Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dalam Penutupan Posko Nataru 2024/2025 di BPH Migas pada Selasa, 7 Januari 2025
Energi

Bahlil Pastikan Muhammadiyah Kelola Tambang Eks Adaro

  • Selain Muhammadiyah, organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama (NU) juga sudah menyelesaikan proses perizinan untuk mengelola lahan tambang eks PKP2B.

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan organisasi masyarakat (Ormas) Muhammadiyah akan mengelola eks tambang PT Adaro Energy Tbk milik Garibaldi ‘Boy’ Thohir.

Bahlil menyebut, Muhammadiyah sudah turun untuk mengelola tambang bekas perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B) tersebut.

"Muhammadiyah sekarang sudah turun juga. Kita sudah positif. Kita pakai yang eks-Adaro," kata Bahlil singkat di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta pada Jumat, 10 Januari 2025.

Hal ini sekaligus memastikan Muhammadiyah telah menentukan tambang mana yang akan digarap. Pasalnya sebelumnya pemerintah memberikan dua opsi lokasi pertambangan bekas PKP2B untuk Muhammadiyah. Dua lokasi itu yakni bekas lahan PT Adaro Energy Tbk dan PT Arutmin Indonesia.

Selain Muhammadiyah, lanjut Bahlil, organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama (NU) juga sudah menyelesaikan proses perizinan untuk mengelola lahan tambang eks PKP2B.

NU mendapatkan izin usaha pertambangan (IUP) untuk mengelola bekas PKP2B PT Kaltim Prima Coal (KPC). Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyebutkan pihaknya membentuk PT Berkah Usaha Muamalah Nusantara (BUMN) untuk mengelola sebanyak 25 ribu hingga 26 ribu hektare tambang di Kalimantan Timur. Saham usaha tersebut dimiliki oleh koperasi NU yang dikelola oleh pengurus dan warga. Adapun saat ini mereka tengah berupaya memenuhi berbagai persyaratan untuk memulai eksplorasi.

Sekilas tentang Tambang Adaro

Adapun PT Adaro Energy Tbk merupakan perusahaan tambang batu bara di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Perusahaan ini dimulai pada 1970 ketika perusahaan Spanyol, Enadimsa, mengajukan penawaran konsesi batu bara di Blok 8 di Kabupaten Tanjung, Kalimantan Selatan. Memiliki sumber daya batu bara yang diolah adalah sebesar 4 miliar ton dan cadangan batu bara sebesar 1 miliar ton.

Melansir data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) PT Adaro Energy Tbk (ADRO)  kini dalam tahapan operasi produksi dengan luasan lahan mencapai 23.942 hektare (ha). Tercatat, daerah operasional berlokasi di Kabupaten Tabalong dan Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.

Sebelumnya, luasan lahan Adaro Indonesia tercatat mencapai 31.380 ha. Dengan demikian, perpanjangan IUPK eks PKP2B yang diperoleh Adaro Indonesia dibarengi pula dengan penciutan lahan sebesar 7.438 ha.

Sebagai informasi, lahan bekas areal Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) yang ada yaitu PT Kaltim Prima Coal milik Grup Bakrie, PT Arutmin Indonesia, PT Adaro Energy Tbk milik Garibaldi ‘Boy’ Thohir, PT Kendilo Coal Indonesia, PT Multi Harapan Utama (MAU), dan PT Kideco Jaya Agung.