Perdana Menteri Korea Utara Kim Tok-hun,
Dunia

Atasi Krisis Pangan, Korut Minta Warga Tanam Gandum

  • Korea Utara dilaporkan menghadapi kekurangan pangan yang serius dengan laporan kematian karena kelaparan di beberapa wilayah.
Dunia
Distika Safara Setianda

Distika Safara Setianda

Author

JAKARTA - Korea Utara telah berupaya meningkatkan produksi tanaman selama musim panen pada musim gugur. Upaya itu diharapkan dapat mengantisipasi kekurangan pangan di pada akhir tahun. 

Baru-baru ini, surat kabar utama Korea Utara, Rodong Sinmun, mengeluarkan laporan yang menyatakan saat ini adalah “waktu kritis” dalam mencapai target produksi biji-bijian tahun ini. Para pejabat didorong memimpin upaya untuk mencapai hasil yang memuaskan dalam sektor pertanian.

“Sangat penting bagi komite provinsi, kota, dan kabupaten di negara itu untuk memandu upaya dengan baik untuk menghasilkan pencapaian di sektor pertanian dengan sikap bahwa mereka bertanggung jawab penuh atas hasil pertanian di wilayah mereka,” kata pemimpin Korea Utara Kim Jong-un

Dalam laporan terpisah, surat kabar tersebut mengajak masyarakat menanam gandum dan barley/barli. Hal itu tampaknya merupakan upaya untuk diversifikasi produksi tanaman, yang selama ini berfokus pada padi dan jagung.

Kementerian penyatuan Korea Selatan mengatakan situasi pangan di Korea Utara tampaknya telah membaik jika dibandingkan dengan enam bulan pertama tahun ini, berkat peningkatan panen dan impor tanaman.

Korea Utara dilaporkan menghadapi kekurangan pangan yang serius dengan laporan kematian karena kelaparan di beberapa wilayah. Hal itu dampak penutupan perbatasan COVID-19 yang berkepanjangan. Gangguan pasokan pangan yang dikendalikan negara telah memperparah situasi tersebut.

Dalam wawancara terbaru dengan agensi berita negara Rusia, TASS, Duta Besar Rusia untuk Korea Utara Alexander Matsegora menyatakan Korea Utara menolak tawaran bantuan makanan dari Rusia dengan alasan telah memiliki “panen yang baik.”

Produksi tanaman di Korea Utara diperkirakan mencapai 4,51 juta ton tahun lalu, mengalami penurunan sebesar 3,8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menurut laporan dari Administrasi Pengembangan Pedesaan Korea Selatan.