Awali Tahun 2024, Pertumbuhan Kredit Bank Jatim di Atas Rata-rata Industri
- Direktur Mikro, Ritel, dan Menengah Bank Jatim R. Arief Wicaksono menyampaikan bahwa pertumbuhan kredit Perseroan berada di atas pertumbuhan rata-rata nasional yang hanya sebesar 12,40% yoy dengan komposisi kredit konsumtif sebesar Rp31,3 triliun atau meningkat 7,40% yoy dan kredit produktif sebesar Rp25,6 triliun atau meningkat 36,34% yoy.
Perbankan
JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) sukses mencatatkan kinerja yang positif sepanjang kuartal I 2024 dengan membukukan pertumbuhan kredit yang melebihi rata-rata industri.
Direktur Mikro, Ritel, dan Menengah Bank Jatim R. Arief Wicaksono menyampaikan bahwa pertumbuhan kredit Perseroan berada di atas pertumbuhan rata-rata nasional yang hanya sebesar 12,40% yoy dengan komposisi kredit konsumtif sebesar Rp31,3 triliun atau meningkat 7,40% yoy dan kredit produktif sebesar Rp25,6 triliun atau meningkat 36,34% yoy.
Menurut Arief, pertumbuhan kredit itu tidak lepas dari strategi transformasi yang telah diterapkan Perseroan sejak tahun 2023.
”Kami akan terus menambah tenaga Account Officer untuk memperbesar pertumbuhan kredit pada sektor produktif. Sedangkan untuk kredit konsumtif yang menjadi captive market tetap akan dimaksimalkan melalui momentum penerimaan tenaga ASN dan P3K, momen libur Idul Fitri, serta peningkatan pertumbuhan kredit dari sektor properti untuk peningkatan penyaluran kredit konsumtif,” ungkapnya.
- Ekonomi Tidak Pasti, Ini 6 Tips Sukses Miliki Bisnis Sampingan
- 10 Hotel Terbaik di Dunia 2024, Ada 2 dari Indonesia
- Penganut FIRE, Pertimbangkan 5 Hal Ini Sebelum Memutuskan Pensiun Dini!
Peningkatan sektor kredit produktif didukung oleh pertumbuhan segmen mikro yang melesat 36,63% yoy, segmen ritel dan menengah yang tumbuh 58,40% yoy, dan segmen korporasi merangkak 17,97% yoy.
Peningkatan kredit tersebut membantu Loan to Deposit Ratio (LDR) Perseroan untuk membaik. LDR pada kuartal I 2024 berada di level 70%. Sementara itu, rasio Non-performing Loan (NPL) Gross bankjatim yang melandai dari angka 3,03% pada kuartal pertama 2023 menjadi 2,82% pada kuartal pertama 2024.
Sementara itu, Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman menyampaikan, di tengah kondisi yang dinamis dan kompetisi yang cukup ketat pada awal 2024, Bank Jatim telah melakukan peninjauan atas beberapa tantangan sekaligus juga melanjutkan capaian selama 2023 kemarin yang terbagi dalam 5 poin utama.
Pertama, akuisisi pada pasar bisnis yang lebih luas yaitu pada sektor produktif, khususnya untuk bisnis kredit di segmen mikro, kecil, dan menengah.
Kedua, penguatan captive market segmen konsumer dengan menyelenggarakan program retensi, akuisisi, sampai dengan turunan di captive market tersebut sebagai kesatuan ekosistem yang dikuasai oleh Perseroan.
”Beberapa contoh ekosistem ini selain bisnis kredit konsumer antara lain seperti pembiayaan proyek Pemerintah Daerah, pengadaan termasuk layanan transaksional antar BUMD, BLUD dibawah kendali Pemerintah Daerah,” ungkap Busrul melalui keterangan yang diterima TrenAsia, Senin, 29 April 2024. Kemudian, ketiga, penetrasi layanan digital untuk meningkatkan rasio dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) Bank Jatim.
Baca Juga: BTN Mau Rem Penyaluran Kredit, Ini Alasannya!
Busrul mengatakan pihaknya dalam waktu dekat akan meluncurkan JConnect New Generation yang dilengkapi dengan beberapa pembaruan fitur, mulai dari pembukaan rekening dan penempatan deposito secara online sampai portofolio rekening nasabah yang terintegrasi dalam satu layanan.
Keempat, penggalian potensi income melalui layanan non-kredit, seperti peningkatan transaksi di bisnis treasury dan layanan devisa. Hal tersebut merupakan upaya diversifikasi produk. Kemudian kelima, fokus pada pertumbuhan bisnis secara unorganic melalui Kredit Usaha Bersama (KUB) dengan beberapa kandidat BPD.
