logo
Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis 12 Januari 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Bursa Saham

Asing Lepas 10 Saham Unggulan Senilai Rp4,6 Triliun, Tiga Big Banks Diobral

  • IHSG jatuh 7,90% ke 5.996,14 usai libur Lebaran, dihantam net sell asing Rp4,6 triliun hanya dari 10 saham teratas. Sektor perbankan, tambang, dan teknologi ikut rontok dihantam sentimen tarif Trump.

Bursa Saham

Alvin Bagaskara

JAKARTA - Pasar modal Indonesia kembali diuji dengan tekanan jual yang luar biasa dari investor asing pada perdagangan Selasa, 8 April 2025. Setelah libur panjang Lebaran, pelaku pasar langsung dihadapkan pada gelombang aksi jual bersih (net foreign sell) asing senilai total Rp4,6 triliun hanya dari 10 saham teratas. 

Serangan jual ini membuat laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambles 7,90% ke posisi 5.996,14, bahkan sempat mengalami penghentian sementara perdagangan (trading halt) di sesi pertama pada pagi tadi.

Saham sektor perbankan menjadi sasaran utama asing. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mencatat nilai jual bersih asing terbesar hari ini, yakni Rp1,40 trilun, dengan penurunan harga saham 10,19% ke Rp4.670. 

Selain BMRI, asing juga melego saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebesar Rp1,00 triliun (-10,12% ke Rp3.640) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp875,85 miliar (-8,53% ke Rp7.775).

Aksi jual asing juga menjalar ke sektor energi dan tambang. PT United Tractors Tbk (UNTR) mencatat net sell Rp184,88 miliar dan harga sahamnya terjungkal 14,65% ke Rp20.100. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dilepas asing sebesar Rp73,30 miliar (-10,84%), sementara PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatat net sell Rp67,59 miliar dan terkoreksi 14,37% ke Rp1.400. 

Aksi jual turut menekan saham mid-cap seperti PT Bumi Resources Minerals Tbk (BUMI) (Rp47,81 miliar, -14,46%), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) (Rp43,52 miliar, -5,37%), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) (Rp36,01 miliar, -13,82%), dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) (Rp31,38 miliar, -11,89%).

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, mengatakan sentimen negatif datang dari eksternal. Ia menjelaskan bahwa kepanikan pasar dipicu oleh keputusan pemerintah Amerika Serikat pada 2 April 2025 yang memberlakukan tarif impor sebesar 32% terhadap sejumlah produk asal Indonesia.

“Kebijakan ini memicu kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global yang bisa berdampak langsung pada ekonomi domestik, termasuk potensi pemutusan hubungan kerja,” jelas Nico dalam keterangannya pada Selasa, 8 April 2025. 

Nico menambahkan bahwa pelaku pasar kini menantikan respons pemerintah Indonesia terhadap kebijakan tersebut, termasuk kemungkinan pemberlakuan tarif balasan (resiprokal) yang bisa meredakan kecemasan pasar.

Di sisi lain, ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok juga belum mereda. Presiden Donald Trump kembali mengancam akan mengenakan tarif tambahan hingga 50% terhadap produk dari Tiongkok. Sebagai respons, Beijing mengumumkan tarif balasan sebesar 34% yang akan berlaku mulai Kamis, memperburuk ketidakpastian ekonomi global.

Sebagai informasi, seluruh sektor saham di Bursa Efek Indonesia ditutup di zona merah. Sektor basic materials memimpin pelemahan dengan koreksi 10,54%, disusul sektor teknologi yang turun 10,23%, serta sektor keuangan yang melemah 5,73%. 

Bahkan, berdasarkan, data RTI mencatat 672 saham ditutup melemah, hanya 30 saham yang menguat, sementara 96 stagnan. Total nilai transaksi harian mencapai Rp20,9 triliun dengan volume 22,8 miliar saham.