Badai PHK Kedua, Disney Rumahkan 4000 Karyawan

CALIFORNIA - Perusahaan hiburan Disney dikabarkan segera merumahkan 4000 orang karyawannya. PHK tersebut dikabarkan akan mulai dilakukan pada pekan ini di seluruh perusahaan Disney secara global.

Mengutip CNN Internasional Rabu, 26 April 2023, aksi PHK yang dilakukan Disney kali ini merupakan gelombang kedua sekaligus yang terbesar yang pernah diumumkan. Sebelumnya, Disney mengumumkan PHK  karyawan Maret lalu dengan target sekitar 7000 karyawan.

"Putaran terakhir PHK terjadi setelah gelombang (pertama) awal bulan lalu, dan akan membuat jumlah total pekerjaan yang hilang di seluruh perusahaan menjadi 4.000," kata perwakilan Disney.

Pemotongan hubungan kerja dijadwalkan berlangsung dari Senin hingga Kamis pekan ini. Sebagai catatan, pemotongan 7.000 karyawan ini mewakili sekitar 3% dari tenaga kerja globalnya dan diproyeksikan akan selesai sebelum awal musim panas.

• Pascalebaran, KAI Banting Harga Kereta Api Jarak Jauh
• Mudik Lebaran 2024, Penumpang Pesawat di Bandara Soekarno Hatta Naik 25 Persen
• PLN Catat Konsumsi Listrik Saat Lebaran Capai 29,9 GW
• Penelitian: 5 Elemen yang Diharapkan Gen Z dari Perusahaan
  
   

Adapun pemotongan karyawan yang dilakukan oleh Disney kali ini kabarnya akan berdampak pada sejumlah divisi antara lain ESPN, divisi hiburan Disney, Disney Park, serta divisi pengalaman dan produknya.

Sebelumnya, CEO Disney Bob Iger pada Februari lalu pernah mengumumkan rencana PHK ya g akan diterapkan pada perusahaan. Aksi tersebut dilakukan agar perusahaan dapat menghemat biaya perusahaan US$5,5 miliar atau Rp82,5 triliun (asumsi kurs Rp15.000 per dolar AS).

"Di saat-saat sulit, kita harus selalu melakukan apa yang diperlukan untuk memastikan Disney dapat terus memberikan hiburan kepada penonton dan tamu di seluruh dunia, sekarang, dan di masa mendatang," kata Iger.

Meski PHK global dilakukan, Iger berharap bahwa hal ini  tidak mempengaruhi karyawan garis depan per jam di taman hiburan dan resort Disney.

Sebagai tambahan informasi, Disney saat ini tercatat  memiliki sekitar 220.000 pekerja per 1 Oktober 2022. Dari jumlah tersebut sekitar 166.000 bekerja di Amerika Serikat.