Disampaikan oleh Busrul, salah satu bentuk contoh konkrit penguatan captive market business Perseroan adalah melalui marketplace Jawa Timur Belanja Online (JATIM BEJO).
Inisiasi ini didorong sebagai bentuk dukungan untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi, ekonomi digital, dan peningkatan utilitas layanan digital Bank Jatim, baik untuk kepentingan transaksional maupun penyaluran kredit.
Bank Jatim juga menyediakan layanan transaksional dan penyediaan fasilitas kredit untuk mitra Pemerintah Daerah dalam pengadaan kebutuhan rumah tangga.
”Penguatan captive market BJTM dalam kesatuan ekosistem yang resilien juga meliputi beberapa hal seperti Proyek Strategis Nasional di wilayah Jawa Timur, Pembangunan Infrastruktur yang merupakan domain dari Pemerintah Daerah, dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) & Badan Hukum Milik Negara (Universitas) yang juga menjadi goals BJTM di tahun 2024,” kata Busrul.
Busrul menjelaskan bahwa Perseroan selalu berupaya menciptakan value creation agar Bank Jatim dapat terus tumbuh sebagai entitas bisnis regional yang berorientasi dalam skala yang lebih luas.
Kemudian, merespon adanya wacana dari OJK terkait kepemilikan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) milik Pemda, Bank Jatim telah memiliki model bisnis untuk bekerja sama dengan BPR diwilayah Jawa Timur yang bernama APEX BPR Bank Jatim.
- Saham NCKL, DOID dan MTEL Menarik Disimak Saat IHSG Diramal Menguat
- Hari Ini RUPS, Cek Historis Dividen Sampoerna (HMSP)
- Saham MBMA, BBCA dan PGAS Top Gainers LQ45 Kala IHSG Sesi I Melompat
Kerja sama ini antara lain mencakup fungsi pooling of funds, financial Assistance seperti mismatch fund dan linkage program, serta technical assistance seperti penyediaan IT & Pengembangan produk dan pelatihan SDM.
”Secara total, jumlah anggota APEX BPR Bank Jatim berjumlah 98 BPR (milik pemda dan/atau non Pemda) dengan outstanding pinjaman khusus untuk BPR milik Pemda berjumlah Rp22,7 miliar. Lalu hal yang masih sedang berjalan saat ini dan terus menunjukkan progress adalah KUB dengan 3 BPD yang menjadi kandidat,” tutur Busrul.
Busrul pun menyampaikan perkembangan salah satu linj utama bisnis Bank Jatim di ekosistem digital, yaitu brand digital JCONNECT. Pada kuartal I 2024, JConnect Mobile telah memiliki 677.362 pengguna. Angka tersebut naik 25,77% (year-on-year/yoy). Untuk nominal transaksinya tercatat sebesar Rp4,9 triliun atau tumbuh 66,6% yoy.
”JConnect QRIS kami juga sudah mencapai 151.404 pengguna atau naik 113,74% yoy dengan nominal transaksi sebesar Rp126,43 miliar atau meningkat 173,84% yoy,” tutur Busrul.
Untuk memaksimalkan layanan perbankan di daerah dengan potensi bisnis besar, Bank Jatim juga mengoptimalkan layanan melalui Agen Jatim. Pasalnya, selain utilitas transaksi perbankan, Agen Jatim juga memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan penyaluran kredit utamanya melalui metode referral.
”Jumlah Agen Jatim sepanjang tiga bulan pertama tahun ini sukses tumbuh 137,28% yoy menjadi 8.815 pengguna dengan nominal transaksinya Rp18,78 miliar,” ungkap Busrul.
Pada kuartal I 2024, aset Bank Jatim tumbuh sebesar 4,37% yoy atau sebesar Rp100,8 miliar dengan kontribusi dominan dari peningkatan aset produktif. Sementara itu, penyaluran kredit Bank Jatim naik 18,76% yoy, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 2,34% yoy dengan kontribusi terbesar berasal dari jenis tabungan yang tumbuh 13,06% yoy, dan pendapatan bunga bersih yang meningkat 6,44% yoy.
”Pertumbuhan DPK terjadi karena adanya pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) yang berimplikasi pada meningkatnya outstanding tabungan. Kemudian laba bersih selama tiga bulan diawal tahun 2024 berhasil tumbuh menjadi Rp 310 miliar,” papar Busrul.
Sepanjang kuartal I 2024, Bank Jatim pun meraih beberapa penghargaan, di antaranya Indonesia Public Relation Awards (IPRA) 2024, Hari Pers Nasional 2024, Top BUMD Award 2024, Indonesia Corporate Secretary & Communication Awards (ICCA) ke IX, 13th Infobank – Isentia Digital Brand Recognition 2024, dan Digital Technology & Innovation Awards 2024.