<p>Ilustrasi perkebunan kelapa sawit. / Pixabay</p>
Industri

Ayo Bangkit! GAPKI Catat Produksi dan Ekspor Sawit Mulai Merangkak Naik

  • JAKARTA – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat kinerja industri sawit nasional pada kuartal III-2020 mulai menunjukkan tren perbaikan dibandingkan kuartal sebelumnya. Indikator perbaikan tercermin dari sisi produksi, ekspor, dan konsumsi produk dan minyak sawit Indonesia. “Kenaikan konsumsi dalam negeri dan ekspor menjadi menjadi harapan untuk mengantisipasi kenaikan produksi,” kata Mukti Sardjono, Direktur Eksekutif […]

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat kinerja industri sawit nasional pada kuartal III-2020 mulai menunjukkan tren perbaikan dibandingkan kuartal sebelumnya.

Indikator perbaikan tercermin dari sisi produksi, ekspor, dan konsumsi produk dan minyak sawit Indonesia.

“Kenaikan konsumsi dalam negeri dan ekspor menjadi menjadi harapan untuk mengantisipasi kenaikan produksi,” kata Mukti Sardjono, Direktur Eksekutif dalam laporan kinerja, Kamis, 12 November 2020.

Dari sisi produksi minyak sawit, GAPKI merekam adanya kenaikan yang konsisten dalam tiga bulan pada kuartal ketiga. Rinciannya, produksi crude palm oil (CPO) mencapai 3,85 juta ton pada Juli, 4,38 juta ton pada Agustus, dan 4,73 juta ton pada September 2020.

Meski demikian, kinerja secara tahunan per September 2020 masih tetap kontraksi 4,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sementara dari sisi ekspor, nilai pada September mencapai US$1.871 juta. Angka ini tumbuh 10% dibandingkan dengan nilai ekspor Agustus sebesar US$1.697 juta.

Menariknya, ekspor pada akhir kuartal tiga lebih besar dari periode yang sama tahun lalu. Di mana hingga September, nilai ekspor produk sawit menjadi US$15.498 juta dari sebelumnya sebesar US$14.458 juta.

Secara volume, ekspor September mencapai 2.764 ribu ton naik 3% atau setara 81 ribu ton dari Agustus 2020 sebesar 2.683 ribu ton.

Negara Tujuan Ekspor

Berdasarkan negara tujuannya, ekspor ke China pada September menyentuh 645 ribu ton. Naik dari 618 ribu ton dibandingkan Agustus.

Di sisi lain, ekspor ke India pada September sebanyak 351 ribu ton alias sama dengan bulan sebelumnya. Sementara ekspor ke Uni Eropa dan Pakistan pada September tercatat lebih rendah dari Agustus 2020.

Kenaikan ekspor juga terjadi ke Brazil, Malaysia, Rusia dan Afrika. Ekspor ke Brazil naik 44 ribu ton, Malaysia naik 39 ribu ton, Rusia naik 37 ribu ton, dan Afrika mencapai 39 ribu ton.

“Hal yang menarik adalah bahwa ke sebagian besar negara Afrika sebenarnya terjadi penurunan tetapi kenaikan yang tinggi terjadi dengan tujuan Kenya (naik 61 ribu ton) dan Afrika selatan (naik 33 ribu ton),” jelas Mukti.

Adapun konsumsi dalam negeri untuk pangan dalam empat bulan terakhir menunjukkan kenaikan yang konsisten. Pada September 2020, konsumsi untuk pangan mencapai 667 ribu ton.

Akan tetapi, secara tahunan sampai dengan September, konsumsi untuk pangan masih lebih rendah dari tahun lalu yakni -15,8%.

Sedangkan konsumsi untuk oleokimia cenderung mendatar, hanya sekitar 151 ribu ton yang nilainya sama dengan bulan Agustus. Namun, secara tahunan, sampai dengan September, konsumsi untuk oleokimia sudah lebih tinggi 49% dari 2019.

Lalu, konsumsi minyak sawit untuk bodiesel pada September 2020 mencapai 630 ribu ton naik 54 ribu ton dari bulan Agustus. Secara tahunan, konsumsi untuk biodiesel adalah naik 27,2% dari 2019.