AUTO Bidik Kerja Sama dengan BYD, Peluang Cuan bagi Investor Saham
- Dalam hal kinerja keuangan, perusahaan efek itu cukup optimistis Astra Otoparts akan mencatatkan kinerja solid di kuartal III-2024
Korporasi
JAKARTA - PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), pemimpin pasar suku cadang otomotif, telah memulai negosiasi dengan produsen kendaraan listrik asal China, BYD, untuk mengeksplorasi potensi kerja sama dalam segmen kendaraan listrik (xEV) di Indonesia.
Menurut laporan RHB Sekuritas, Astra Otoparts memiliki kemampuan adaptif dalam merespons perkembangan permintaan di segmen xEV. Selain itu, perusahaan juga telah bekerja sama dengan Wuling Indonesia untuk penyediaan wheelbase dan baterai kendaraan listrik GS.
"Pabrik BYD di Indonesia diproyeksikan mulai beroperasi pada tahun 2026, meskipun pada tahap awal, kandungan lokal diperkirakan masih rendah," ungkap RHB Sekuritas dalam risetnya, dikutip Jumat, 6 September 2024.
- 14 Saham LQ45 Hari Ini 06 September 2024 Ditutup Naik
- IHSG Hari Ini 06 September 2024 Ditutup Naik 40,80 ke 7.721,85 Poin
- Inilah 10 Instansi Pusat yang Paling Ramai Peminat di CPNS 2024
Produsen kendaraan listrik juga diwajibkan mengikuti regulasi yang mensyaratkan kandungan lokal minimum sebesar 40% pada periode 2022-2026, 60% pada 2027-2029, dan 80% pada 2030, sebagaimana diatur dalam PP 79/2023 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.
Dalam hal kinerja keuangan, perusahaan efek itu cukup optimistis Astra Otoparts akan mencatatkan kinerja solid di kuartal III-2024, didorong oleh peningkatan permintaan pasar suku cadang.
Selain itu, emiten berkode saham AUTO ini diproyeksikan mampu mempertahankan pendapatan perdagangan bulanan rata-rata sebesar Rp800 miliar pada Juli-Agustus 2024, meningkat sekitar 10-15% dari rata-rata Rp700 miliar pada 2023.
Dengan kontribusi yang diperkirakan stabil di September, total pendapatan perdagangan Januari-September 2024 diperkirakan mencapai Rp6,9 triliun, tumbuh 8,4% secara tahunan, atau 82% dari proyeksi pendapatan tahunan.
Selain itu, RHB juga mencatat neraca keuangan AUTO tetap kuat, dengan proyeksi net cash untuk 2024-2025. Dengan demikian, RHB juga percaya bahwa entitas PT Astra International Tbk (ASII) berpotensi pembayaran dividen.
Oleh karena itu, RHB mempertahankan rekomendasi "buy" untuk saham AUTO dengan target harga Rp2.800 per saham, dengan potensi dividend yield tahun 2025 mencapai 5%. Target harga ini mengimplikasikan rasio P/E 2025 sebesar 7 kali, sejalan dengan rata-rata tiga tahun sebelumnya.
Meski demikian, ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan, termasuk potensi penurunan volume penjualan mobil domestik, kenaikan biaya bahan baku yang lebih tinggi dari perkiraan, serta perubahan regulasi pemerintah yang dapat berdampak pada kinerja perusahaan.
Dari lantai bursa, pada perdagangan Jumat, 6 September 2024, saham AUTO ditutup stagnan di level Rp2.300 per saham. Sementara itu, sepanjang tahun ini, saham AUTO terpantau melemah 3,77%.
Kendati begitu, investor yang membeli saham AUTO di harga sekarang, maka berpotensi cuan sekitar 21,74%. Asal tahu saja, meraih laba bersih konsolidasian sebesar Rp1,01 triliun pada semester I-2024.
Sementara itu, dari sisi pendapatan, AUTO sukses mengumpulkan pundi-pundi keuangan sebesar Rp9,19 triliun. Adapun kontributor pendapatan terbesar disumbang dari penjualan lokal ke pihak ketiga sebesar Rp5,59 triliun.