
Asing Borong Saham BBNI hingga GOTO, IHSG Tetap Terkapar
- Sejumlah saham masih mencatatkan net buy asing, seperti BBNI, GOTO, dan ASII. Namun, dominasi aksi jual menyebabkan IHSG tetap terkapar.
Bursa Saham
JAKARTA - Di tengah derasnya tekanan jual, sejumlah saham masih menarik minat beli investor asing. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mencatatkan net buy asing tertinggi senilai Rp69,27 miliar, meskipun hal itu belum mampu menahan koreksi harga sahamnya yang turun 4,95% ke Rp4.030.
Aksi beli asing juga tercatat pada saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) sebesar Rp51,32 miliar, meski harga saham stagnan di Rp7.200. Saham PT Astra International Tbk (ASII) diborong senilai Rp48,81 miliar, namun tetap terkoreksi 8,94% ke Rp4.480.
Di sisi lain, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) menjadi satu dari sedikit saham yang berhasil menguat, naik 1,41% ke Rp7.200 setelah dibeli asing senilai Rp41,39 miliar. Meskipun saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) juga diborong asing sebesar Rp35,90 miliar, harga sahamnya justru longsor 14,46% ke Rp71.
- Sinopsis, Review dan Cara Nonton Serial Bidaah
- 2 Jenis Respons Dunia Soal Tarif Trump: Lobi atau Lawan
- Fundamental Ekonomi RI Dinilai Masih Kokoh Saat IHSG dan Rupiah Rontok
Saham-saham lain yang turut masuk daftar pembelian asing meliputi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) (Rp34 miliar, -4,67%), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) (Rp24,77 miliar, -5,72%), dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) (Rp21,06 miliar, -0,98%).
Tidak ketinggalan, saham PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) juga tercatat mencetak net buy asing Rp18,62 miliar, meski harganya terkoreksi 9,35% ke Rp4.460. Sedangkan PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) dibeli asing Rp8,27 miliar, namun menjadi salah satu saham dengan koreksi terdalam, turun 10% ke Rp450.
Meski ada aliran modal asing masuk di beberapa saham, tekanan jual secara keseluruhan masih jauh lebih dominan. Aksi jual besar-besaran investor asing terhadap saham-saham unggulan menyebabkan nilai jual bersih asing mencapai Rp4,6 triliun hanya dari 10 saham teratas.
Dari 10 saham tersebit, saham sektor perbankan menjadi sasaran utama. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMR) dilepas asing senilai Rp1.405,94 miliar (-10,19% ke Rp4.670), disusul PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Rp1.000,20 miliar (-10,12%) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp875,85 miliar (-8,53%).
Associate Director of Research and Investment, Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, mengatakan tekanan jual asing tak lepas dari sentimen negatif global, khususnya kebijakan tarif impor baru oleh pemerintah Amerika Serikat sebesar 32% terhadap produk asal Indonesia.
“Kebijakan ini memicu kekhawatiran terhadap potensi perlambatan ekonomi global yang akan berdampak pada aktivitas domestik, termasuk potensi pemutusan hubungan kerja,” ujar Nico.
Ia menambahkan, pelaku pasar kini menunggu langkah-langkah yang akan diambil pemerintah Indonesia dalam merespons kebijakan tarif tersebut. Ketidakpastian juga diperparah oleh ketegangan dagang antara AS dan China yang kembali memanas.
Hal itu setelah Presiden Donald Trump mengancam tarif tambahan sebesar 50% terhadap produk dari China, dan China membalas dengan tarif 34%.
Asal tahu saja, pada penutupan perdagangan, IHSG anjlok 7,90% ke 5.996,14, serta seluruh indeks sektoral ditutup di zona merah. Total nilai transaksi perdagangan hari itu mencapai Rp20,9 triliun, dengan volume 22,8 miliar saham dan 672 saham berakhir di zona merah.