Menteri ESDM Bahlil Lahadalia usai meninjau SPBUN 68.76103 Balikpapan oleh PT Tiga Niaga Energy di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Energi

Bahlil Beri Sinyal Muhammadiyah Kelola Tambang Eks Adaro

  • Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberikan sinyal kuat organisasi masyarakat (Ormas) Muhammadiyah untuk mengelola eks tambang PT Adaro Energy Tbk milik Garibaldi ‘Boy’ Thohir.

Energi

Debrinata Rizky

BALIKPAPAN - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberikan sinyal kuat organisasi masyarakat (Ormas) Muhammadiyah untuk mengelola eks tambang PT Adaro Energy Tbk milik Garibaldi ‘Boy’ Thohir.

Bahlil menyebut saat ini pihaknya tengah memproses segala hal penawaran tambang tersebut ke pihak Muhammadiyah. Bahlil hanya memastikan bahwa sinyal kuat Muhammadiyah akan diberikan bekas perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B)  mengerucut ke milik Adaro.

"Sedang berproses, bekas Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B), kemungkinan besar kalau saya nggak lupa itu punya Adaro kemungkinan besar," kata Bahlil usai kunjungan ke Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, Kalimantan Timur pada Sabtu 14 Desember 2024.

Adapun PT Adaro Energy Tbk merupakan perusahaan tambang batu bara di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Perusahaan ini dimulai pada 1970 ketika perusahaan Spanyol, Enadimsa, mengajukan penawaran konsesi batu bara di Blok 8 di Kabupaten Tanjung, Kalimantan Selatan. Memiliki sumber daya batu bara yang diolah adalah sebesar 4 miliar ton dan cadangan batu bara sebesar 1 miliar ton.

Melansir data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) PT Adaro Energy Tbk (ADRO)  kini dalam tahapan operasi produksi dengan luasan lahan mencapai 23.942 hektare (ha). Tercatat, daerah operasional berlokasi di Kabupaten Tabalong dan Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.

Sebelumnya, luasan lahan Adaro Indonesia tercatat mencapai 31.380 ha. Dengan demikian, perpanjangan IUPK eks PKP2B yang diperoleh Adaro Indonesia dibarengi pula dengan penciutan lahan sebesar 7.438 ha.

Sedangkan untuk Nahdlatul Ulama (NU) diakui Bahlil telah mendapatkan izin usaha pertambangan khusus (IUPK) untuk mengelola lahan pertambangan batu bara di Kalimantan Timur. Lahan yang dikelola NU merupakan bekas perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B) milik PT Kaltim Prima Coal (KPC).

Melansir Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 10 Juni 2024, KPC memiliki luas wilayah pertambangan sebesar 61.543 ha yang berlaku hingga 31 Desember 2031.

Sebagai informasi, lahan bekas areal Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) yang ada yaitu PT Kaltim Prima Coal milik Grup Bakrie, PT Arutmin Indonesia, PT Adaro Energy Tbk milik Garibaldi ‘Boy’ Thohir, PT Kendilo Coal Indonesia, PT Multi Harapan Utama (MHU), dan PT Kideco Jaya Agung.