Telkomsel dan Indosat, Smartfren Segera Luncurkan Jaringan 5G
- Bangga! 4,8 Ton Produk Tempe Olahan UKM Indonesia Dinikmati Masyarakat Jepang
Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi menilai, penguatan IHSG ini didorong oleh optimisme investor terhadap proyeksi komoditas tambang tahun depan. Utamanya yang menyangkut rencana pembentukan holding baterai oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Rentetan data indeks kinerja PMI (Purchasing Manager Index) manufaktur dan inflasi di Indonesia yang cukup baik masih mampu mendorong penguatan IHSG hingga menghapus pelemahan yang terjadi di akhir bulan November lalu,” terang Lanjar dalam riset harian yang diterima TrenAsia.com, Rabu, 2 November 2020.
Di sisi lain, kinerja apik IHSG hari ini sedikit ‘tercoreng’ dengan aksi investor asing yang justru membukukan net sell Rp155,34 miliar. Tambahan nilai itu kian mempertebal jumlah net foreign sell (NFS) sejak awal tahun hingga kembali ke level Rp44,69 triliun.
- IHSG Masih Konsolidasi Usai Rilis BI Rate, Simak Saham EMTK, LSIP, ZYRX, dan WIKA
- Saham Pilihan Mirae Sekuritas Juni 2021: BBRI Ditendang Diganti PRDA, Temani ANTM hingga INCO
- IHSG Terancam Bearish Jelang Rilis BI Rate, Rekomendasi Saham AALI, SMRA, BNGA, dan GGRM
Berdasarkan data RTI Business, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menjadi saham yang paling banyak dilego asing dengan nilai mencapai Rp63,5 miliar. Disusul PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan net buy asing Rp57,6 miliar.
Sebaliknya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) justru menjadi saham yang paling banyak diburu asing dengan nilai mencapai Rp69,1 miliar. Didampingi PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) senilai Rp53 miliar. Kedua saham ini merupakan perusahaan yang dimiliki oleh konglomerat paling tajir di Indonesia, Hartono Brothers. (SKO)
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
10 Saham Paling Diburu Asing
- BBCA: Rp69,1 miliar
- TOWR: Rp53 miliar
- ASII: Rp48 miliar
- UNTR: Rp40,7 miliar
- MDKA: Rp36,3 miliar
- BBTN: Rp16,8 miliar
- SMRA: Rp9,3 miliar
- KLBF: Rp8,1 miliar
- TLKM: Rp7,6 miliar
- MYOR: Rp5,9 miliar
10 Saham Paling Banyak Dilego Asing
- UNVR: Rp63,5 miliar
- EXCL: Rp57,6 miliar
- INTP: Rp44 miliar
- BMRI: Rp36,7 miliar
- BBNI: Rp33,3 miliar
- ADRO: Rp28,4 miliar
- CPIN: Rp27,5 miliar
- ICBP: Rp13,6 miliar
- INDF: Rp10,4 miliar
- RALS: Rp8,2miliar