Bagaimana Pesawat Il-76 Soviet Ini Bisa Ada di Tengah Gurun Pasir Arab?
- Selama lebih dari dua dekade, sebuah pesawat telah menjadi landmark yang familiar namun misterius di Umm Al Quwain (UAQ) Uni Emirat Arab.
Nasional
ABU DHABI-Selama lebih dari dua dekade, sebuah pesawat telah menjadi landmark yang familiar namun misterius di Umm Al Quwain (UAQ) Uni Emirat Arab. Tapi itu tidak akan lama lagi. Pesawat kargo era Soviet yang berada di dekat Baracuda Beach Resort di sepanjang E11 sedang dibongkar.
Khaleej Times mesin pembongkaran merobek Ilyushin Il-76 setinggi 153 kaki pada hari yang panas. Beberapa pekerja terlihat di atap pesawat, bekerja di bawah terik matahari. Empat mesin turbofan yang menggerakkan pesawat yang dulu megah itu tergeletak di tanah dan sayapnya patah, tergantung lemas di sisi pesawat.
Tetapi pertanyaanya bagaimana pesawat itu bisa di tempat tersebut? Pesawat ini ternyata memiliki sejarah begitu panjang dan sebagian berada di dunia hitam.
- PPKM Se-Indonesia Diperpanjang hingga 4 Juni, Hampir Semua Daerah Berstatus Level 1
- Minyak Goreng Curah Rp14.000 per Liter Dijual Lewat Simirah, Begini Cara Pembeliannya
- Hampir Rampung, Progres Pembangunan Bendungan Semantok di Nganjuk Sudah 90 Persen
IL-76 yang ditinggalkan di UAQ ini pernah menjadi bagian dari armada besar Ilyushins Uni Soviet. Pesawat kargo besar ini awalnya dibangun untuk militer Uni Soviet pada tahun 1971. Pesawat ini menggantikan Antonov 12 yang digunakan sejak tahun 1959.
Menurut beberapa catatan, IL-76 di UAQ menerbangkan bendera Uni Soviet hingga 1991. Dengan runtuhnya Uni Soviet, IL-76 diterbangkan oleh angkatan udara Rusia tetapi dinonaktifkan pada pertengahan tahun 1990an.
Pesawat itu diduga dijual Rusia ke Air Cess. Sebuah maskapai penerbangan yang beroperasi di Sharjah. Pesawat terakhir terdaftar di Centrafrican Airlines. Baik Air Cess maupun Centralafrican terhubung dengan Viktor Bout. Dia adalah seorang pedagang senjata internasional terkenal yang diduga menggunakan perusahaan penerbangannya untuk menyelundupkan senjata.
Uni Emirat Arab melarang Bout memasuki negara itu pada awal 2000-an. Dia ditangkap pada tahun 2008 di Amerika dan dijatuhi hukuman 25 tahun penjara karena bersekongkol untuk membunuh orang Amerika.
Douglas Farah dan Stephen Braun, yang menulis Merchant of Death, sebuah buku tentang Viktor Bout, mengatakan bahwa pedagang senjata tersebut menjual pesawat itu ke sebuah perusahaan periklanan di UEA. Pesawat akan digunakan menjadi papan iklan pinggir jalan di sepanjang jalan raya.
Penerbangan terakhir
Lantas seorang pilot disewa untuk menerbangkan pesawat ke UEA. Tetapi ketika pilot veteran itu memeriksa pesawat, dia menemukan hanya tiga dari empat mesin yang berfungsi. "Pilot hendak mengatakan 'tidak', tapi Bout menawarinya US$20.000 untuk menerbangkannya," tulis mereka. Itu adalah tawaran yang tidak bisa dia tolak.
Sebuah video Youtube yang diposting sekitar sembilan tahun lalu menunjukkan pesawat terbang di atas kabel listrik di sepanjang jalan pantai dan kemudian mengeluarkan awan debu saat mendarat di landasan.
"Pesawat itu bergetar hebat, mesin tergagap, tapi pilot veteran berhasil membujuk Ilyushin tua untuk mendarat lembut di pasir di sepanjang jalan raya," tulis Douglas Farah dan Stephen Braun dalam buku mereka.
- 7 Film Indonesia Paling Laris dengan Jumlah Penonton Terbanyak Sepanjang Masa
- KPPU Endus Dugaan Kartel di Minyak Goreng, Anak Usaha Indofood hingga Musim Mas Dipanggil
- Emiten Milik Grup Djarum (TOWR) Tebar Dividen, Segini yang Didapat Orang Terkaya se-Indonesia Hartono Bersaudara
Diyakini bahwa video tersebut diambil pada awal tahun 2000 karena saat itulah lapangan terbang Umm Al Quwain sedang diaspal. Tempat itu adalah lokasi skydiving yang populer pada saat itu tetapi kemudian ditutup setelah serangkaian kecelakaan.
Sejak itulah pesawat duduk di sepanjang pantai Umm Al Quwain. “Sebuah pesawat berhidung merah di wilayah antah berantah tentu saja merupakan pemandangan yang tidak biasa dan memicu rasa ingin tahu," kata seorang ekspatriat Inggris yang sudah lama bekerja di UEA dikutip Khaleej Times 30 Mei 2022 lalu. "Saya ingat ada nama hotel yang terpampang di sisinya. Saya pikir itu iklan yang cerdas," katanya.
“Pesawat telah menjadi objek wisata yang tidak mungkin. Ini akan sangat dirindukan," kata Ashfaq, ekspatriat Pakistan yang bekerja di sebuah resor di Umm Al Quwain.