<p>Bendung Karet Tirtonadi di Solo. / Dok. Kementerian PUPR</p>
Nasional

Atasi Banjir di Solo, PUPR Rehabilitasi Bendung Karet Tirtonadi

  • JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan rehabilitasi Bendung Karet Tirtonadi demi mendukung pengendalian banjir di Kota Solo, Jawa Tengah. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan infrastruktur tersebut akan meningkatkan tampungan air pada musim kemarau dan mengendalikan debit banjir pada musim hujan. Sebab, kantong karet akan diganti menjadi lebar bentang 60 meter […]

Nasional
wahyudatun nisa

wahyudatun nisa

Author

JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan rehabilitasi Bendung Karet Tirtonadi demi mendukung pengendalian banjir di Kota Solo, Jawa Tengah.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan infrastruktur tersebut akan meningkatkan tampungan air pada musim kemarau dan mengendalikan debit banjir pada musim hujan. Sebab, kantong karet akan diganti menjadi lebar bentang 60 meter dari sebelumnya lebar 20 meter.

“Fungsi Bendung Karet Tirtonadi akan menurunkan elevasi banjir 2,1 meter dan mengurangi risiko banjir seluas 110 hektar di beberapa wilayah di Kota Solo seperti Kecamatan Banjarsari,” kata Basuki, Rabu, 10 Juni 2020.

Dia menjelaskan, saat musim kemarau pintu Bendung akan ditutup sehingga menjadi long storage yang dapat menampung air kurang lebih 1 juta meter kubik. Sementara, pada musim hujan akan dibuka dengan kapasitas pengaliran air 1.048 meter kubik per detik, atau lebih besar dari debit awal 390 meter kubik per detik.

Basuki menyebutkan pihaknya menerapkan inovasi kantong karet yang dipasang melintang sungai untuk menaikan tinggi muka air. Teknologi ini dilengkapi dengan gate panel yang terbuat dari baja dengan ketebalan 16 milimeter dan tinggi 305 centimeter saat pembendungan dan 32 centimeter saat kondisi flat.

Menurutnya, sejumlah keunggulan teknologi itu antara lain waktu pengoperasian yang relatif singkat, mampu melindungi air blader dari material sungai, tahan terhadap perubahan suhu ekstrem dan vandalisme.

Dikatakan Basuki, pembangunan rehabilitasi bendung tersebut merupakan bagian dari pekerjaan normalisasi Kali Pepe Hulu sepanjang 3.200 meter. Pembangunan infrastruktur ini telah rampung pada tahun 2018 dengan biaya sebesar Rp182,3 miliar.

Selain untuk mengendalikan banjir, kata Basuki, Bendung ini juga merupakan objek wisata edukasi yang dilengkapi dengan taman yang menjadi ruang terbuka publik. Ini juga menjadi upaya Kementerian PUPR mengedukasi publik akan pentingnya air dan pengelolaan sumber-sumber air yang berkelanjutan.

“Pengelolaan air adalah urusan kita bersama termasuk masyarakat sebagai pemakai air. Oleh karena itu kita wajib melestarikan keberadaan sumber air, seperti tidak membuang sampah ke sungai,” tegas Basuki. (SKO)