Bagaimana Rantai Komando untuk Menembakkan Nuklir Rusia
- Mungkin pertanyaan pertama adalah siapa yang memutuskan untuk meluncurkan senjata nuklir Rusia?
Nasional
JAKARTA-Presiden Vladimir Putin sekali lagi mempromosikan kekuatan nuklir Rusia. Di tengah perang Ukraina yang terus bergolak, Rusia pada Rabu 20 April 2022 untuk pertama kalinya melakukan pengujian rudal balistik antarbenua baru Sarmat atau Satan-2.
Saat mengumumkan operasi militer Rusia ke Ukraina delapan minggu lalu, Putin juga memperingatkan Barat bahwa setiap upaya untuk menghalanginya akan membawa konsekuensi yang belum pernah ditemui dalam sejarah. Beberapa hari kemudian, dia memerintahkan pasukan nuklir Rusia untuk waspada.
Jika Putin akhirnya mengambil opsi nuklir, rantai komando apa yang harus dijalani sampai tombol senjata pemusnah massal itu benar-benar diluncurkan.
- Pertamina NRE Pasok 570 Megawatt Energi Bersih dalam Proyek GRR Tuban
- Sasar Instalasi PLTS Atap 3.610 MW Pada 2026, Ini Rencana Pemerintah
- Mangkir Dari Panggilan, KPPU Panggil Ulang Perusahaan Terduga Kartel Minyak Goreng
Mungkin pertanyaan pertama adalah siapa yang memutuskan untuk meluncurkan senjata nuklir Rusia? Sebuah dokumen tahun 2020 yang disebut “Prinsip Dasar Kebijakan Negara Federasi Rusia tentang Pencegahan Nuklir” mengatakan, presiden Rusia adalah pihak yang mengambil keputusan untuk menggunakan senjata nuklir. Tentu saja keputusan ini akan diambil setelah mendengarkan masukan semua penasihatnya.
Setelah keputusan diambil dia kemudian mendapat sebuah koper kecil yang dikenal sebagai Cheget. Tas ini selalu ada di dekat presiden setiap saat. Cheget bukan berisi tombol untuk meledakkan nuklir. Ini hanya seperangkat alat komunikasi aman yang akan menghubungkannya dengan jaringan komando dan kendali pasukan nuklir strategis Rusia.
Melalui koper ini presiden Rusia kemudian akan mengirimkan perintah peluncuran ke komando militer pusat atau markas besar. Saat ini lembaga tersebut dipimpin Jenderal Valery Gerasimov.
Jika Putin telah memberikan perintah nuklir, lantasi apa yang terjadi? Kepala Staf Umum Rusia memiliki akses ke kode peluncuran dan memiliki dua metode peluncuran hulu ledak nuklir.
Metode pertama dia dapat mengirim kode otorisasi ke komandan senjata. Komandan ini yang kemudian menjalankan prosedur peluncuran.
Tetapi ada juga sistem cadangan, yang dikenal sebagai Perimetri. Sistem ini memungkinkan Kepala Staf Umum untuk memulai peluncuran rudal darat secara langsung. Artinye Gerasimov bisa melompati semua pos komando langsung. Sistem ini untuk mengantisipasi jika komandan atau garis komando sudah tidak berfungsi.
Apakah berarti Gerasimov bisa meluncurkan nuklir tanpa perintah Putin. Tentu saja tidak bisa. Karena semua proses membutuhkan kode verifikasi yang sangat ketat. Gerasimov tidak bisa apa-apa tanpa kode milik Putin. Presiden Rusia pun tidak bisa meluncurkan nuklir tanpa kode dari kepala staf umum. Jalur ke bawah selanjutnya akan seperti itu.
Kapan digunakan?
Lalu bagaimana aturan Rusia untuk menggunakan senjata nuklir? Kapan mereka bisa menggunakan senjata tersebut?
Doktrin 2020 yang dikutip Aljazeera Kamis 21 April 2022 menyajikan empat skenario yang mungkin membenarkan penggunaan senjata nuklir Rusia. Yang pertama karena penggunaan senjata nuklir atau senjata pemusnah massal terhadap Rusia atau sekutunya.
Yang kedua ada data dan bukti yang menunjukkan peluncuran rudal balistik yang ditujukan ke Rusia atau sekutunya.
Ketiga adanya serangan terhadap situs pemerintah atau militer penting yang akan melemahkan kemampuan pasukan nuklir Rusia untuk menanggapi ancaman. Sementara keempat adalah penggunaan senjata konvensional melawan Rusia yang menjadikan keberadaan negara dalam bahaya.
- Lagi, Perusahaan China Investasi Rp85,7 Triliun Untuk Bangun Pabrik Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia
- Waduh, Pertalite Mau Naik Jadi Rp10.650 per Liter? Ini Kata Pengamat
- Tank Leopard 1 Jerman Menuju Ukraina, Bagaimana Jika Bertemu T-72 Rusia?
Pada 27 Februari 2022 atau dua hari setelah serangan ke Ukraina, Putin memerintahkan pasukan nuklirnya menempatkan di rezim khusus tugas tempur. Istilah ini tidak muncul dalam doktrin nuklir Rusia hingga membuat para ahli militer bingung tentang apa artinya itu.
Pavel Podvig seorang peneliti senior di Institut Penelitian Perlucutan Senjata Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa mengatakan perintah itu mungkin telah mengaktifkan sistem komando dan kontrol nuklir Rusia. Ini pada dasarnya membuka saluran komunikasi untuk setiap perintah peluncuran
Rusia masih menjadi negara dengan kekuatan nuklir terbesar di dunia. Federasi Ilmuwan Amerika memperkirakan bahwa Rusia memiliki 5.977 hulu ledak nuklir, lebih banyak dari negara lain mana pun. Dari jumlah tersebut, 1.588 dikerahkan dan siap digunakan. Rudalnya dapat ditembakkan dari darat, oleh kapal selam dan pesawat terbang.