Bahlil Minta Realisasi Investasi Baterai Listrik Rp152,8 Triliun dari Korsel Dipercepat
- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mendorong percepatan progres investasi Posco.
Nasional
JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mendorong percepatan progres investasi Posco.
Bahlil menegaskan, bahwa ada urgensi untuk mempercepat progres investasi Posco tahap II bersama PT Krakatau Steel serta investasi Posco pada konsorsium proyek Grand Package industri baterai listrik dengan total nilai investasi mencapai US$9,8 miliar atau Rp152,8 triliun.
“Saat ini kami fokus percepat implementasinya. Untuk itu, proses negosiasi dengan pemerintah sebaiknya melibatkan seluruh anggota konsorsium agar bisa diputuskan cukup dengan satu kali rapat,” kata Bahlil dalam keterangan resmi Rabu,16 November 2022.
- Modal Tebal, Citi Indonesia Siap Terjang Ancaman Resesi 2023
- Tingkatkan Kualitas Pendidikan Indonesia, Pengamat Dorong Pemda Tambah Formasi ASN PPPK 2022
- Harga Jual Batu Bara Menguat, Laba Indo Tambangraya Megah (ITMG) Meroket 229 Persen Jadi Rp13,96 Triliun
Bahlil juga mengapresiasi perkembangan proyek perluasan investasi Posco di Indonesia yaitu produksi baja untuk kerangka kendaraan listrik yang dilakukan oleh PT Krakatau Posco.
Menurutnya produksi baja Krakatau Posco bisa menjadi basis bahan baku bagi penetrasi pasar EV (electric vehicle) di Asia Tenggara dan global ke depannya. Apalagi dengan adanya minat perusahaan produsen EV yang akan masuk ke Indonesia seperti Foxconn.
Sebelumnya pada 28 Juli 2022, telah dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian Investasi/BKPM dengan PT Krakatau Steel dan Posco di Seoul, Korea Selatan.
Sementara itu dalam kerja sama tersebut dilakukan dalam rangka fasilitasi rencana perluasan kapasitas produksi dan produksi baja otomotif untuk kendaraan listrik. Dengan nilai investasi fase kedua dari Posco dan Krakatau Steel ini mencapai US$3,5 miliar atau setara Rp52,4 triliun, yang akan dimulai pada 2023.
Tak hanya itu, kerja sama ini juga dilakukan dalam rangka fasiltiasi rencana proyek pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur Posco Jeong Tak, mengharapkan RI mampu memberikan fasilitas terkait perizinan dan insentif untuk mendukung perkembangan investasi tersebut.
Sementara itu, terkait dengan progres konsorsium, Jeong menyatakan masih terdapat negosiasi yang belum selesai dan akan segera diputuskan dalam waktu dekat.
“Kami berterimakasih atas dukungan dari Kementerian Investasi/BKPM. Sekembalinya kami ke Korea nanti, kami akan sampaikan segera kepada seluruh anggota konsorsium terkait perhatian dari Bapak Menteri untuk percepatan progres investasi Grand Package,” tandas Jeong.