gas.jpg
Energi

Asosiasi Kaca Soal HGBT: Setuju Harga Naik, Asal Diperpanjang

  • Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) Yustinus Gunawan mengatakan, industri tidak keberatan dengan rencana pemerintah untuk menaikkan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) yang awalnya dibanderol sebesar US$6 per Mmbtu.

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) Yustinus Gunawan mengatakan, industri tidak keberatan dengan rencana pemerintah untuk menaikkan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) yang awalnya dibanderol sebesar US$6 per Mmbtu.

Yustinus mengungkapkan, industri kaca tidak keberatan HGBT naik dengan US$6-US$7 per Mmbtu.  "Harga baru pasti akan menaikkan biaya produksi, sehingga industri berstrategi produksi yang bernilai tambah tinggi, mencari peluang atau ceruk pasar di LN, dengan efisiensi non-stop," katanya kepada TrenAsia.com pada Jumat, 24 Januari 2025.

Lebih jauh menurutnya, pemerintah harus menimbang keputusan menaikkan HGBT dibarengi dengan keseimbangan antara produsen gas dan penggunaan. Dengan kata lain realisasi alokasi gas yang ditetapkan harus 100% tepat sasaran.

Sehingga implementasi pengguna gas harus terus diawasi secara ketat per produsen gas, per penyalur gas yang mayoritas adalah plat merah atau PT Perusahaan Gas Negara (PGN).

"Regulasi harus diundangkan sekilat mungkin sehingga implementasi lebih cepat terealisir dan tidak kehilangan momentum untuk kejar pertumbuhan manufaktur 7,29 persen di 2025," lanjutnya.

Harapan Yustinus, kelanjutan HGBT segera diputuskan sehingga industri dapat berkontribusi sebesar 17,96% terhadap PDB di tahun 2025 ini dan mendorong pertumbuhan ekonomi  capai 5% di 2025.

Asal tahu saja, industri kaca masuk dalam salah satu industri yang menerima HGBT bersama industri pupuk, petrokimia, oleochemical, baja, keramik, dan sarung tangan karet.

Adapun HGBT merupakan kebijakan pemerintah yang bertujuan memberikan harga gas bumi lebih murah kepada beberapa sektor industri. Kebijakan itu berlaku sejak 2020 dan berakhir pada Desember 2024.

Sebelumnya Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) akan naik menjadi US$7 per MMBTU, dari sebelumnya US$6 per MMBTU. Bahlil mengatakan, harga gas untuk industri yang menggunakan gas untuk energi akan lebih mahal daripada yang menggunakan gas untuk bahan baku.

“HGBT sudah tidak lagi enam dolar AS, karena sekarang harga gas dunia lagi naik. Terus yang kedua, untuk HGBT bahan bakunya dari gas itu harganya lebih rendah dari gas yang dipakai untuk energi,” kata Bahlil saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta dilansir dari Antara pada Kamis, 23 Januari 2025.