militer rusia.jpg
Nasional

Bagaimana Mobilisasi Umum Rusia akan Bekerja?

  • Presiden Vladimir Putin secara resmi mengumumkan mobilisasi parsial untuk mendukung operasi mereka di Ukraina.

Nasional

Amirudin Zuhri

JAKARTA-Presiden Vladimir Putin secara resmi mengumumkan mobilisasi parsial untuk mendukung operasi mereka di Ukraina. 

Sekitar 300 ribu pasukan cadangan akan ditarik ke dalam militer dan dikirim ke medan pertempuran. Ini berarti sekitar dua kali lipat dari kekuatan awal ketika Rusia memulai invasinya ke Ukraina pada 24 Februari.

Mobilisasi terbatas memang menjadi pilihan tengah yang masuk akal bagi Putin. Langkah ini akan memberi Rusia tambahan kekuatan yang signifikan, tetapi juga tidak akan membuat kegaduhan yang terlalu besar di dalam negeri. 

Saat ini memang ada demonstrasi di sejumlah kota Rusia dengan lebih dari 1.300 orang ditangkap. Tetapi sejauh ini demo tersebut tidak lebih besar dari aksi penolakan perang yang terjadi pada awal perang.

Tetapi juga harus diakui mobilisai parsial tidak akan mengubah perang dalam hitungan minggu. Atau bahkan bulan. Butuh waktu untuk mengumpulkan mereka, melatihnya, melengkapinya dan kemudian mengirimnya.

Mobilisasi atau  mobilizatsiya  dalam bahasa Rusia adalah seperangkat otoritas yang relatif terdefinisi dengan baik dan diatur oleh hukum Rusia.  Aspek kunci dari parameter hukum adalah perlunya Rusia berada dalam keadaan perang formal untuk mobilisasi diumumkan. 

Aturan itu menyiratkan Rusia membutuhkan alasan untuk mobilisasi. Dan tentu saja apa yang terjadi di perang Ukraina adalah alasan yang digunakan Putin. Keputusan ini mau tidak mau menunjukkan operasi militernya di Ukraina belum berhasil. Bahkan ketika banyak pejabat dan media Rusia pada awal perang yakin operasi akan selesai dalam 72 jam.

Tetapi bukan berarti Rusia telah gagal. Mereka telah menguasai sekitar 15 persen dari wilayah Ukraina. Dan masalah muncul ketika dalam beberapa bulan terakhir kemajuan berjalan sangat lambat dan sebaliknya pada minggu-minggu terakhir Ukraina melakukan pukulan balik yang mengejutkan. Jika Rusia tidak melakukan tindakan, maka bisa jadi operasi yang belum berhasil tadi akan terus bergerak mundur.

Mobilisasi juga membuktikan pendapat banyak pihak bahwa Rusia kekurangan personel adalah benar. Dan Rusia kesulitan menambah kekuatan dengan cara di luar mobilisasi. Putin sekitar awal Agustus sudah menandatangani dekrit untuk menambah kekuatan pasukan regular hingga ratusan ribu. Mereka juga menawarkan gaji tinggi kepada militer yakni hingga Rp40 juta per bulan. Jika itu berjalan baik seharusnya mobilisasi tidak perlu dilakukan. 

Bagaiman jika mobilisasi umum?

Tetapi muncul pertanyaan bagaimana jika Rusia memutuskan  mobilisasi umum? Bagaimana sistem ini akan bekerja?

Sebuah  makalah tahun 2016 dari Program Rusia dan Eurasia  lembaga think tank Chatham House membahas masalah ini. Disebutkan pilar  utama mobilisasi negara adalah ekonomi dan militer. 

Mobilisasi ekonomi adalah dasar untuk mobilisasi umum yang lebih luas. Hal ini tercermin dalam reorganisasi dan konversi industri, sumber daya alam, transportasi dan komunikasi ke layanan angkatan bersenjata.  

Mereka akan bekerja untuk mendukung perang.  Ini mengacu pada perencanaan era Soviet, di mana kompleks industri militer berada di jantung sistem terpusat untuk mempersiapkan ekonomi untuk perang. Kesiapan mobilisasi hadir di setiap tingkat kekuatan, dan rencana perang dikaitkan dengan industrialisasi. 

Salah satu dampak paling langsung dari mobilisasi  tentu saja pada cadangan wajib militer Rusia. Tetapi dalam mobilisasi umum, tidak hanya pasukan cadangan yang akan ditarik. Orang-orang  yang memiliki keterampilan khusus seperti dokter, teknisi dan sejenisnya diwajibkan untuk bergabung dalam militer. Selain itu  personel militer yang telah diberhentikan antara usia 27 dan 60 tahun juga  wajib bergabung.

Mereka yang tunduk pada wajib militer atau calon wajib militer dapat menghadapi pembatasan serius pada pergerakan mereka. Termasuk  kemampuan mereka untuk meninggalkan negara tersebut. 

Pada  prinsipnya langkah-langkah mobilisasi mencakup investasi besar dalam pengadaan senjata,  peningkatan  layanan di angkatan bersenjata dan industri pertahanan, sistem komando dan kontrol serta peningkatan koordinasi antar kementerian.  Mereka juga memerlukan program latihan intensif yang melibatkan dinas keamanan domestik dan angkatan bersenjata. 

Dengan semua ini maka mobilisasi umum jauh dari sebatas mengumpulkan orang untuk berperang. Jauh lebih rumit dari hal itu. Butuh dana dan kemampuan industry yang sangat besar. Terutama untuk membuat persenjataan. 

Dan dalam situasi seperti ini Rusia akan menghadapi kendala industri. Sanksi yang membatasi ketat teknologi akan menjadi masalah berat yang harus dipecahkan untuk industry bisa menjalankan tugasnya. Sementara banyak pihak termasuk intelijen Eropa dan Amerika meyakini Rusia saat ini saja kesulitan menambah pasokan senjatanya. Ini menjadikan Moskow harus mencari drone dan amunisi ke Iran dan Korea Utara.

Tetapi Rusia sepertinya akan segera mempersiapkan semuanya. Medan perang Ukraina terbukti sangat sulit diprediksi. Dari semula Rusia dan para pendukungnya sangat percaya diri bisa menguasai Ukraina, kini mereka harus berada di posisi bertahan. 

Mobilisasi terbatas dan referendum pasti akan mengubah keadaan.  Setelah referendum Rusia memiliki alasan untuk menyebut dirinya  dari pihak yang menyerang menjadi pihak yang diserang. 

Tetapi belum tentu juga semua itu menyelesaikan perang. Bahkan mungkin akan semakin berkobar dan mengubah sifat perang. Pada saat itu mungkin mobilisasi umum menjadi pilihan sulit yang harus diambil.