<p>Ilustrasi proyek pertambangan. / Dok. PT Merdeka Copper Gold Tbk</p>
Bursa Saham

Bagaimana Nasib Saham MDKA Ketika Harga Tembaga Menurun?

  • PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) sebuah emiten yang bergerak di bidang pertambangan emas dan tembaga, tampaknya tidak terlalu cemas ketika harga tembaga global terus mengalami penurunan.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) sebuah emiten yang bergerak di bidang pertambangan emas dan tembaga, tampaknya tidak terlalu cemas ketika harga tembaga global terus mengalami penurunan. 

"Meski harga komoditas tembaga menghadapi sejumlah tantangan dari perlambatan ekonomi global dan sektor industri China, kami masih yakin dengan prospek positif saham MDKA," ujar tim riset Samuel Sekuritas dalam risetnya dikutip pada Rabu, 23 Oktober 2024. 

Hal ini didukung oleh potensi profitabilitas perusahaan di tahun 2024, terutama setelah proyek smelter Weda Bay selesai pada kuartal terakhir tahun ini. "Kami tetap merekomendasikan beli saham MDKA dengan target harga Rp3.000 per saham," tambahnya.

Sementara itu, pada perdagangan sesi pertama hari ini, saham MDKA terpantau melemah 0,39% ke level Rp2.560 per saham. Apabila dihitung mundur selama satu bulan ke belakang saham masih kokoh dengan penguatan 11,79%. 

Dari sisi kinerja semester I-2024, MDKA berhasil mencatatkan kinerja yang luar biasa dengan pendapatan mencapai US$1,09 miliar. Angka ini melonjak 110,33% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencatatkan US$520,03 juta. 

Pertumbuhan pendapatan emiten yang terafiliasi Garilbaldi Thohir ini didorong oleh peningkatan penjualan berbagai komoditas seperti emas, perak, katoda tembaga, Nickel Pig Iron (NPI), nikel matte, serta bijih nikel limonit. 

Tak ayal, pada paruh pertama tahun ini MDKA berhasil membalikkan posisi rugi tahun sebelumnya menjadi laba sebesar US$20,53 juta, berbanding rugi bersih sebesar US$54,91 juta periode yang sama tahun sebelumnya. 

Analisis Penurunan Harga Tembaga 

Harga tembaga turun sekitar 1,7% menjadi US$9.452 per ton pada pekan ketiga Oktober 2024, dipicu oleh perkiraan perlambatan ekonomi global yang berdampak pada permintaan komoditas tersebut. 

Samuel Sekuritas menyebutkan, penurunan ini terjadi karena beberapa pemasok tembaga mulai menjual stok di harga lebih rendah, diperkirakan pasokan tembaga akan meningkat pada akhir bulan.

"Harga tembaga sudah turun selama tiga minggu berturut-turut, terutama karena pemerintah China belum memberikan stimulus yang memadai untuk mendukung sektor properti, konsumen terbesar tembaga.

 Ekspektasi bahwa impor tembaga olahan China bisa turun ke 3,5 juta ton pada 2024, atau sekitar 10.000 ton lebih rendah dibanding tahun lalu, juga memicu penurunan harga,” jelasnya. 

Selain itu, peningkatan produksi tembaga sebesar 4% oleh perusahaan tambang Australia, BHP Group, semakin menambah pasokan. Meskipun terdapat tantangan, Samuel Sekuritas memproyeksikan harga tembaga rata-rata tahun ini di kisaran US$9.200 per ton.