<p>Warga Singapura menyerbu supermarket setelah pengumuman peningkatan level peringatan virus corona/Straits Times</p>
Nasional & Dunia

Badai Terburuk di Depan Mata, Ekonomi Singapura Diprediksi Kembali Minus 7,6 Persen

  • SINGAPURA – Masih tersungkurnya ekonomi Singapura diprediksi membawa negara berlambang Merlion itu terkontraksi lagi pada kuartal III-2020 sebesar 7,6%. Sebanyak 26 ekonom dari Otoritas Moneter Singapura (MAS) memperkirakan ekonomi Singapura bakal susut 6% tahun ini. Sedikit lebih buruk dari perkiraan kontraksi 5,8% dalam survei Juni sebelumnya. Namun, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) diproyeksikan pulih menjadi […]

Nasional & Dunia
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

SINGAPURA – Masih tersungkurnya ekonomi Singapura diprediksi membawa negara berlambang Merlion itu terkontraksi lagi pada kuartal III-2020 sebesar 7,6%.

Sebanyak 26 ekonom dari Otoritas Moneter Singapura (MAS) memperkirakan ekonomi Singapura bakal susut 6% tahun ini. Sedikit lebih buruk dari perkiraan kontraksi 5,8% dalam survei Juni sebelumnya.

Namun, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) diproyeksikan pulih menjadi 5,5% pada 2021. Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) bulan lalu menurunkan prospeknya untuk kelima kalinya tahun ini, dengan ekonomi sekarang diperkirakan menyusut 5% menjadi 7%.

Hal itu akan membuat resesi Singapura tahun ini menjadi yang terburuk sejak kemerdekaan. Selena Ling, kepala penelitian dan strategi treasury Bank OCBC, mengatakan bahwa masih ada ketidakpastian yang signifikan pada 2021.

“Bahkan dengan asumsi pertumbuhan 5,5% pada 2021, nilai PDB Singapura tidak akan kembali ke level sebelum COVID-19,” kata Selena, mengutip dari Straitstimes.com, Selasa, 8 September 2020.

Perkiraan pertumbuhan PDB OCBC 2021 berada pada 4%, sangat tergantung pada kecepatan dan ketersediaan vaksin COVID-19 yang dapat mendukung lingkungan ekonomi eksternal.

Penurunan PDB setahun penuh 2020 dalam survei MAS terbaru didasarkan pada prospek yang makin lemah pada sektor konstruksi, akomodasi dan layanan makanan, dan konsumsi swasta. Namun, perkiraan median membaik untuk manufaktur, keuangan dan asuransi, perdagangan grosir dan eceran, dan ekspor domestik non-minyak selama survei bulan Juni.

Upaya Pemerintah

Bank sentral sendiri telah melonggarkan sejumlah kebijakan moneter pada bulan Maret dan telah memberi stimulus untuk meningkatkan pinjaman bank.

Hingga kini, pemerintah telah menyuntikkan stimulus hampir US$72 miliar sebagai respons dampak pandemi. Para analis memperkirakan ekonomi akan mulai membaik karena bisnis dan layanan telah dibuka kembali, namun tetap memperingatkan bahwa tantangan dari pandemi ini masih terus ada.

“Kami mengharapkan rebound di second half didukung oleh respons fiskal besar-besaran. Tetapi jika pandemi memburuk secara global, maka kita cenderung melihat pemulihannya berbentuk W-shape,” kata Sung Eun Jung dari Oxford Economics.