<p>Ilustrasi Mata Uang Kripto / Pixabay.com</p>
Fintech

Bahaya Strategi Pump and Dump dalam Dunia Investasi Kripto

  • Akademisi dan praktisi bisnis Prof. Rhenald Kasali mengungkapkan bahaya strategi pump and dump dalam dunia investasi kripto yang saat ini digandrungi oleh banyak orang, termasuk anak muda.

Fintech

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA – Akademisi dan praktisi bisnis Prof. Rhenald Kasali mengungkapkan bahaya strategi pump and dump dalam dunia investasi kripto yang saat ini digandrungi oleh banyak orang, termasuk anak muda. 

Rhenald Kasali mengatakan, meskipun saat ini sudah terkuak soal penipuan crazy rich dalam kaitannya dengan binary option, masih ada bahaya yang mengintai dari dunia keuangan digital, yaitu penipuan dalam investasi kripto. 

Rhenald menyebutkan, per Februari 2021, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat ada lebih dari 11 juta orang di Indonesia yang menjadi investor kripto. 

Rhenald pun menambahkan, saat ini banyak anak muda yang mengalami fear of missing out (FOMO) dan ikut-ikutan dalam investasi kripto tanpa memahami risikonya dengan baik. 

“Sama seperti Anda ikut TikTok, Instagram, atau Anda membeli sesuatu yang tidak Anda butuhkan, tetapi kiri-kanan Anda membeli dan Anda ikut-ikutan membeli,” ujar Rhenald sebagaimana dikutip dari video yang diunggah kanal YouTube-nya, Senin, 21 Maret 2022. 

Menurut Rhenald, anak muda yang mengalami FOMO akan investasi kripto dapat terjerumus dalam suatu bahaya. Pasalnya, dunia digital yang begitu besar memungkinkan terlaksananya Tindakan terkoordinasi yang tidak diketahui publik dan bersifat ilegal, termasuk tindak penipuan.

Salah satu strategi dalam penipuan di investasi kripto adalah pump and dump, yakni strategi menaikkan harga suatu aset kripto tertentu dengan menumbuhkan sentimen yang tidak berdasar sehingga nantinya para investor yang sudah terlanjur masuk harus merasakan kerugian ketika harga aset merosot.

“Mereka (pelaku) akan sepakat untuk mulai menyebarkan suatu informasi, informasi itu tujuannya adalah untuk mendorong agar harga koin naik, dan biasanya ini adalah koin-koin yang tidak dikenal,” papar Rhenald. 

Rhenald mengatakan, para pelaku diuntungkan melalui langkah terkoordinasi untuk memanipulasi opini dan pikiran para korban sebelum harga mengalami kejatuhan. Strategi pump and dump ini, menurut Rhenald, mengandalkan informasi yang menyesatkan dengan iming-iming keuntungan yang tidak disadari oleh kaum muda. 

Menurut Rhenald, para pelaku yang memanfaatkan keawaman para investor muda kebanyakannya menggunakan grup-grup di media sosial untuk menjaring para korban. Di dalam grup-grup itulah berbagai opini yang menyesatkan disebarluaskan. 

“Mereka yang terlibat bisa membuat harga koin menjadi naik ke atas, dan mereka mengirim sinyal tanda awal dengan tujuan apa? Dengan tujuan untuk menarik mereka yang berada di luar grup dan untuk itulah mereka sudah menciptakan siapa-siapa orang yang akan dipancing untuk menyebarkan opini-opini,” kata Rhenald .

Rhenald pun mengingatkan agar masyarakat selalu waspada dalam berinvestasi di cryptocurrency. Maraknya penipuan yang didorong oleh perkembangan digital saat ini pun menjadi pertanda bahwa dalam berinvestasi di instrumen apapun, edukasi harus menjadi bekal yang diprioritaskan.