Ayo Bergerak! Banjir Juga Tanggung Jawab Warga
Gaya Hidup

Ayo Bergerak! Banjir Juga Tanggung Jawab Warga

  • JAKARTA – Peristiwa banjir Jakarta awal tahun ini tercatat sebagai yang terbesar selama dua dekade terakhir. Hal ini sebagai bukti pemanasan global nyata adanya. Setidaknya, sampai saat ini ada korban meninggal sebanyak 67 orang dari bencana banjir dan longsor di Jakarta dan Jawa Barat. Pengamat Ekonomi Bhima Yudhistira, menaksir kerugian mencapai Rp10 triliun. Akibat dampak […]

Gaya Hidup

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Peristiwa banjir Jakarta awal tahun ini tercatat sebagai yang terbesar selama dua dekade terakhir. Hal ini sebagai bukti pemanasan global nyata adanya.

Setidaknya, sampai saat ini ada korban meninggal sebanyak 67 orang dari bencana banjir dan longsor di Jakarta dan Jawa Barat. Pengamat Ekonomi Bhima Yudhistira, menaksir kerugian mencapai Rp10 triliun.

Akibat dampak pemanasan global, saat ini, sudah banyak negara yang bertindak jauh lebih maju dari Indonesia. Anak-anak sekolah sudah mulai turun ke jalan menuntut pemerintah bergerak atasi isu pemanasan global.

Sebut saja Greta Thunberg, gadis asal Swedia yang terkenal mengomandani murid-murid sekolah untuk bersuara lantang di bidang lingkungan.

Dilansir dari National Geographic (09/01) Pemerintah AS banyak berinvestasi pada laboratorium penitian dam teknologi militer untuk menghadapi tantangan iklim saat ini.

Investasi Lingkungan

Sejalan dengan AS, perusahaan-perusahaan besar juga berlomba-lomba mengembangkan litbang, meningkatkan porsi Pendapatan Domestik Bruto (PDB) menjadi sekitar 2% di Inggris dan hampir 4% di Korea dan Finlandia. Hasilnya, mereka berhasil menciptakan teknologi mutakhir yang mengubah banyak aspek kehidupan manusia.

Sayangnya, inovasi perangkat keras tidak diimbangi dengan inovasi dalam masyarakat. Akibatnya, timbul kesenjangan antara perkembangan teknologi dan ekonomi, yang menyebabkan kondisi ekonomi seakan meresistansi kebijakan lingkungan.

Menurut Geoff Mulgan, Chief Executive Nesta, “Melihat ke belakang, kita meremehkan pentingnya inovasi dari bawah-ke-atas. Kita nyaman berbicara tentang pajak dan insentif, peraturan dan target. Tapi, kita tidak menyadari adanya alat-alat sosial untuk memobilisasi kreativitas massa – testbeds (pengujian sains) dan laboratorium, investasi dampak dan crowdfunding (pengumpulan dana), serta tantangan dan inovasi terbuka.”

Peran Masyarakat

Singkatnya, peran masyarakat begitu penting selain kemajuan sains dan teknologi. Contohnya di Inggris, pemerintah menginisiasi munculnya organisasi sosial baru yang mencoba merancang lingkungan rendah emisi karbon.

Seperti inisiasi desa ramah lingkungan bernama BEDZed di London) hingga aksi seluruh komunitas untuk menurunkan emisi mereka.

Di Indonesia, pemerintah telah mengintegrasikan isu perubahan iklim ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah melalui “Green Medium Term Development Plan”, salah satunya pembangunan rendah karbon.

Namun, salah satu tantangan pemerintah ada pada tahap eksekusi. Pihak swasta dinilai sebagai pihak yang penting untuk diajak bekerjasama.

Menurut Direktur Lingkungan Hidup Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Medrilzam, “Sejauh ini, belum banyak investasi yang berkaitan dengan pembangunan rendah karbon.”

Selain itu, Ia juga memandang perlu ada sinergitas antarkementerian dan pemerintah pusat maupun daerah untuk berkomitmen mewujudkan pembangunan yang ramah lingkungan.