Penyelenggaraan program pelatihan dalam rangka Kerja Sama Teknik Selatan-Selatan dan Triangular (KTSST) pada sektor IKM.
Industri

Balai Kemenperin Kenalkan Inovasi Teknologi AiMS Kepada Delegasi Colombo Plan

  • Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkolaborasi dengan Kementerian Sekretariat Negara dan Colombo Plan dalam upaya penumbuhan sektor industri kecil dan menengah (IKM) yang mengusung konsep berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Industri
Bintang Surya Laksana

Bintang Surya Laksana

Author

SEMARANG - Kementerian Perindustrian (Kemenperin)  berkolaborasi dengan Kementerian Sekretariat Negara dan Colombo Plan dalam upaya penumbuhan sektor industri kecil dan menengah (IKM) yang mengusung konsep berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Colombo Plan merupakan sebuah organisasi regional yang bertujuan untuk memperkokoh ekonomi dan sosial negara-negara anggotanya di kawasan Asia-Pasifik.

“Kerja sama berkelanjutan ini melibatkan penyelenggaraan program pelatihan dalam rangka Kerja Sama Teknik Selatan-Selatan dan Triangular (KTSST) pada sektor IKM,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin,Reni Yanita, dalam keterangan resminya di Jakarta, 13 Juli 2023.

Dalam kerja sama ini, Kemenperin menyelenggarakan acara knowledge sharing ke-8 di Semarang, Jawa Tengah pada 2 Juli hingga 10 Juli 2023, yang berfokus pada pemberdayaan industri kecil yang berorientasi lingkungan dan berkelanjutan. Kegiatan ini dihadiri oleh 20 orang delegasi dari 10 negara yang meliputi perwakilan Indonesia, Malaysia, Filipina, Bangladesh, Laos, Maldives, Nepal, Pakistan, Saudi Arabia, dan Sri Lanka.

Reni menyebutkan kegiatan kali ini mengangkat tema The Empowerment of Small and Medium Industry through Sustainable and Environmental Approach. Peserta memperoleh pengetahuan mengenai pemberdayaan bisnis kecil dan menengah dengan strategi berkelanjutan dan ramah lingkungan. Strategi tersebut bertujuan untuk mencapai kondisi ideal yang menguntungkan dan bertanggung jawab yang tidak hanya kompetitif tetapi juga ramah lingkungan.

Reni berharap program ini akan memperkuat persatuan KSST dan para negara anggota Colombo Plan. Selain itu, Reni menyebutkan program ini juga diharapkan dapat mendukung pemulihan ekonomi dunia dengan tetap berpegang pada prinsip industri kecil berwawasan lingkungan.

Dalam rangkaian agenda knowledge sharing tersebut, Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri (BBSPJPPI) Semarang, salah satu unit kerja di lingkungan Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, menjadi salah satu lokasi kunjungan lapangan.

Pada kesempatan itu, BBSPJPPI menyambut para peserta dengan serangkaian acara, seperti peragaan Adaptive Monitoring System (AiMS) sebagai teknologi 4.0 untuk industri berkelanjutan serta demo jasa layanan pengujian untuk pemantauan lingkungan.

“BBSPJPPI berkesempatan mengenalkan diri kepada peserta Colombo Plan, sebagai salah satu satker Kemenperin yang memiliki komitmen melayani dan berkontribusi pada berbagai sektor industri termasuk IKM dalam hal jasa layanan seperti jasa Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri, Penanganan Pencemaran, Pelatihan Teknis, Pengujian, Konsultansi, Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk, Kalibrasi, Sertifikasi, Jasa Audit Energi dan Audit Lingkungan,” jelas Kepala BSKJI Kemenperin, Doddy Rahadi.

BBSPJPPI menggarisbawahi betapa pentingnya inovasi dalam penyediaan layanan, terutama dalam modernisasi peralatan laboratorium yang dapat terintegrasi dengan sistem Internet of Things (IoT). Hal ini bertujuan untuk mencapai hasil yang lebih cepat dan akurat. Selain itu, BBSPJPPI menerapkan Sistem Informasi Digital Terintegrasi BBSPJPPI (SINDII) yang mengubah seluruh proses layanan menjadi digital, mulai dari titik pelanggan, proses pelayanan, hingga pengiriman hasil akhir kepada pelanggan.

Sidik Herman, Kepala BBSPJPPI, menjelaskan pentingnya entitas yang dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Dengan prinsip peningkatan yang berkelanjutan,  BBSPJPPI terus melakukan inovasi yang semakin banyak menjangkau industri dengan memperluas ruang lingkup layanan. Sidik juga menyampaikan bahwa Adaptive Monitoring System (AiMS) merupakan produk buatan dalam negeri yang telah dipasarkan ke dunia industri melalui skema ekosistem kerjasama dengan industri pula.

“AiMS diciptakan sebagai sistem mitigasi pencemaran air maupun udara dan diharapkan mampu mendukung industri dalam penerapan industri hijau, Making Indonesia 4.0, serta mendukung program P3DN dan substitusi impor untuk produk sejenis,” jelas Sidik.

Sidik menyampaikan terima kasih atas kesempatan BBSPJPPI dalam mengenalkan berbagai keunggulan yang dimiliki dan kontribusinya untuk industri. “Semoga segala informasi yang didapatkan dari BBSPJPPI dapat menjadi sumber inspirasi dan manfaat bagi negara-negara peserta Colombo Plan, sehingga mampu mendorong pertumbuhan dan daya saing IKM,” ujarnya.

Noviyanti, Kepala Biro Kerjasama Teknik Luar Negeri Kemensetneg, menyebut kegiatan knowledge sharing tersebut menunjukkan komitmen Pemerintah Indonesia dalam membagikan pengalamannya demi pengembangan IKM dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).