jajaj.jpg
Nasional

Assad Dinobatkan Jadi Tokoh Paling Korup 2024,  Jokowi Suara Terbanyak Kedua

  • Sejak 2012, penghargaan " Person of Year " dari OCCRP telah diberikan kepada mereka yang paling banyak menimbulkan kekacauan di seluruh dunia melalui kejahatan terorganisasi dan korupsi.

Nasional

Amirudin Zuhri

JAKARTA- Proyek Pelaporan Kejahatan Terorganisir dan Korupsi atau Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) mengumumkan pemimpin Suriah yang digulingkan Bashar al-Assad sebagai pemenang penghargaan “Person of Year” 2024. Sementara Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo masuk sebagai salah satu nominasi.

Sejak 2012, penghargaan " Person of Year " dari OCCRP telah diberikan kepada mereka yang paling banyak menimbulkan kekacauan di seluruh dunia melalui kejahatan terorganisasi dan korupsi. Pemenangnya dipilih oleh panel juri ahli dari berbagai lapisan masyarakat sipil, akademisi, dan jurnalis.

Rezim Assad dicirikan oleh kontrol terpusat, penindasan terhadap perbedaan pendapat, dan ketergantungan pada aparat keamanan yang kuat. Pasukannya dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang meluas, termasuk penyiksaan, pembunuhan, penggunaan senjata kimia, penahanan massal, dan penargetan warga sipil.

Berkuasa pada tahun 2000 setelah kematian ayahnya, janji-janji awal Assad tentang liberalisasi politik dengan cepat berubah menjadi praktik-praktik otoriter. Sebagai bagian dari Musim Semi Arab, pemberontakan Suriah tahun 2011 menantang kekuasaannya dan meningkat menjadi perang saudara yang berlangsung hingga Assad digulingkan bulan Desember 2024 ini. Pasukannya dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang meluas, termasuk penyiksaan, pembunuhan, penggunaan senjata kimia, penahanan massal, dan penargetan warga sipil.

Rezim Assad didanai oleh produksi Captagon dan bentuk-bentuk kejahatan terorganisasi lainnya. Ini  seperti penyelundupan manusia dan rokok, pencurian barang antik, dan perdagangan senjata. Dari kegiatan itu rezim Assad meraup miliaran dolar untuk mempertahankan kekuasaan otoriternya yang brutal, sambil menyebarkan kekerasan, obat terlarang, dan kriminalitas di seluruh wilayah. 

Assad melarikan diri dari Suriah dengan sekitar puluhan miliar dolar kekayaan hasil jarahan ke kehidupan pengasingan yang nyaman di Rusia. Dia  meninggalkan warisan kehancuran.

"Selain menjadi diktator seperti ayahnya, Assad juga menambah dimensi kejahatan dan korupsi yang tak terbayangkan, menghancurkan kehidupan banyak orang bahkan di luar perbatasan negaranya sendiri," kata salah satu pendiri Daraj.com, Alia Ibrahim, yang menjadi juri dalam kontes tahun ini dalam siaran persnya Selasa 31 Desember 2024. 

"Kerusakan politik, ekonomi, dan sosial yang disebabkan oleh Assad, baik di Suriah maupun di kawasan tersebut, akan membutuhkan waktu puluhan tahun untuk diatasi."

Jokowi Suara Terbanyak Kedua

OCCRP juga menyebutkan sejumlah finalis 2024 untuk ‘Person of the Year’ dalam kejahatan terorganisasi dan korupsi. Nama Joko Widodo termasuk dengan suara terbanyak. “Kami meminta nominasi dari para pembaca, jurnalis, juri Person of the Year, dan pihak lain dalam jaringan global OCCRP,” katanya. 

Para finalis yang memperoleh suara terbanyak tahun ini adalah Presiden Kenya William Ruto. Di urutan kedua adalah mantan Presiden Indonesia Joko Widodo, ketiga Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu, keempat Mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, dan kelima Pengusaha India Gautam Adani

Jumlah orang yang belum pernah terjadi sebelumnya,  lebih dari 40.000 orang  menulis surat untuk mencalonkan Presiden Kenya William Ruto sebagai “Tokoh Tahun Ini.” Dipicu oleh usulan RUU keuangan yang kontroversial, pengangguran di kalangan pemuda, dan kemarahan terhadap pemerintah mereka yang korup, kaum muda Kenya mengadakan demonstrasi selama berminggu-minggu pada bulan Juni dan Juli lalu. Mereka  menuntut agar Ruto mundur. Pasukan keamanan menanggapi dengan gas air mata, meriam air, penangkapan, dan peluru . Banyak orang terbunuh, terluka, atau hilang setelah protes tersebut.

Para juri mengakui pentingnya kepentingan publik dan kemarahan terhadap korupsi. Namun, karena penghargaan diberikan kepada orang yang telah melakukan tindakan paling besar untuk menimbulkan kekacauan di seluruh dunia melalui kejahatan terorganisasi dan korupsi, mereka akhirnya memilih Assad sebagai pemenang. 

Sementara untuk Joko Widodo, OCCRP tidak menyebutkan alasannya dan berapa suara yang mengusulkannya.

Berikut daftar Person of Years OCCRP dari tahun ke tahun

  • 2024 Bashar al Assad
  • 2023 Maria Consuelo Porras
  • 2022 Yevgeny Prigozhin
  • 2021 Alexander Lukashenko
  • 2020 Jair Bolsonaro 
  • 2019 Joseph Muscat
  • 2018 Bank Denmark
  • 2017 Rodrigo Duterte
  • 2016 Nicolas Maduro
  • 2015 Milo Djukanovic
  • 2014 Vladimir Putin
  • 2013 Parlemen Rumania
  • 2012 Ilham Aliyev

Lifetime Non-Achievement Award

Untuk pertama kalinya dalam 13 tahun sejarah kontes ini, para juri telah memberikan penghargaan khusus "Lifetime Non-Achievement Award." Penghargaan tersebut diberikan kepada Presiden Guinea Ekuatorial Teodoro Obiang Nguema Mbasogo. Dia adalah salah satu diktator terlama di dunia. 

Setelah memimpin kudeta pada tahun 1979 untuk merebut kekuasaan dari pamannya, Obiang telah secara brutal menekan setiap perbedaan pendapat dengan penangkapan yang tidak sah, penghilangan paksa, dan penyiksaan.

"Melalui rasa takut, penindasan, dan korupsi, Teodoro Obiang telah menciptakan dinasti kekayaan dan impunitas," kata jurnalis investigasi Ghana Anas Aremeyaw Anas, yang menjadi juri dalam kontes tahun ini.

"Kecenderungan diktatornya dengan cepat ditiru oleh para pemimpin di seluruh benua Afrika, dengan para pemimpin kudeta saat ini memandangnya sebagai ‘nabi’  bagi yang memiliki ambisi serupa untuk menjadi bapak korupsi seperti dia."

Baik Assad maupun Obiang adalah contoh rezim diktator yang sudah lama berkuasa, yang di dalamnya korupsi memainkan peran penting. “Korupsi merupakan bagian mendasar dari upaya merebut kekuasaan negara dan menjadikan pemerintahan otokratis berkuasa,” kata Penerbit OCCRP Drew Sullivan. 

“Pemerintah yang korup ini melanggar hak asasi manusia, memanipulasi pemilu, menjarah sumber daya alam, dan pada akhirnya menciptakan konflik akibat ketidakstabilan yang melekat pada diri mereka. Satu-satunya masa depan mereka adalah keruntuhan yang kejam atau revolusi berdarah.”