Penampakan LRT Jabodebek di Stasiun Dukuh Atas saat uji coba
Transportasi dan Logistik

Bakal Terintegrasi dengan Whoosh, LRT Bandung Butuh Rp20 Triliun

  • LRT yang menjadi moda pengumpan (feeder) bagi KCJB Whoosh dan transportasi massal di Kota Bandung ini, ditargetkan mulai dibangun paling lambat tahun 2027.
Transportasi dan Logistik
Laila Ramdhini

Laila Ramdhini

Author

JAKARTA - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyatakan pembangunan dua ruas jalur kereta ringan (Light Rail Transit/LRT) Bandung bisa menelan biaya sekitar Rp20 triliun. Kedua rute LRT tersebut yakni Leuwipanjang-Tegalluar dan Leuwipanjang-Dago (utara-selatan)

Pelaksana harian (Plh) Sekda Provinsi Jawa Barat Mohammad Taufiq Budi Santoso mengatakan rencana pembangunan dua ruas LRT tersebut masih berproses, yakni dalam tahap kelengkapan dokumen.

Progres ini termasuk penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan pemerintah pusat melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu), terkait modal pembangunan.

"Kita mengatur waktu penandatanganan kesepakatan induk dengan Kementerian Keuangan. Prioritas Utara-Selatan, kemudian nanti Leuwipanjang-Tegalluar, kebutuhan Rp20 triliun untuk dua ruas itu," kata Taufiq, dikutip dari Antara, Rabu, 10 Januari 2024.

Ke depan, Taufiq mengatakan, moda transportasi LRT di Bandung ini diproyeksikan terintegrasi dengan layanan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh.

Dengan demikian, pembangunan LRT akan melibatkan banyak pihak, salah satunya adalah swasta, melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) agar bisa mengakselerasi pembangunan.

"Dana dibantu APBN melalui Kemenkeu. Ada beberapa dokumen yang harus disiapkan. LRT ingin kita campur (sumber pendanaan) dengan KPBU," ucapnya.

LRT yang menjadi moda pengumpan (feeder) bagi KCJB Whoosh dan transportasi massal di Kota Bandung ini, ditargetkan mulai dibangun paling lambat tahun 2027.