<p>Ilustrasi kejahatan seksual menyasar anak-anak oleh predator di internet alias cybercrime / Pixabay</p>
Gaya Hidup

Awas! Bahaya Predator Intai Anak-anak di Internet

  • Pelaku akan mencari kerentanan dalam diri anak dengan cara menelaah perilaku anak, mengapa anak tersebut merasa kesepian, membutuhkan teman, atau bahkan keadaaan sebaliknya.

Gaya Hidup
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Teknologi memungkinkan kemudahan akses internet bagi anak-anak. Namun, kecanggihan tersebut juga menimbulkan berbagai risiko.

Bagi orang tua, diimbau untuk tetap memperhatikan aktivitas anak-anak selama berselancar di internet. Sebab, banyak potensi kejahatan di luar sana, termasuk para oknum tak bertanggung jawab yang dapat mengambil informasi penting lainnya.

“Para predator dapat mengambil data anak-anak, seperti nama sekolah mereka, tempat anak latihan setiap hari, dan bebagai informasi terkait aktivitas sehari-hari,” ujar Peneliti Black Center for Safe and Health Children Kacey Baine dalam sebuah video wawancara.

Pelaku, lanjunya, biasanya akan melihat dan mengamati sesuatu yang mendasar atau sederhana pada tahap awal. Dari informasi tersebut, mereka dapat mengetahui identitas orang tua anak.

Celah Anak

Menurut Kacey, pelaku akan mencari kerentanan dalam diri anak dengan cara menelaah perilaku anak, mengapa anak tersebut merasa kesepian, membutuhkan teman, atau bahkan keadaaan sebaliknya.

Jika anak mengalami kesepian, lanjutnya, pelaku memiliki celah untuk menawarkan diri mengisi kekosongan tersebut, dengan cara menjadi teman.

“Orang tua harus membuat batasan ketika anak sedang bermain internet,” ujarnya.

Kacey menjelaskan, hal itu dapat dilakukan dengan memilah daftar aplikasi apa saja yang boleh digunakan anak. Penting bagi orang tua untuk memiliki aplikasi yang sama di gadgetnya, agar dapat familiar dengan cara kerja dan penggunaan fiturnya.

Kemudian, orang tua disarankan untuk memiliki password akun atau aplikasi anak. “Simpan kata sandi anak Anda, dan jelaskan bahwa banyak kemungkinan yang terjadi di internet. Ini dilakukan demi keamanan,” tutur Kacey.

Selain itu, orang tua juga harus mengetahui teman sang anak agar dapat melakukan pengawasan secara lebih baik. Meskipun demikian, ketika anak menginjak usia dewasa, orang tua harus memberi sedikit kebebasan.

Terakhir, orang tua diimbau untuk mengingatkan anak agar tidak melakukan percakapan secara daring dengan orang yang tidak mereka kenal atau dikenal dengan stranger. (SKO)