Ilustrasi perusahaan rintisan alias start up
Industri

Badai PHK Start Up (Serial 7): Rata-rata Valuasi Perusahaan Rintisan Menurun pada Kuartal II-2022

  • Tren menurun mulai terlihat pada rata-rata valuasi start up di tahap seri B. Per kuartal II-2022, terjadi penurunan rata-rata valuasi start up sebesar 24,6% menjadi US$331,3 juta (Rp4,96 triliun) dari US$439,8 juta (Rp6,6 triliun) pada kuartal sebelumnya.

Industri

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Seiring dengan badai pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang menerpa perusahaan-perusahaan start up, diketahui bahwa rata-rata valuasi perusahaan rintisan di skala global mengalami penurunan pada kuartal II-2022.

Dikutip dari data CB Insights, rata-rata valuasi start up  pada kuartal II-2022 masih menunjukkan peningkatan pada tahap seed funding dan seri A jika dibandingkan kuartal sebelumnya.

Pada kuartal I-2022, rata-rata valuasi start up tahap awal di fase seed funding berada di angka US$52,2 juta atau setara dengan Rp783 miliar dalam asumsi kurs Rp15.000 perdolar Amerika Serikat (AS). Angka tersebut tumbuh 20,8% pada kuartal II-2022 menjadi US$63,1 juta (Rp946,5 miliar).

Rata-rata valuasi start up pun masih mengalami tren peningkatan pada tahap seri A, yang mana pada kuartal I-2022 tercatat angka sebesar US$166,1 juta (Rp2,49 triliun) dan tumbuh menjadi US$195,3 juta (Rp2,92 triliun) pada kuartal II-2022.

Tren menurun mulai terlihat pada rata-rata valuasi start up di tahap seri B. Per kuartal II-2022, terjadi penurunan rata-rata valuasi start up sebesar 24,6% menjadi US$331,3 juta (Rp4,96 triliun) dari US$439,8 juta (Rp6,6 triliun) pada kuartal sebelumnya.

Kemudian, di tahap seri C, terlihat penurunan sekitar 43% dari US$1,6 miliar (Rp24 triliun) pada kuartal I-2022 menjadi US$902 juta (Rp13,5 triliun) pada kuartal II-2022.

Penurunan di tahap seri C ini tercatat sebagai yang tertinggi di antara tahapan-tahapan lainnya.

Di tahap seri D, rata-rata valuasi start up menurun 22,7% dari US$2,77 miliar (Rp41,5 triliun) pada kuartal I-2022 menjadi US$2,14 miliar (Rp32,1 triliun).

Lalu, pada tahap seri E ke atas, tercatat penurunan 2,2% dari US$3,18 miliar (Rp47,7 triliun) pada kuartal I-2022 menjadi US$3,11 miliar (Rp46,6 triliun) pada kuartal II-2022.

Penurunan valuasi start up ini terjadi seiring dengan tren pendanaan yang terus menurun sejak awal 2022. Pada gilirannya, penurunan valuasi dan pendanaan pada start up pun memicu pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di perusahaan rintisan yang tersebar di seluruh dunia.

Per 27 September, Laysoff.fyi mencatat ada 81.653 karyawan dari 646 perusahaan start up di dunia yang terdampak PHK pada tahun 2022.