Jajaran gedung bertingkat di Jakarta, Rabu 22 Februari 2023.  Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Makroekonomi

Bagaimana Ekonomi Indonesia Jika Israel Balas Serangan Iran?

  • Indonesia dikhawatirkan terkena dampak apabila konflik Israel dengan Iran terus berlanjut. Bahkan, ekonomi Indonesia berpotensi anjlok apabila Israel membalas serangan Iran yang dilancarkan akhir pekan lalu.
Makroekonomi
Chrisna Chanis Cara

Chrisna Chanis Cara

Author

JAKARTA—Indonesia dikhawatirkan terkena dampak apabila konflik Israel dengan Iran terus berlanjut. Bahkan, ekonomi Indonesia berpotensi anjlok apabila Israel membalas serangan Iran yang dilancarkan akhir pekan lalu.

Dampak tersebut berupa terganggunya rantai pasok hingga meningkatnya defisit APBN. Hal itu disampaikan mantan  Direktur Pelaksana Bank Dunia Mari Elka Pangestu dalam diskusi Perkumpulan Alumni Eisenhower Fellowships Indonesia, Senin, 15 Maret 2024. 

Mari mengatakan perekonomian dunia, termasuk Indonesia, akan terdampak apabila Israel membalas serangan Iran. Menurut dia, besar dampaknya bakal tergantung dengan eskalasi pembalasan oleh Israel. “Lalu Indonesia apa pengaruhnya?  Rantai pasok melalui Suez kanal akan mengalami gangguan,” ujar Mari. 

Artinya, pasokan minyak, gandum maupun produk dari Eropa lain akan terganggu. Selain itu, harga minyak diprediksi akan meningkat, terutama jika Amerika Serikat yang selama ini mendukung Israel memberikan sanksi ke minyak Iran.

Baca Juga: Serangan Bersejarah Iran ke Israel dalam Pertimbangan Politik, Militer dan Ekonomi

Hal itu akan membuat kenaikan harga minyak tak bisa dihindari. Mari mengatakan kondisi tersebut juga akan berdampak ke dalam negeri. “Gejolak harga minyak, inflasi dan gejolak harga komoditi yang lain akan memengaruhi Indonesia,” tuturnya. Kenaikan harga minyak dunia tersebut dapat berimbas pada belanja dan defisit APBN 2024. 

Ini karena kenaikan harga minyak dapat memicu kenaikan harga BBM subsidi atau menambah anggaran subsidi. “Tentunya masalah kepada anggaran dan fiskal. Karena kalau harga naik, tentu subsidi BBM juga akan naik, kecuali harga BBM-nya mau dinaikkan,” jelas Mari. 

Lebih lanjut, nilai tukar rupiah yang saat ini sangat tertekan dan sempat tembus di atas Rp16 ribu per dolar AS dapat terdepresiasi lebih dalam lagi. Demikian halnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa terpengaruh. “Rupiah yang sudah melemah, bisa melemah lebih jauh lagi. Bond yield kita bisa turun, IHSG juga melemah” ujar Mari.

Kekhawatiran hampir serupa disampaikan ekonom Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat (LPEI) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Teuku Riefky. Dia khawatir konflik Iran-Israel dapat berdampak pada tingkat inflasi Indonesia. “Kita tahu saat konflik pecah, arus barang terganggu, suplai terganggu, maka biasanya harga-harga akan naik,” ujarnya. 

Baca Juga: Iran - Israel Konflik, Ini Potensi Imbas ke Ekonomi Indonesia

Tidak hanya itu, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) juga turut berkontribusi pada ancaman inflasi yang lebih tinggi. Dampak meningkatnya tingkat inflasi di Indonesia menjadi perhatian seriuspemerintah.

Riefky mendorong pemerintah menciptakan kondisi yang kondusif serta menyiapkan langkah-langkah strategis untuk meminimalkan dampak buruk yang mungkin terjadi. Tidak hanya respons diplomatik terhadap konflik, tetapi juga upaya konkret untuk menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan domestik.

Ketegangan antara Iran dan Israel mencapai puncaknya setelah Iran menyerang Israel sebagai tanggapan terhadap serangan Israel terhadap kantor kedutaan besar Iran di Damaskus. 

Meskipun hingga saat ini Israel belum membalas langsung serangan tersebut, ada kemungkinan Israel bakal melakukannya. Kini Israel telah mendesak PBB memberi sanksi Iran lantaran dinilai melancarkan aksi teror.