logo
Astra International
Korporasi

Astra (ASII) Bicara Investasi Sektor Kesehatan, Antisipasi Tantangan Sektor Otomotif?

  • Di tengah tantangan penjualan mobil pada awal tahun ini, PT Astra International Tbk (ASII) berkomitmen memperkokoh diverfikasi bisnisnya dengan fokus pada investasi di sektor jasa kesehatan dan energi terbarukan.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Di tengah tantangan penjualan mobil pada awal tahun ini, PT Astra International Tbk (ASII) berkomitmen memperkokoh diverfikasi bisnisnya dengan fokus pada investasi di sektor jasa kesehatan dan energi terbarukan.

Head of Corporate Investor Relations Astra International, Tira Ardianti, menyatakan bahwa tahun lalu ASII telah melakukan investasi di kedua sektor tersebut. Salah satu sektor yang menjadi perhatian serius ASII adalah sektor kesehatan. 

"Kami telah berinvestasi di salah satu rumah sakit jantung swasta terkemuka di Indonesia, yaitu Heartology Cardiovascular Hospital, yang kami akuisisi pada akhir tahun lalu," ujar Tira di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis, 13 Februari 2025.

Selain itu, ASII juga telah berinvestasi pada Halodoc, meningkatkan kepemilikannya di platform tersebut, serta memperluas kepemilikan di PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL). Dengan berbagai investasi ini, sektor kesehatan menjadi salah satu fokus utama ASII. "Sektor ini sangat berkembang di Indonesia, dan kebutuhan akan layanan kesehatan terus meningkat. Kami merasa Astra dapat berkontribusi di sini," tambahnya.

Di sisi lain, Tira juga menyoroti sektor energi terbarukan yang menjadi perhatian ASII melalui anak usahanya, PT United Tractors Tbk. (UNTR). Dalam beberapa tahun terakhir, UNTR telah melakukan investasi di bidang energi terbarukan, termasuk geotermal, solar PV, dan solusi berbasis alam. "Sektor ini juga menjadi bagian dari investasi masa depan ASII," ujar Tira.

Sebagai informasi, melalui anak perusahaannya, PT Astra Sehat Nusantara, ASII berhasil menyelesaikan akuisisi Heartology Cardiovascular Hospital pada akhir tahun lalu dengan nilai investasi sebesar Rp643 miliar. 

Dengan akuisisi ini, total investasi Astra di sektor kesehatan mencapai US$275 juta atau setara dengan Rp4,2 triliun. Sebelumnya, Astra telah memasuki sektor layanan kesehatan pada tahun 2021 dengan berinvestasi di platform Halodoc dan pada Rumah Sakit Hermina pada tahun 2022.

Tren Bisnis Otomotif

Sementara itu, pada Januari 2025, dalam bisnis utamanya ASII mencatatkan penjualan wholesales Toyota sebanyak 22.082 unit, naik 5,2% dibandingkan tahun sebelumnya (YoY), meskipun turun 17% dibandingkan bulan sebelumnya (MoM).

Penjualan wholesales Daihatsu mencapai 9.983 unit, turun 31% YoY dan 24% MoM. Secara keseluruhan, kedua merek utama ASII ini mengalami penurunan penjualan sebesar 9,3% YoY dan 19% MoM, namun kinerjanya masih lebih baik dibandingkan dengan industri secara keseluruhan yang mengalami penurunan 11% YoY dan 23% MoM. 

Tim Riset Stockbit Sekuritas menyatakan bahwa market share gabungan Toyota dan Daihatsu meningkat menjadi 51,8% pada Januari 2025, dibandingkan dengan 49,8% pada Desember 2024 dan 50,7% pada Januari 2024. Penurunan penjualan otomotif dapat mengindikasikan lemahnya daya beli masyarakat pada awal 2025.

“Ke depannya, investor perlu memerhatikan perkembangan penjualan grosir (wholesales) pada Februari dan Maret 2025, mengingat secara historis penjualan mobil dan motor sebelum periode Lebaran – yang diperkirakan berlangsung sekitar 31 Maret–1 April 2025 – biasanya cukup kuat,” jelas mereka. 

Selain itu, meskipun target penjualan 2025 tidak mengalami kenaikan yang signifikan, tim Riset Stockbit Sekuritas menilai dibutuhkan katalis tambahan agar target penjualan mobil dapat tercapai.

Sebelumnya, Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, mengatakan bahwa pihaknya mempertahankan proyeksi penjualan mobil sepanjang 2025 setidaknya mencapai 900.000 unit, naik sekitar 4% secara tahunan dari realisasi wholesales 2024.