Bakal Melejit 2021, Industri Makanan dan Minuman Bisa Tumbuh 4,39 Persen
JAKARTA – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan, industri makanan dan minuman (mamin) akan menjadi satu dari tiga subsektor yang melejit tahun ini. Prediksinya, industri mamin bakal tumbuh 4,39% secara tahunan. Selain industri mamin, dua subsektor lainnya adalah kertas dan barang dari kertas. Di luar itu, Agus berkata akan memberikan perhatian khusus sektor pada industri […]
Industri
JAKARTA – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan, industri makanan dan minuman (mamin) akan menjadi satu dari tiga subsektor yang melejit tahun ini. Prediksinya, industri mamin bakal tumbuh 4,39% secara tahunan.
Selain industri mamin, dua subsektor lainnya adalah kertas dan barang dari kertas. Di luar itu, Agus berkata akan memberikan perhatian khusus sektor pada industri farmasi, produk obat, kimia. Obat tradisional, bahan kimia, barang dari bahan kimia, logam dasar, dan makanan.
“Kami prediksi terdapat tiga subsektor yang mampu mencatatkan akselerasi pertumbuhan ciamik pada 2021. Yakni industri makanan, minuman, serta kertas dan barang dari kertas,” kata Agus dalam keterangan resmi, Senin, 4 Januari 2021.
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- Cegah Ledakan Kasus COVID-19, Pemerintah Geser dan Hapus Hari Libur Nasional Ini
- Penyaluran KPR FLPP: BTN Terbesar, Tiga Bank Daerah Terbaik
Dengan asumsi pengendalian pandemi dan aktivitas ekonomi yang pulih, Agus memproyeksikan pertumbuhan industri manufaktur pada 2021 akan tumbuh 3,95%. Proyeksi tersebut sejalan dengan investasi pada industri pengolahan nonmigas yang masih tumbuh positif.
Sepanjang 2020, nilai investasi industri pengolahan nonmigas diperkirakan mencapai Rp265,28 triliun. Nilai ini naik 24,48% dari realisasi investasi pada 2019 senilai Rp213,11 triliun. Pada tahun ini, investasi diproyeksikan naik 21,97% menjadi Rp323,56 triliun.
Dengan bekal tersebut, Agus yakin industri manufaktur akan melanjutkan pemulihannya tahun ini. Kepercayaan diri juga meningkat karena Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia berada di level 51,3 pada Desember 2020.
“Ini capaian yang luar biasa. Saya berterima kasih kepada para pelaku industri yang tetap berusaha mengoptimalkan sumber daya yang ada di tengah keterbatasan,” ujar Agus.
Menanggapi hasil PMI Manufaktur, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Rosan P Roeslani optimistis, momentum pemulihan ekonomi 2021 akan semakin baik. Hal ini tercermin dari beberapa indikator ekonomi yang sudah mulai menunjukkan pemulihan.
“Misalnya, PMI manufaktur telah kembali ke level ekspansif dan indeks keyakinan konsumen yang mulai mengalami peningkatan. Ini sangat menggembirakan,” terangnya. (SKO)