Australia Jaga Suku Bunga Stabil 4 Bulan Beruntun
- Namun, beberapa ekonom telah mencatat kemungkinan kenaikan suku bunga pada bulan November tergantung pada hasil laporan inflasi kuartal ketiga.
Dunia
JAKARTA - Bank sentral Australia mempertahankan tingkat suku bunga stabil untuk bulan keempat berturut-turut, Selasa 3 Oktober 2023. Meski demikian, capaian ini dinilai perlu dibarengi pengetatan lebih lanjut untuk mengendalikan inflasi dalam jangka waktu yang wajar.
Setelah menyelesaikan pertemuan kebijakan bulan Oktober, yang pertama kali dipimpin Gubernur Michele Bullock, Reserve Bank of Australia (RBA) mempertahankan tingkat suku bunga pada level tertinggi dalam 11 tahun, yaitu 4,10%.
RBA mengatakan data-data terbaru konsisten dengan inflasi yang kembali ke target 2-3% dalam jangka waktu tertentu, dengan produksi dan lapangan kerja masih terus tumbuh.
Pasar dan ekonom telah bertaruh pada hasil yang stabil setelah serangkaian data ekonomi, termasuk inflasi, penjualan ritel, dan lowongan pekerjaan, tidak secara signifikan mengubah prospek suku bunga.
- Masuk Indeks IDX-PEFINDO Prime Bank, Saham-Saham Perbankan Ini Menguat
- Cara Edit Foto Pakai Filter AI Yearbook yang Lagi Ramai di Instagram
- Menurut Pakar UGM, Pelarangan TiktokShop Harus Disertai Kebijakan Pendukung Lain
Namun, beberapa ekonom telah mencatat kemungkinan kenaikan suku bunga pada bulan November tergantung pada hasil laporan inflasi kuartal ketiga. Dolar Australia hampir tidak bergerak ketika hasil yang stabil diumumkan dan saat itu berada di level $0,6343, setelah sebelumnya turun 0,3% dalam hari tersebut.
Kontrak berjangka obligasi tiga tahun juga tetap pada kerugian sebelumnya, turun 4 poin pada 95,87. “Ini akan memberikan waktu lebih lanjut untuk menilai dampak kenaikan suku bunga hingga saat ini dan prospek ekonomi,” kata Bullock, yang menggantikan Philip Lowe bulan lalu.
“Kemungkinan perlu ada pengetatan lebih lanjut dalam kebijakan moneter untuk memastikan bahwa inflasi kembali ke target dalam waktu yang wajar. Namun hal itu akan terus tergantung pada data dan penilaian risiko yang terus berkembang," imbuh Bullock.
- Rekomendasi Lagu Bertema Cinta Karya The Beatles
- Meski Lagi Tren, 7 Makanan Ini Ternyata Tidak Boleh Dimasak dengan Air Fryer
- 5 Bisnis Kaesang yang Gulung Tikar, Ada Goola hingga Madhang
Selama bulan tersebut, inflasi naik sesuai yang diharapkan karena harga bahan bakar, lowongan pekerjaan turun dari tingkat yang tinggi secara historis, dan belanja konsumen tetap rendah. Itu menunjukkan kenaikan suku bunga sejauh ini berhasil menekan permintaan dalam perekonomian.
Lonjakan tingkat imbal hasil obligasi global juga memperketat kondisi keuangan, mengurangi tekanan pada bank sentral untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut. RBA telah meningkatkan suku bunga sebanyak 400 basis poin sejak Mei tahun lalu.
Penilaian terbaru adalah bahwa bank ini melihat jalur kredibel di mana inflasi dapat kembali ke kisaran target bank, yaitu 2-3%, pada akhir 2025 dengan suku bunga kas pada level 4,1%.