Australia-AS Jajaki Kerja Sama di Bidang Mineral Penting
- Australia dan Amerika Serikat (AS) berencana bekerja sama dalam bidang mineral penting dan memperkuat infrastruktur Kepulauan Pasifik saat Perdana Menteri Anthony Albanese mengunjungi Washington pekan ini.
Dunia
JAKARTA - Australia dan Amerika Serikat (AS) berencana bekerja sama dalam bidang mineral penting dan memperkuat infrastruktur Kepulauan Pasifik saat Perdana Menteri Anthony Albanese mengunjungi Washington pekan ini.
Jadwal kunjungan Albanese ke Gedung Putih dimulai pada Selasa, 24 Oktober 2023, waktu Washington. Lawatan itu fokus pada bagaimana aliansi keamanan Australia dengan AS semakin meluas menjadi kemitraan ekonomi dan teknologi.
“Kedua pemimpin akan menyempurnakan rincian kerjasama lebih lanjut dalam bidang keamanan siber, selain dari investasi Microsoft senilai US$5 miliar di Australia,” kata pejabat pemerintahan Biden, dilansir dari Reuters, Selasa.
- Emiten Milik Raja Batu Bara Low Tuck Kwong (BYAN) Setor Rp11,86 Triliun ke Kas Negara
- Pemilu Argentina: Kemenangan Massa Redakan Kekhawatiran Devaluasi Peso
- Google Search Kini Tambah Fitur Baru, Mudahkan Anda Berlatih Bahasa Asing
“Beberapa pengumuman, termasuk proyek infrastruktur, akan menunjukkan kerja sama antara AS dan Australia di wilayah Pasifik. Kedua pemimpin menganggapnya sebagai keharusan untuk fokus pada Kepulauan Pasifik, meskipun AS sedang menghadapi krisis di Timur Tengah,” kata pejabat tersebut.
Tugas khusus mineral penting untuk meningkatkan investasi swasta di industri tanah jarang Australia dan mengurangi ketergantungan global pada China akan menjadi fokus utama jadwal Albanese pada Selasa. Albanese menyatakan, Australia ingin bekerja sama dengan perusahaan AS.
“Kami berada dalam posisi yang kuat sebagai penyedia terbesar di dunia untuk litium, sebagai contoh, serta pasokan yang signifikan untuk kobalt, vanadium, tembaga, nikel. Mineral yang akan menggerakkan dunia di abad ke-21 adalah hal-hal yang dimiliki Australia dalam jumlah yang signifikan,” katanya.
Tidak ada pengumuman tentang kesepakatan dengan Departemen Pertahanan AS yang diharapkan minggu ini. Analis Australia mengatakan, sektor otomotif dan pertahanan AS adalah pembeli besar tanah jarang dan kontrak penjualan jangka panjang dapat mengurangi risiko investor dalam mengembangkan pemrosesan Australia.
Albanese akan mengunjungi China, mitra dagang terbesar Australia dan pembeli terbesar bijih besinya, pada tanggal 4 November. Washington tahun ini telah menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan dengan Papua Nugini, di sebelah utara Australia, dan membuka kantor USAID di wilayah tersebut.
Hal itu setelah China melakukan perjanjian keamanan dengan Kepulauan Solomon. Albanese dan Biden juga akan membahas Laut China Selatan, di mana ketegangan antara China dan Filipina semakin meningkat.
- IEA: Tahun 2030 Puncak Permintaan Bahan Bakar Fosil Dunia
- Respons Jokowi Usai Dilaporkan KPK karena Tuduhan Nepotisme
- Nilai Bitcoin Melonjak, Waspadai Aksi Profit Taking di Kisaran Harga Ini
Albanese akan bertemu dengan anggota parlemen AS setiap hari selama kunjungannya ke Washington untuk menekankan perlunya kemitraan teknologi pertahanan AUKUS dengan AS dan Inggris. Kemitraan ini bertujuan untuk menjual kapal selam bertenaga nuklir kepada Australia dan membangun kelas kapal selam baru di Australia pada tahun 2040.
Perjanjian tersebut masih menghadapi hambatan di Kongres AS, dan kendala ekspor AS yang dapat memperlambat pelaksanaannya. Pada Jumat, 20 Oktober 2023, pemerintahan Biden mengajukan permintaan anggaran tambahan kepada Kongres yang mencakup langkah-langkah untuk mendukung komitmen AS dalam kerangka AUKUS.