Tekno

Badai Matahari Kategori G3 Sedang Menerjang Bumi

  • Matahari menyemburkan gelombang besar partikel pada 28 Oktober 2021 dan sekarang angin listrik meluncur menuju Bumi sebagai badai geomagnetik yang kuat.
Tekno
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

WASHINGTON- Matahari menyemburkan gelombang besar partikel pada 28 Oktober 2021 dan sekarang angin listrik meluncur menuju Bumi sebagai badai geomagnetik yang kuat.

Space Weather Prediction Center's (SWPC) menjelaskan badai  ini menempati kategori G3 pada skala 5  dan  diperkirakan mencapai Bumi pada Sabtu 30 Oktober 2021 malam waktu Amerika. Efek dari badai akan berlanjut hingga 31 Oktober.

“Dampak terhadap teknologi dari badai G3 umumnya hanya minimal. Namun badai G3 berpotensi mendorong aurora lebih jauh dari tempat tinggal normalnya di kutub,” tulis SWPC. "Aurora mungkin terlihat jauh di Timur Laut, ke atas Timur Tengah dan di atas negara bagian Washington."

Flare matahari besar, atau coronal mass ejections (CME), adalah jenis cuaca ruang angkasa rutin yang terjadi ketika gumpalan besar plasma (gas bermuatan listrik yang membentuk semua bintang di alam semesta) melarikan diri dari atmosfer matahari dan mengalir melalui ruang angkasa pada kecepatan ratusan hingga ribuan mil per detik. Menurut SWPC badai G3 saat ini bergerak dengan kecepatan sekitar 600 mil atau 970 kilometer per detik.

Biasanya dibutuhkan CME sekitar 15 hingga 18 jam untuk mencapai Bumi, di mana gumpalan itu menghantam perisai magnet planet kita, menekan perisai itu sedikit. Partikel surya bermuatan kemudian menabrak garis medan magnet, menuju Kutub Utara dan Selatan dan menerjang molekul atmosfer di sepanjang jalan. Molekul melepaskan energi sebagai cahaya berwarna-warni hingga menciptakan aurora.

CME juga dapat mengganggu sistem tenaga dan teknologi komunikasi tergantung pada kekuatan badai yang diberikan. “Untuk badai G3 navigasi satelit intermiten dan masalah navigasi radio frekuensi rendah dapat terjadi," kata SWPC dikutip LiveScience.

Badai yang lebih besar dapat menghasilkan pukulan yang lebih besar, seperti badai terkenal tahun 1859 yang dikenal sebagai Peristiwa Carrington. Badai ini mengganggu magnetosfer Bumi begitu parah sehingga kabel telegraf terbakar. Badai kaliber ini di masa depan dapat melumpuhkan internet global.

Matahari saat ini mendekati periode yang dikenal sebagai solar maximum  atau bagian paling aktif dari siklus 11 tahunnya. Selama periode ini medan magnet matahari, yang mengendalikan CME dan cuaca matahari lainnya berada pada titik terkuatnya hingga menghasilkan badai matahari yang lebih banyak dan lebih besar. Ledakan matahari lainnya baru-baru ini termasuk badai G2 yang menghantam Bumi pada 11 Oktober dan serangkaian badai G2 lainnya yang mencapai planet ini pada 27 September 2021.