Ayam Goreng Nelongso (BAIK)
Bursa Saham

Ayam Goreng Nelongso (BAIK) Asal Kota Malang IPO di Harga Rp268-278

  • Ayam Goreng Nelongso yang tumbuh berkembang dari Kota Malang Jawa Timur pada aksi korporasi ini menawarkan hingga 225 juta lembar saham.
Bursa Saham
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA –  PT Bersama Mencapai Puncak Tbk (BAIK) sebuah emiten makanan yang terkenal dengan brand Ayam Goreng Nelongso tengah menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) di BEI untuk meraih dana segar maksimal sebesar Rp62,55 miliar.

Melansir prospektus BEI, Ayam Goreng Nelongso yang tumbuh berkembang dari Kota Malang Jawa Timur pada aksi korporasi ini menawarkan hingga 225 juta lembar saham. Presentase itu mewakili 20% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor setelah IPO, dengan nilai nominal Rp 50 per lembar.

Sementara itu, harga penawaran awal atau bookbuilding yang dilaksanakan pada 19 hingga 24 Januari 2024 oleh Ayam Goreng Nelongso berada dalam kisaran Rp268 hingga Rp278 per saham. Dengan harga tersebut, emiten makanan yang berkodekan saham BAIK ini berpotensi meraup dana antara Rp60,30-Rp62,55 miliar. 

Mengenai masa penawaran umum emiten ini akan dilangsungkan pada awal Februari mendatang, yaitu dari tanggal 2 hingga 12 Februari 2024, dengan pencatatan saham di BEI pada 15 Februari 2024. Asal tahu saja, Ayam Goreng Nelongso memilih MNC Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Waran Seri I 

Bersamaan dengan pelaksanaan penawaran umum saham perdana, perusahaan juga menerbitkan hingga 225 juta Waran Seri I, yang setara dengan 25% dari total saham yang ditempatkan dan disetor penuh pada saat pengajuan pernyataan pendaftaran untuk IPO. Waran Seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham yang ditawarkan pada tanggal penjatahan.

Setiap pemegang satu saham yang ditawarkan berhak mendapatkan satu Waran Seri I. Setiap Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham perusahaan dari portepel dengan harga pelaksanaan sebesar Rp400 per Waran Seri I.

Pelaksanaan Waran Seri I dapat dilakukan menjadi saham perusahaan setelah 18 bulan sejak tanggal pencatatan Waran Seri I di Bursa, hingga satu hari kerja sebelum ulang tahun ke-2 pencatatan Waran Seri I, yaitu dari 15 Agustus 2025 hingga 13 Februari 2026.

Pemegang Waran Seri I tidak memiliki hak sebagai pemegang saham, termasuk hak dividen, selama Waran Seri I tersebut belum dilaksanakan menjadi saham.

Jika Waran Seri I tidak dilaksanakan hingga habis masa berlakunya, maka Waran Seri I tersebut akan menjadi kadaluarsa, tidak memiliki nilai, dan tidak berlaku. Jangka waktu Waran Seri I tidak dapat diperpanjang. Nilai maksimal hasil pelaksanaan Waran Seri I adalah sebesar Rp90 miliar.

Alokasi Dana

Masih dari prospektus, sekitar 3,48% dari dana IPO akan dialokasikan untuk pembelian mesin dan kendaraan operasional guna meningkatkan efisiensi dalam proses distribusi produk dan bahan baku.

Selanjutnya, sekitar 10,16% akan digunakan untuk perpanjangan sewa outlet yang sudah ada, bertujuan untuk mendukung perluasan bisnis perseroan. Kemudian, sekitar 22,54 persen dari dana tersebut akan diarahkan ke proses renovasi outlet, gudang, kantor, dan sistem otomatisasi, dengan tujuan memperkuat infrastruktur perseroan untuk penyimpanan persediaan bahan baku yang lebih besar.

Sisanya, 63,82%  dari dana IPO akan dialokasikan untuk operational expenditure (opex), termasuk pembelian bahan baku, biaya pengembangan produk, kegiatan pemasaran, dan peningkatan brand. 

Sejalan dengan itu, dana yang diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri I akan difokuskan pada penambahan modal kerja perseroan. Hal ini mencakup pembelian bahan baku dan kegiatan pemasaran.

Pasca IPO, perusahaan memiliki rencana untuk mendistribusikan dividen sebanyak 20% dari laba bersih tahun berjalan setelah pajak, yang berakhir pada 31 Desember 2024, dan pada masa mendatang, sesuai dengan kemampuan kas perusahaan.

Pembayaran dividen akan ditentukan oleh sejumlah faktor, termasuk laba ditahan, kinerja operasional dan keuangan, kondisi keuangan, likuiditas, prospek usaha di masa depan, kebutuhan dana tunai, serta peluang bisnis.

Profil Ayam Goreng Nelongso

Sebelum IPO, pemegang saham BAIK atau Ayam Goreng Nelongsi terbagi sebagai berikut: PT Anak Baik Sejahtera memiliki 98,77%, Nanang Suherman memiliki 0,86%, dan Yeni Isnawati memiliki 0,37%.

Nanang Suherman dan Yeni Isnawati, melalui PT Anak Baik Sejahtera, bertindak sebagai pemegang saham utama dan pemilik manfaat utama (ultimate beneficial owner) dari perseroan. Yeni Isnawati menjabat sebagai komisaris utama, sementara Nanang Suherman mengepalai posisi direktur utama di perseroan.

Bersama Mencapai Puncak bermula dari unit usaha di bidang kuliner yang dikenal dengan nama Ayam Goreng Nelongso. Saat ini perseroan telah  memiliki entitas anak yang bergerak di bidang serupa, yakni Geprek Kak Rose.

Asal tahu saja, Nanang dan Yeni berhasil membentuk bisnis kuliner yang menggenggam potensi besar di industri ini. Pada waktu itu, peluang bisnis kuliner terutama di Kota Malang, terutama di area kampus dan kos-kosan, sangat menjanjikan. Mereka mengenali peluang di mana sedikit sekali tempat kuliner yang buka 24 jam dengan harga terjangkau khususnya untuk mahasiswa. 

Selain itu, banyak mahasiswa juga mencari pekerjaan paruh waktu untuk tambahan penghasilan atau hanya untuk mengisi waktu luang. Oleh karena itu, Nanang dan Yeni mulai merekrut karyawan dan menempatkan mereka di beberapa outlet, termasuk menambah karyawan sebagai sales paruh waktu dan petugas pengantaran pesanan.

Konsep ini membuat mereka menjadi pelopor usaha kuliner pertama di Kota Malang yang beroperasi 24 jam dengan layanan pengantaran dan penjualan, dengan memberdayakan mahasiswa sebagai karyawan paruh waktu.