Bagaimana Jika Korea Utara Benar-Benar Melakukan Serangan Nuklir ke Amerika?
- USS Kentucky, salah satu kapal selam rudal balistik kelas Ohio milik Angkatan Laut Amerika saat ini berada di Busan, Korea Selatan. Kunjungan ini sebagai bagian dari kesepakatan yang dibuat beberapa bulan lalu antara Washington dan Seoul.
Dunia
JAKARTA- Korea Utara memperingatkan bahwa kunjungan kapal selam rudal balistik Amerika ke Korea Selatan dapat memenuhi syarat untuk menggunakan senjata nuklir. Pertanyaannya bagaimana jika Pyongyang benar-benar melakukan serangan pre- emptive?
USS Kentucky, salah satu kapal selam rudal balistik kelas Ohio milik Angkatan Laut Amerika saat ini berada di Busan, Korea Selatan. Kunjungan ini sebagai bagian dari kesepakatan yang dibuat beberapa bulan lalu antara Washington dan Seoul.
Di bawah kesepakatan itu, Korea Selatan telah menunda pengembangan senjata nuklirnya sendiri. Tetapi dengan imbalan koordinasi yang lebih erat dengan Pentagon mengenai masalah nuklir. Menurut Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, perjanjian tersebut juga mencakup penyebaran aset strategis Amerika di Semenanjung Korea yang akan dilakukan secara teratur dan berkelanjutan.
Amerika Serikat kesepakatannya dengan mengirimkan lebih banyak perangkat keras ke Korea Selatan sebagai unjuk kekuatan. Pada bulan Juni, beberapa pesawat pengebom B-52 Stratofortress terbang di atas Korea Selatan. Dan foto-foto menunjukkan setidaknya satu dari bomber itu diperlengkapi kemampuan untuk membawa senjata nuklir.
- Perlu Pemerataan Distribusi Pangan untuk Kendalikan Inflasi
- Dukung Industri Panel Surya demi Penerapan ESG, UOB Luncurkan Pembiayaan U-Solar 2.0
- Penguatan Yuan Dongkrak Rupee ke Level Tertinggi 2 Bulan Terakhir
Untuk diketahui tidak semua pembom B-52H mampu membawa senjata nuklir. Pesawat yang memiliki fitur sirip kecil di bagian belakang badan pesawat secara visual menunjukkan mereka berkemampuan nuklir.
Pada Juni lalu kapal selam rudal USS Michigan juga mengunjungi Busan. Meskipun itu adalah kapal selam rudal kelas Ohio, kewajiban perjanjian nuklir membuat Michigan dilucuti dari rudal Trident berujung nuklirnya. Kapal diubah untuk membawa rudal jelajah. Kapal selam bertenaga nuklir sepanjang sekitar 170 meter dan berat 18.000 ton sekarang dapat membawa hingga 154 rudal jelajah Tomahawk. Termasuk versi serangan darat dan anti-kapal.
Menteri Pertahanan Korea Utara Kang Sun-nam memperingatkan bahwa kunjungan USS Kentucky mungkin termasuk dalam ketentuan penggunaan senjata nuklir yang ditentukan dalam undang-undang DPRK tentang kebijakan kekuatan nuklir. Kang pada dasarnya menggambarkan serangan pre-emptive ke Amerika Serikat. Sebuah langkah yang dirancang untuk menghancurkan senjata nuklir Amerika sebelum dapat digunakan untuk menyerang negaranya.
Seperti semua negara dengan senjata nuklir, Korea Utara telah menetapkan aturan kapan negara tersebut dapat menggunakan senjata tersebut. Salah satu situasi di mana Korea Utara akan menggunakan nuklir adalah ketika penggunaannya sudah dekat oleh pihak lain. Dan Menteri Pertahanan Kang menyiratkan kunjungan kapal selam bersenjata rudal ke Korea Selatan dapat dilihat sebagai salah satu tanda bahwa serangan nuklir tidak dapat dihindari.
Serangan Pre-Emptive
Serangan nuklir pre-emptive, atau serangan nuklir pertama dirancang untuk mengejutkan musuh. Dan yang terpenting untuk menghancurkan sebanyak mungkin senjata nuklirnya serta aset komando dan kendali.
Serangan itu seharusnya sangat menyeluruh sehingga musuh tidak memiliki apa-apa untuk membalas. Dan meninggalkan menyerah sebagai satu-satunya pilihan. Masalahnya adalah, jika musuh membalas itu bisa membuat serangan itu tidak sepadan. Ketidakpastian inilah yang telah membantu menjadikan serangan pertama nuklir sebagai latihan teoretis yang ketat.
Sebagaimana ditulis Popular Mechanics Senin 24 Juli 2023, serangan pre-emptive oleh Korea Utara tidak ada atau setidaknya belum ada dalam kartu. Pada tahun 2022, Korea Utara diperkirakan memiliki 20-30 senjata nuklir. Dan kemungkinan sedang sibuk memperluas persenjataannya.
Sebaliknya, USS Kentucky, salah satu dari 14 kapal selam AS dengan senjata nuklir, dilengkapi dengan 20 rudal balistik dan total 90 hulu ledak nuklir. Bisa dikatakan kekuatan nuklir Korea Selatan cukup diimbangi dengan satu atau mungkin dua kapal selam kelas Ohio.
Secara keseluruhan, Amerika memiliki 5.244 senjata nuklir. Termasuk 1.670 yang saat ini dikerahkan di kapal selam rudal, pembom, dan di pangkalan udara NATO di Eropa.
- KA Brantas Hantam Truk Trailer di Semarang
- Geliat Pelaku UMKM Kian Meningkat, BRI Bidik Porsi Loan at Risk Kembali Single Digit
- OJK Tetapkan Saham Mandiri Herindo (MAHA) Sebagai Efek Syariah
Korea Utara memiliki terlalu sedikit senjata nuklir untuk melakukan serangan pre-emptive yang sukses di Amerika. Dan yang paling sulit adalah menargetkan kapal selam seperti USS Kentucky.
Satu-satunya skenario yang dapat dilakukan adalah jika Korea Utara melakukan serangan pertama terhadap pangkalan militer Amerika di Korea Selatan dan Jepang. Tujuannya agar publik Amerika gentar dan menuntut pemerintahnya mundur. Tetapi sebaliknya publik Amerika juga dapat dengan mudah menuntut pembalasan besar-besaran. Dan serangan itu juga akan menarik Korea Selatan dan Jepang sebagai kombatan.
Tetapi Korea Utara memang harus menanggapi kapal selam bersenjata nuklir Amerika yang mengunjungi Korea Selatan. Salah satunya dengan menggertak. Dan itu lebih baik daripada menanggapi dengan senjata.
Sejauh ini tidak ada situasi di mana Korea Utara menggunakan senjata nuklirnya terlebih dahulu dan bertahan di masa depan. Di masa mendatang, senjata nuklir negara hanya untuk pertahanan diri.