80 Tahun Geluti Manufaktur, Induk Grup Bakrie Lirik Bisnis Teknologi Digital
- Emiten induk usaha Grup Bakrie, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) mulai menapaki bisnis baru yang lebih menjanjikan, yaitu di sektor sustainable business dan bisnis berbasis teknologi digital. Ini sebagai upaya dalam menyiasati dampak dari pandemi dan pembatasan kegiatan yang melumpuhkan banyak sektor usaha di Tanah Air.
Korporasi
JAKARTA – Emiten induk usaha Grup Bakrie, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) mulai menapaki bisnis baru yang lebih menjanjikan, yaitu di sektor sustainable business dan bisnis berbasis teknologi digital. Ini sebagai upaya dalam menyiasati dampak dari pandemi dan pembatasan kegiatan yang melumpuhkan banyak sektor usaha di Tanah Air.
Presiden Direktur BNBR, Anindya Novyan Bakrie mengatakan bahwa selama ini salah satu pilar penting dalam portofolio perseroan adalah industri manufaktur. Hampir 80 tahun lamanya, atau sepanjang grup usaha itu berdiri, sektor tersebut menjadi andalan perusahaan.
Belakangan, BNBR mengerjakan proyek-proyek infrastruktur yang turut menjadi sumber pertumbuhan perusahaan. Namun, kemajuan teknologi dan kondisi pasar yang berubah cepat membuat perseroan kembali menyiapkan manuver baru.
- IPO Laris Manis, Ultra Voucher Gandeng Sejumlah Bank Bidik Laba Meroket 600 Persen
- Isu Dua Direkturnya Kena Gugat, Alfamart Beri Sangkalan
- Mari Lihat Kekayaan 10 Orang Terkaya di Indonesia per Agustus 2021
Ia menjelaskan, target utama seluruh pelaku usaha di dunia kini mengikuti apa yang tertuang di dalam sustainable development goals (SDG). Pihaknya juga melihat bagaimana teknologi digital telah menjadi arus utama bisnis di seluruh dunia. Sebab itu, BNBR akan mengembangkan sektor tersebut.
“Jadi, istilahnya kami ini ingin ‘naik kelas’ mengerjakan bisnis-bisnis yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, dengan basis penguasaan teknologi yang tepat guna,” ujarnyanya melalui keterangan pers, dikutip Senin, 2 Agustus 2021.
Selain itu, Anindya memaparkan bahwa bahwa fokus baru ini tidak untuk menjadikan bisnis-bisnis yang ada ditinggalkan. Industrialisasi akan tetap menjadi pilar penting bagi perusahaan ke depan. Dengan kata lain, perseroan melalukan reformasi bisnis sambil melakukan pivot bisnis baru.
“Secara bertahap kami akan melakukan revitalisasi pada setiap unit usaha di sektor manufaktur, disesuaikan dengan tantangan dan peluang yang ada, menuju Industry 4.0. Memang akan membutuhkan waktu dan proses yang panjang, tetapi kami optimistis akan hasilnya nanti,” imbuhnya.
Bisnis Baru
Seperti diketahui, Bakrie & Brothers kini tengah merintis beberapa sektor usaha yang tergolong dalam bisnis baru yang berkelanjutan. Di antaranya Bakrie Autoparts, unit usaha BNBR yang bergerak di bidang komponen otomotif, yang tengah memasok unit bus listrik kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui PT Transjakarta.
Sebanyak 30 unit bus saat ini akan segera digunakan oleh pihak Transjakarta. Ke depan, BNBR juga telah berkomitmen untuk menyediakan tambahan unit berikutnya, demi memenuhi target DKI Jakarta sebanyak 100 unit bus listrik di tahun ini.
Dalam sektor industri energi baru dan terbarukan, perseroan melalui anak usaha PT Bakrie Power belum lama ini menyepakati kerja sama dengan PT Perusahaan listrik Negara (Persero) alias PLN dalam proyek pengadaan dan pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid di Desa Parak, Selayar, Sulsel.
Saat ini, ada ratusan pembangkit listrik bertenaga diesel yang kini dioperasikan PLN. Hal ini menjadi potensi besar untuk dapat dikonversi menjadi pembangkit EBT, seperti yang dilakukan di PLTS Hybrid Selayar.
BNBR melalui PT Multi Kontrol Nusantara (MKN) yang berfokus pada industri teknologi informasi dan komunikasi/ICT dan penyediaan jasa pendukung infrastruktur IT. Saat ini juga mulai berkiprah sebagai salah satu penyedia jasa IoT (Internet of Things) untuk industri mining, manufacturing and utilities.
Mengikuti tren kenaikan sektor industrinya, pendapatan PT MKN dari penyediaan jasa ICT pada tengah tahun 2021 ini meningkat sebesar lebih dari 182% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Hal ini menunjukkan besarnya potensi bisnis ini di masa depan.
Kinerja Keuangan Membaik
Dalam kesempatan yang sama, putra sulung Aburizal Bakrie ini juga menuturkan bahwa pilihan sektor bisnis yang ditekuni selama ini telah terbukti mampu membawa perseroan melewati berbagai macam krisis dan tantangan.
“Alhamdulillah, hingga saat ini kami bisa terus menjaga pertumbuhan perusahaan dan melewati pasang-surutnya dunia usaha, berbekal resiliensi dari sektor-sektor usaha yang kami miliki,” tambahnya.
Anindya mengakui, pandemi yang berkepanjangan ini memang berdampak signifikan terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan. Namun, secara bertahap perusahaan dapat membalik kinerja negatif tersebut.
“Dapat dilihat dari laporan keuangan tengah tahun 2021 yang baru saja kami terbitkan, upaya-upaya efisiensi di berbagai sektor yang kami lakukan sepanjang tahun telah membuahkan hasil yang menggembirakan,” ucap dia.
Salah satu indikator perbaikan yang terlihat adalah nilai rugi usaha yang besarannya lebih baik dibandingkan nilai tahun 2020 lalu. Pada tengah tahun 2021 ini, BNBR mencatat rugi bersih sebesar Rp43 miliar.
Angka tersebut jauh lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, di mana tercatat rugi bersih sebesar Rp121 miliar lebih. Sementara itu, pendapatan perusahaan sepanjang setengah tahun di 2021 ini berada di angka Rp1,04 triliun, turun sekitar 21% dibanding tahun lalu.
Sejalan dengan itu, secara proporsional COGS juga mengalami penurunan sebesar 21%. Selain mengendalikan COGS, BNBR juga berhasil melakukan efisiensi sebesar 27% pada beban usaha dari periode yang sama tahun lalu, yang menjadi indikasi positif atas upaya efisiensi perseroan.