Aspakrindo dan OJK Diskusi untuk Mekanisme Kripto, Apa Saja yang Dibahas?
- Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) telah melakukan diskusi dengan Otoritas Jasa Keuangan pada akhir pekan lalu, tepatnya Jumat, 8 September 2023, untuk membicarakan menkanisme perdagangan.
Fintech
JAKARTA - Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) telah melakukan diskusi dengan Otoritas Jasa Keuangan pada akhir pekan lalu, tepatnya Jumat, 8 September 2023, untuk membicarakan menkanisme perdagangan.
Selain Aspakrindo, Asosiasi Blockchain Indonesia (A-B-I) pun mengikuti audiensi tersebut yang diselenggarakan tidak hanya untuk mendiskusikan mekanisme perdagangan kripto, tapi juga untuk berbagi pengetahuan tentang perkembangan industri kripto di tanah air.
Dalam audiensi tersebut, delegasi OJK yang hadir di antara lain Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto serta Anggota Dewan Komisioner OJK Hasan Fawzi.
- UOB Editor's Circle, Dorong ASEAN Sebagai Pusat Pertumbuhan Investasi
- Perluas Pabrik di Karawang, Produsen Alat Berat Asal China Habiskan Rp2,3 Triliun
- Bank Mandiri dan Bank DBS Indonesia Kasih Kredit ke TOBA Senilai US$33 juta
Kemudian, Wakil Komisioner Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto OJK Ihsanudin, Direktur Inovasi Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto OJK Dino Milano Siregar, serta Wakil Direktur Inovasi Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto OJK Novita.
"Pertemuan ini merupakan sebuah langkah maju yang signifikan, kami percaya bahwa kolaborasi antara industri aset kripto dan regulator sangat penting untuk memastikan perkembangan yang berkelanjutan dan aman bagi ekosistem kripto di Indonesia," ujar Yudho kepada TrenAsia, Kamis, 14 September 2023.
Dalam pertemuan tersebut, ada beberapa poin yang dibahas, yang mana para pelaku industri dari Aspakrindo dan A-B-I mengemukakan berbagai aspek perdagangan aset kripto.
Aspek-aspek yang dimaksud dalam hal ini mencakup regulasi, tantangan industri, langkah-langkah yang telah ditempuh untuk meningkatkan transparansi, serta keamanan dan perlindungan konsumen dalam perdagangan kripto.
Yudho mengatakan bahwa pihaknya berharap bisa bekerja sama dengan OJK untuk merumuskan regulasi yang seimbang dan progresif.
"Regulasi yang tepat akan membantu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan industri kripto sambil tetap menjaga integritas dan keamanan pasar," papar Yudho.
Pertemuan diakhiri dengan kesepakatan bahwa pihak-pihak terkait akan melanjutkan dialog untuk mengembangkan industri kripto di dalam negeri.
- Misteri Materi Gelap: Memahami Komponen Tersembunyi Alam Semesta
- TrenAsia ESG 2023: Matahari jadi Teladan Bisnis Berkelanjutan
- Cara Cek Penerima Bansos Kemensos
Tingkat Adopsi Kripto di Indonesia Meningkat Signifikan
Menurut laporan terbaru dari Chainalysis, tingkat adopsi kripto di Indonesia melonjak tajam ke peringkat ketujuh. Padahal, pada tahun 2022, tingkat adopsi kripto Indonesia masih berada di peringkat ke-20.
Yudho melihat lonjakan tersebu sebagai suatu bukti nyata akan pertumbuhan aset kripto di Indonesia yang terus berjalan ke arah positif bahkan ketika pasar sedang lesu.
Ia pun memandang bahwa pemeringkatan tersebut menunjukkan bahwa Indonesia telah menjadi salah satu pemain utama dalam ekosistem kripto global.
"Salah satu faktor yang mendorong adopsi kripto di Indonesia adalah peningkatan pemahaman masyarakat tentang teknologi blockchain dan kripto. Pendidikan dan informasi yang lebih mudah diakses telah membantu orang-orang di Indonesia untuk lebih memahami manfaat dan potensi kripto," katanya.
Selain itu, Yudho pun menyoroti pertumbuhan pesat ekonomi digital, termasuk e-commerce dan fintech, sebagai faktor yang mendukung tumbuhnya adopsi kripto.