Australia Sepakat Ekspor 60 Ribu Lithium ke Indonesia
- Pemerintah semakin serius dalam mempersiapkan ekosistem kendaraan listrik dari hulu hingga hilir termasuk hilirisasi. Bahkan terus merayu para investor untuk segera merapat ke Indonesia untuk turut memasok bahan utama baterai listrik.
Energi
JAKARTA - Pemerintah semakin serius dalam mempersiapkan ekosistem kendaraan listrik dari hulu hingga hilir. Bahkan terus merayu para investor untuk segera merapat ke Indonesia untuk turut memasok bahan utama baterai listrik.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan mengatakan, Australia sepakat akan mengekspor 60 ribu ton lithium ke Indonesia yang akan di proses di Morowali.
"Australia sepakat untuk 60 ribu ton yang diekspor ke Indonesia juga diproses di Morowali. Sehingga kita punya lithium sekarang," katanya di laman Instagramnya dilansir Selasa, 11 Juli 2023.
- IHSG Ditutup Menguat 0,22 Persen, TGUK jadi Top Gainers
- Baru IPO, Kedai Minuman (TGUK) Pakai Rp40 Miliar Buka 220 Gerai Baru
- Hadapi Utang Jumbo, APLN Dinilai Bakal Hadapi Situasi Sulit
Dari kesepakatan tersebut, Luhut mengatakan, Indonesia berencana untuk menambah 60 ribu ton lagi ke depannya.
Investasi Australia di Indonesia
Berdasarkan data Kementerian BKPM, realisasi investasi Australia di Indonesia dari 2018 hingga kuartal 1-2023 mencapai US$2,17 miliar atau setara dengan Rp32,9 triliun (Kurs Rp15.100 per dolar AS).
Jika dirinci lebih lanjut, untuk 2018 realisasi investasi Australia di angka US$597 juta, lalu turun ke US$348 juta pada 2019, dan naik tipis di 2020 sebesar US$3499 juta.
Sementara 2021 kembali merosot menjadi US$195 juta. Kemudian 2022 naik lagi dan menyentuh angka US$524 juta, namun hingga kuartal 1-2023 realisasi masih di angka US$157 juta.
Investasi negara kangguru ini paling tinggi menyasar industri pertambangan dengan nilai US$1,304 juta atau 59,6%. Disusul urutan kedua industri logam dasar, barang logam bukan mesin dan peralatannya diangka 162 juta atau 7,4%.
Ururutan ketiga hingga lima masing-masing, hotel dan restoran US$156 juta atau 7,3%, jasa US$131 juta setara 6$ serta listrik gas dan air di angka US$85,5 juta hanya 3,9% lalu sektor lainnya US$349,5 juta atau 75,6%.
Berdasarkan wilayah, NTB menjadi lokasi negara Australia untuk berinvestasi di Indonesia dengan besaran US$647 juta atau 30%, disusul Papua Barat di angka US$269 juta.
Kalimantan Timur, Kepulauan Riau dan Bali juga menjadi lokasi sebaran reaisasi investasi Australia masing-masing US$210 juta, US$150 juta dan US$129 juta. Sedangkan provinsi lainnya sebesar US$781 juta atau 35%.
Perbandingan Ekonomi Australia dan Indonesia
Jika dilihat dari populasi Australia memiliki penduduk dengan total 25,74 juta sedangkan Indonesia jauh lebih banyak di angka 273 juta. Berdasarkan PDB Indonesia Indonesia menembus US$1,187 triliun sedangkan Australia US$1,635 triliun. PDB perkapita Indonesia diangka US$4,361 sedangkan Australia US$63,464
Negeri kanguru itu memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih unggul dari Indonesia yaitu di angka 3,9% dan Indonesia diangkat 3,7%. Berdasarkan kemudahan berusaha, Australia memiliki peringkat ke-18 sedangkan Indonesia peringkat ke-73.
Adapun Ekspor impor kedua negara sebesar US$343,6 triliun untuk Australia dan US$229,8 triliun untuk Indonesia. Sedangkan impor dari dunia Australia US$261,2 triliun Indonesia berada di angka US$196 triliun.
Australia memiliki industri utama di bidang jasa dan layanan atau 62,7%, disusul pertambangan dan customer goods. Jika dilihat dari pertanian gandum, jelai, kanola, kapas, tebu, buah-buah, sayuran, beras, kacang polong dan jagung.
Indonesia ditopang oleh industri utama yaitu minyak bumi, gas alam, tekstil atau pakaian, peralatan listrik, pertambangan semen, peralatan medis kerajinan tangan, hingga pupuk kimia.
Kalau dilihat dari sisi pertanian komoditas kayu lapis, buah kelapa sawit, beras, jagung, tebu, kelapa, singkong, pisang, telur, unggas hingga karet mendominasi.