<p>Gedung XL Axiata. / Xlaxiata.co.id</p>
Korporasi

Axiata Investment Lego 4,97 Persen Saham EXCL Senilai Rp1,44 Triliun

  • Pemegang saham pengendali PT XL Axiata Tbk (EXCL), Axiata Investments Sdn Berhad telah melepas 4,97% kepemilikan saham emiten operator telekomunikasi tersebut dengan nilai transaksi mencapai Rp1,44 triliun.

Korporasi

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Pemegang saham pengendali PT XL Axiata Tbk (EXCL), Axiata Investments Sdn Berhad telah melepas 4,97% kepemilikan saham emiten operator telekomunikasi tersebut dengan nilai transaksi mencapai Rp1,44 triliun. 

Direktur Axiata Investments, Vivek Sood mengatakan bahwa pihaknya melakukan penjualan sebanyak 533.409.340 lembar saham EXCL pada harga Rp2.700 per lembar. Transaksi dilakukan pada 27 Oktober 2021.

“Penjualan saham untuk tujuan investasi dengan status kepemilikan secara langsung,” ujar Vivek dikutip Selasa, 2 November 2021.

Dengan adanya transaksi tersebut, kepemilikan Axiata Investments atas saham EXCL berkurang menjadi 6.559.247.263 lembar saham atau sekitar 61,16% dari sebelumnya sebanyak 7.092.656.612 lembar saham atau setara 66,13%.

Jika dilihat dari jumlah saham yang dilepas, harga pelaksanaan, serta nilai transaksi, tampaknya penjualan saham EXCL ini merupakan realisasi dari perjanjian jual beli saham antara Axiata Investments dengan Ferrymount Investments Limited (FIL) pada 27 September 2021.

Dalam perjanjian tersebut Axiata Investments berencana menjual sekitar 5% saham EXCL senilai Rp1,44 triliun. Penyelesaian transaksi penjualan dijadwalkan pada Oktober 2021.

“Penjualan saham tersebut akan diselesaikan pada bulan Oktober 2021 atau tanggal lain yang disepakati oleh Axiata dan Ferrymount,” dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) beberapa waktu lalu.

Perjanjian tersebut juga menyertakan Procap Partners Ltd dan Tiga Investments Pte Ltd. Keduanya bertindak sebagai penjamin dalam transaksi tersebut. Sedangkan, saat ini Axiata mengempit 66,13% saham EXCL.

Sebagai informasi, Procap merupakan perusahaan dengan investasi di berbagai perusahaan yang berfokus pada teknologi yang berbasis di Indonesia dan Asia Tenggara, seperti Provident Growth Fund dan GoTo, raksasa teknologi gabungan usaha Gojek dan Tokopedia.

Sementara itu, Tiga Investment adalah perusahaan yang didirikan pada November 2017 berdasarkan hukum Singapura oleh George Raymond Zage. Ia telah menjadi penasihat dan investor di Indonesia selama lebih dari 25 tahun.