Badai Matahari Menghantam Bumi Hari Ini, Ini Dampak yang Bakal Terjadi
- JAKARTA- Badai matahari berkecepatan tinggi tengah menghantam medanmagnet bumi hari ini, Rabu, 3 Agustus 2022. Badai ini datang saat matahari memasuki fase pali
Tekno
JAKARTA - Badai matahari berkecepatan tinggi tengah menghantam medan magnet bumi hari ini, Rabu, 3 Agustus 2022. Badai ini datang saat matahari memasuki fase paling aktif dari siklus matahari sekitar 11 tahun.
Hal ini diungkapkan oleh Peramal cuaca di Pusat Prediksi Cuaca Antariksa Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (SWPC) setelah mengamati peristiwa mengalirnya bahan gas dari lubang koronal selatan di atmosfer matahari.
Seperti diketahui, lubang koronal adalah area di atmosfer bagian atas matahari di mana gas listrik atau plasma memiliki suhu yang lebih dingin dan kurang padat.
Lubang tersebut biasnya menjadi tempat letaknya garis medan magnet matahari. Bedanya, alih-alih berputar dan kembali ke porosnya, medan magnet ini malah memancarkan sinar ke luar angkasa.
- Diblokir Kominfo, Harga Saham Paypal Malah Melonjak 12 Persen
- Cegah Importasi Kasus COVID-19 dari Luar Negeri, Pemerintah Perketat Skrining Pintu Masuk Indonesia
- Kenaikan Inflasi dan Ketegangan Cina-AS Tekan Nilai Kurs Rupiah
Menurut museum sains di San Francisco, Ecploratorium, hal ini memungkinkan material matahari untuk keluar dalam arus deras yang bergerak dengan kecepatan hingga 2,9 kilometer per jam.
Jika puing puing matahari yang dilontarkan ini diserap oleh planet yang punya medan magnet kuat seperti bumi, hal ini tentunya akan memicu badai geomagnetik.
Selama badai geomagnetik berlangsung, medan magnet bumi dikompresi sedikit oleh gelombang partikel yang sangat energik. Partikel-partikel ini kemudian menetes ke bawah garis medan magnet di dekat kutub dan menggerakkan molekul di atmosfer.
Partikel ini kemudian melepaskan energi dalam bentuk cahaya untuk menciptakan aurora berwarna-warni atau populer disebut sebagai cahaya utara (northern lights).
Mengutip Livescience, badai geomagnetik yang dihasilkan sebagai dampak dari badai matahari kali ini tergolong lemah, yakni pada kategori G-1.
Meski begitu, badai kategori ini berpotensi menyebabkan fluktuasi kecil pada jaringan listrik dan memengaruhi beberapa fungsi satelit, termasuk untuk perangkat seluler dan sistem GPS. Tak hanya itu, badai ini juga bisa membawa aurora ke arah selatan.
Sebagai informasi, badai geomagnetik ekstrem punya potensi untuk mengganggu medan magnet bumi. Sangking kuatnya, bahkan sanggup untuk melemparkan satelit jatuh ke muka bumi dan berdampak pada kelumpuhan akses internet.
Sejak 1775, badai matahari mencatatkan aktivitas naik turun. Namun baru-baru ini, matahari memang tampak lebih aktif. Keaktifan matahari dapat dilihat dari penampakan bintik matahari yang meningkat hingga dua kali lipat.
Para ilmuwan NOAA mengantisipasi bahwa aktivitas matahari akan terus meningkat selama beberapa tahun ke depan. Puncak badai matahari diprediksi terjadi pada 2025 sebelum menurun lagi.
Berdasarkan catatan sejarah, badai matahari terbesar terjadi pada peristiwa Carrington 1859. Kala itu, gelombang matahari melepaskan energi yang kira-kira sama dengan 10 miliar bom atom 1 megaton.
Saat menghantam bumi, aliran kuat partikel matahari melumpuhkan sistem telegraf di seluruh dunia dan menyebabkan aurora lebih terang dari cahaya bulan purnama muncul hingga di bagian selatan Karibia.
Jika peristiwa serupa terjadi hari ini, para ilmuwan memperingatkan akan potensi kerusakan sistem senilai triliunan dolar serta memicu pemadaman listrik secara luas.