Pelajar menyelesaikan pembuatan alat pengukur suhu tubuh yang diberi nama tels meter di SMK Telekomunikasi Telesandi, Tambun, Bekasi, Jawa Barat, Selasa, 5 Oktober 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Sains

Bagaimana Tubuh Menjaga Suhu Internal Tetap Stabil?

  • Riset terbaru telah membongkar peran sentral hipotalamus di otak dalam mengendalikan suhu tubuh manusia.
Sains
Muhammad Imam Hatami

Muhammad Imam Hatami

Author

JAKARTA - Manusia, sebagai makhluk mamalia, memiliki kemampuan mereka untuk menjaga suhu tubuh internal tetap stabil, bahkan ketika terdapat kenaikan eksternal suhu lingkungan. Hal ini mencerminkan prinsip homeostasis dalam biologi, di mana organisme berupaya untuk mempertahankan kestabilan internal guna memastikan kelangsungan hidup mereka.

Suhu tubuh manusia biasanya berada disekitar 37 °C (98,6 °F), meskipun berbagai faktor seperti paparan lingkungan, hormon, karakteristik metabolisme individu, serta gangguan kesehatan, bisa mempengaruhinya, membuat suhu tubuh naik atau turun dari angka tersebut.

Riset terbaru telah membongkar peran sentral hipotalamus di otak dalam mengendalikan suhu tubuh manusia. Hipotalamus berperan penting dalam menerima umpan balik mengenai suhu tubuh melalui sistem saraf dan peredaran darah. 

Reseptor dalam pembuluh darah berkolaborasi dengan sistem saraf untuk mengumpulkan dan mengirimkan informasi mengenai tekanan darah ke otak. Sebagai respons, otak mengatur laju pernapasan, tingkat gula darah, dan laju metabolisme untuk menyesuaikan diri dengan perubahan suhu.

Manusia juga dilengkapi dengan mekanisme alamiah untuk mengatur suhu tubuh. Kehilangan panas tubuh dapat terjadi melalui berkurangnya aktivitas otot, proses berkeringat, dan pengaturan pertukaran panas yang memungkinkan darah beredar lebih dekat dengan permukaan kulit.  

Di sisi lain, proses isolasi tubuh, seperti pengurangan aliran darah ke kulit dan adanya lapisan lemak subkutan, bersamaan dengan penggunaan pakaian, tempat perlindungan, dan sumber panas tambahan, membantu meminimalkan kehilangan panas. Ketika suhu tubuh turun di bawah ambang normal, tubuh dapat memproduksi panas ekstra melalui tremor, suatu respons yang diatur oleh hipotalamus.

Temuan ini memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai cara manusia menjaga stabilitas suhu tubuh mereka, yang menjadi unsur kunci dalam kelangsungan hidup dan kesejahteraan. 

Hasil penelitian ini juga berpotensi menginspirasi perkembangan solusi medis yang lebih efektif untuk menangani gangguan suhu tubuh yang tidak normal yang dapat disebabkan oleh berbagai penyakit atau kondisi. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme tubuh manusia, kita dapat menjaga kesehatan dan kenyamanan kita dalam berbagai kondisi lingkungan.