<p>Ilustrasi transaksi di PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS) / Brisyariah.co.id</p>
Industri

Bakal Jadi Holding Hasil Merger BUMN, Saham BRI Syariah Sudah Meroket 566 Persen

  • Saham PT BRI Syariah Tbk (BRIS) juga tercatat pernah mencapai level terendahnya pada 24 Maret 2020 ke posisi Rp135 per lembar saham. Dari patokan itu, maka harga saham BRIS saat ini sudah melesat sebanyak 566,7% atau lebih dari 5 kali lipat.

Industri
Fajar Yusuf Rasdianto

Fajar Yusuf Rasdianto

Author

JAKARTA – Rencana penggabungan alias merger tiga bank umum syariah (BUS) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tinggal selangkah lagi. Selasa, 13 Oktober 2020, rencana ini akan diumumkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir.

Bank-bank syariah yang bakal dimerger, antara lain PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS), PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank Syariah Mandiri. Namun, ada satu unit usaha syariah dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) yang tidak diikutkan nimbrung.

Dari ketiga bank ini, nama Bank BRI Syariah yang paling santer diberitakan bakal menjadi induk usaha. Alasannya sederhana, karena dari semua bank umum syariah yang akan dimerger itu, hanya BRIS saja yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Tak pelak di tengah kabar yang makin santer itu, saham BRIS pada perdagangan hari ini pun tampak bergerak eksponensial. Saham entitas usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) itu ditutup menguat ke posisi Rp900 per lembar. Saham BRIS melejit 45 poin atau 5,26% dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya yang hanya Rp855 per lembar.

Jika ditengok sejak awal tahun 2020, saham BRIS telah melesat sebesar 179,5,% dari harga Rp322 per lembar. Dengan pergerakan saham di rentang 135-1.020 dalam setahun terakhir.

Sementara itu, jika dilihat sejak masa awal penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO), saham BRIS sudah melejit 76,47%. Waktu itu, tepatnya 9 Mei 2018, BRIS resmi menggelar IPO dengan harga Rp510 per lembar saham.

Meroket 566,7%

Di sisi lain, BRIS juga tercatat pernah mencapai level terendahnya pada 24 Maret 2020 ke posisi Rp135 per lembar saham. Dari patokan itu, maka harga saham BRIS saat ini sudah melesat sebanyak 566,7% atau lebih dari 5 kali lipat.

Adapun kapitalisasi saham BRIS saat ini berada pada nilai Rp8,4 triliun. Namun dipastikan, jika merger itu berhasil maka kapitalisasi pasar BRIS bakal melonjak tajam dalam waktu dekat.

Diperkirakan, aset hasil holding perbankan syariah milik himpunan bank-bank milik negara (Himbara) ini akan menyentuh nilai Rp208,07 triliun. Dari ketiga BUS himpunan bank milik negara (Himbara), aset terbesar dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri, kemudian diikuti Bank BNI Syariah dan Bank BRI Syariah.

Proses merger tersebut tetap akan membuat tiga bank syariah itu sebagai anak usaha BUMN. Nantinya, bank hasil merger akan menjadi anak usaha bersama bank BUMN. Secara hukum, perbankan syariah BUMN baru akan dilakukan merger secara legal pada kuartal I-2021. (SKO)