Asyik, Warga Buleleng Nonton TV Tak Lagi Butuh Parabola
- Proyek pembangunan Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali di kawasan ini ditarget rampung paling lambat pada 26 Desember 2023. Dengan rampungnya dibangun tower ini, diharapkan masyarakat bisa lebih optimal menggunakan layanan telekomunikasi dan televisi.
Infrastruktur
JAKARTA - Beberapa daerah di kawasan Bali utara termasuk ke dalam “blank spot” . Dinamakan demikian lntaran tempat-tempat yang tidak memiliki sinyal akibat tidak adanya menara telekomunikasi. Diantaranya adalah Kabupaten Buleleng, Jembrana, dan Karangasem. Selama ini masyarakat Buleleng bahkan harus memakai parabola untuk mendapatkan siaran televisi.
Kabar baiknya, proyek pembangunan Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali di kawasan ini ditarget rampung paling lambat pada 26 Desember 2023. Dengan rampungnya dibangun tower ini, diharapkan masyarakat bisa lebih optimal menggunakan layanan telekomunikasi dan televisi.
Tower setinggi 115 meter atau total 1.636 diatas permukaan laut ini berlokasi di Desa Pegayaman, Kabupaten Buleleng, Bali.
Melihat potensi daerahnya sebagai jujugan wisatawan dari penjuru dunia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali juga menjadikan Turyapada Tower sebagai daya tarik wisata. Area ini juga dilengkapi dengan wahana edukasi berupa planetarium, skywalk, restoran putar, dan jembatan kaca.
- 3 Pelajaran Tentang Uang yang Dapat Jadi Bekal dalam Menjalani Kehidupan
- Fasilitasi Peneliti Industri Keuangan, OJK Luncurkan Jurnal Ilmiah Internasional
- Mengenal 6 Akad dalam Prinsip Pasar Modal Syariah
Dikutip dari Antara pada Selasa, 26 September 2023, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Kominfos) Provinsi Bali Gede Permana menyebut realisasi pembangunan Turyapada Tower sudah rampung di atas 50%.
“Saat ini sedang tahap pemasangan dudukan antena, finishing pada pedestal, pemasangan keramik, plafon, dan sebagainya,” tuturnya.
Sementara pembangunan restoran putar, planetarium, dan jembatan kaca ditarget selesai akhir tahun. Menurut Permana, pengelolaan Turyapada Tower ini nantinya akan dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) bentukan pemerintah.
Untuk diketahui proyek menara bertaraf internasional ini digarap oleh PT Hutama Karya dengan nilai kontrak Rp334,27 miliar. Kontrak resmi diteken pada 13 Juli 2023, dan batu pertama diletakkan sepuluh hari setelahnya yaitu pada 23 Juli 2023.
Turyapada tower digadang-gadang akan menjadi destinasi wisata terpadu baru di Bali dengan membawa konsep bangunan green building yang mencerminkan hubungan alam dan kebudayaan bali serta terbagi atas 6 zona yang diantaranya zona edukasi, zona komunal, zona komersial (UMKM), zona rekreatif, zona pengelola, dan zona perkebunan.
Selain menjadi ikon wisata, kehadiran Turyapada tower juga akan mengoptimalkan siaran TV digital dengan jangkauan 80% wilayah Buleleng, Jembrana, hingga Karangasem. Lalu menjadi daya tarik pariwisata baru berkelas dunia, membuka lapangan pekerjaan baru dan menjadi pusat pertumbuhan perekonomian baru daerah setempat.