Menteri Keuangan, Sri Mulyani
Pasar Modal

Awal 2023, Aliran Modal Asing Masuk Rp43,9 Triliun di Pasar Obligasi RI

  • Aliran modal asing masuk (inflow) tercatat sebesar Rp43,9 triliun di pasar obligasi Indonesia sejak 1 Januari-20 Februari 2023.
Pasar Modal
Laila Ramdhini

Laila Ramdhini

Author

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebutkan aliran modal asing masuk (capital inflow) tercatat sebesar Rp43,9 triliun di pasar obligasi Indonesia pada1 Januari-20 Februari 2023, sebagai dampak dari membaiknya indikator pasar keuangan.

Beberapa waktu terakhir, sempat terjadi arus modal asing keluar (capital outflow) di beberapa negara pasar berkembang, termasuk Indonesia, karena kebijakan hawkish Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.

"Kebijakan Fed akan sangat menentukan modal asing yang sifatnya jangka pendek di saham maupun obligasi," kata Sri Mulyani, dikutip Kamis, 23 Februari 2023.

Selain di Indonesia, arus modal asing masuk juga terjadi di negara-negara pasar berkembang yang secara keseluruhan tercatat sebesar US$7,2 miliar atau setara dengan 1,5% dari dana kelolaan (Asset under Management/AuM). Secara persentase, angka tersebut lebih besar dari inflow ke negara-negara maju yang sekitar 0,8% dari dana kelolaan.

Menurut Sri Mulyani, pasar keuangan global yang selama ini menyumbang ketidakpastian dengan volatilitas tinggi sudah mulai mereda. Meskipun indikator Fed untuk tetap bertahan dengan suku bunga tinggi tetap akan menyumbang sentimen.

Indeks volatilitas pasar saham (VIX) dan index pasar obligasi (MOVE) masih dalam tren menurun pascapertemuan Fed pada Februari 2023. Indeks persepsi risiko (Credit Default Swap/CDS) Indonesia pun cenderung melandai, yang mengindikasikan persepsi risiko investor terhadap Indonesia terjaga.

"Volatilitas ini masih akan kami perhatikan karena tidak hanya akan memberi sentimen positif dan negatif, tetapi juga akan menentukan arus modal ke Indonesia," ucap Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut.

Usai pertemuan Fed pada bulan ini, dia mengungkapkan, imbal hasil (yield) obligasi AS meningkat. Kondisi ini cenderung sama dengan kondisi pascapertemuan Bank Sentral pada Desember 2022. Indeks dolar AS pun bergerak positif.

Di sisi lain, nilai tukar rupiah konsisten menunjukkan tren apresiasi sejak awal tahun 2023, yakni menguat 2,7%. Kondisi tersebut menggambarkan keseimbangan eksternal Indonesia yang bagus dan kepercayaan investor terhadap ekonomi domestik membaik.