Balas Dendam, Rusia Kembali Gempur Ibukota Ukraina
- Serangan dilakukan setelah Rusia mengatakan akan melakukan pembalasan terhadap serangan Ukraina di wilayah Rusia
Nasional
KYIV-Rusia kembali meningkatkan serangannya ke Kyiv. Serangan dilakukan setelah Rusia mengatakan akan melakukan pembalasan terhadap serangan Ukraina di wilayah Rusia.
Setelah keputusan Rusia menarik pasukannya dari sekitar Ibukota, Kyiv relative tenang. Bahkan kedutaan besar sejumlah sudah membuka lagi kantornya. Tetapi pada Kamis 16 April 2022 sejumlah serangan rudal jarak jauh menghantam beberapa target di kota tersebut.
Juru bicara kementerian pertahanan Igor Konashenkov mengatakan 16 target musuh dihancurkan dengan rudal presisi tinggi. Target tersebut termasuk peralatan, gudang dan pangkalan penyimpanan senjata.
Dia menambahkan bahwa bengkel peralatan militer di Mykolaiv, di selatan Ukraina juga terkena. Sementara otoritas Ukraina mengatakan satu orang meninggal dalam serangan tersebut.
- Ecosia Mesin Pencari Layaknya Google yang Diklaim Ramah Lingkungan
- Sri Mulyani Tambah Anggaran Bansos Jadi Rp431,5 Triliun, Ini Alokasinya!
- Cegah Kerumunan Belanja Jelang Lebaran, Pemprov DKI Tidak Ijinkan Gelar Midnight Sale
Selain di Kyiv, Rusia juga menembakkan rudalnya ke sejumlah target di kota Lviv yang terletaak di Ukraina barat. Ukraina mengaku berhasil menjatuhkan sedikitnya empat rudal lawan.
Rusia mengatakan akan meluncurkan serangan rudal lebih lanjut ke sasaran di Ukraina sebagai tanggapan atas apa yang disebutnya "serangan teroris atau pengalihan di wilayah Rusia". Ini bisa diartikan sebagai serangan balas dendam.
Rusia mengatakan Ukraina telah melakukan serangan lintas batas yang menyasar sejumlah wilayah dan target. Salah satunya adalah serangan ke sebuah fasilitas minyak di daerah Belgorod.
Namun Igor Konashenkov tidak menyebut tenggelamnya kapal penjelajah Moskva sebagai dasar serangan balas dendam tersebut. Seperti diketahui penjelajah rudal tersebut tenggelam di Laut Hitam setelah ledakan yang membuatnya rusak parah.
Ukraina mengklaim merusak kapal tersebut dengan dua rudal antikapal Neptune buatan mereka. Sementara Rusia bersikukuh kapal meledak karena ada kebakaran internal.
Sejumlah pejabat Amerika mendukung klaim Ukraina dengan mengatakan kemungkinan besar kapal memang diserang oleh rudal Ukraina.
Bantuan senjata
Sementara itu dilaporkan pasukan khusus SAS inggris disebut telah masuk Ukraina. Tujuan mereka adalah memberikan pelatihan militer di negara tersebut.
Surat kabar Times Inggris melaporkan SAS telah memberikan pelatihan kepada dua batalyon lokal yang ditempatkan di dekat Kyiv. Jika laporan itu benar maka ini adalah pertama kalinya mereka melakukannya sejak invasi Rusia dimulai tujuh minggu lalu
Pejabat Ukraina mengatakan SAS akan memberikan pelatihan tentang cara menggunakan rudal anti-tank yang dipasok Inggris yang dikirim pada Februari lalu.
Sedangkan Presiden Amerika Joe Biden mengumumkan tambahan US$800 juta atau sekitar Rp12 triliun dalam bentuk senjata berat untuk dikirim ke Ukraina. Senjata yang dikirim termasuk 18 howitzer 155mm dan 40.000 amunisinya, Ini juga untuk pertama kalinya amerika menyediakan senjata kelas berat.
- Harga BBM di Indonesia Masih Murah, Kok Bisa?
- Bertempur di Perang Ukraina, Ini Kekurangan dan Kelebihan MiG-29 Fulcrum
- KAI Pastikan Kesiapan LRT Jabodebek Jelang Soft Launching, Berikut Rinciannya
Paket bantuan juga mencakup 10 radar kontra artileri AN/TPQ -36, DUA radar pengawasan udara AN/MPQ-64 Sentinel, 300 drone switchblade, 500 rudal anti-tank javelin, 200 pengangkut personel lapis baja m113 dan 100 Humvee lapis baja.
Bantuan juga termasuk 11 helikopter Mi-17 bersenjata yang sebelumnya dijanjikan untuk Angkatan Udara Afghanistan.
Salah satu misteri dalam daftar tersebut adalah jumlah dan jenis kapal pertahanan pantai tak berawak, Juru bicara pentagon Jhon Kirby hanya mengatakan ini adalah kapal permukaan tak berawak yang dapat digunakan untuk berbagai misi pertahanan pesisir .
Pemerintahan biden telah memberikan US$3,2 miliar atau sekitar Rp46 triliun bantuan militer ke Ukraina. Dari jumlah itu sekitar Rp38 triliun di antaranya datang sejak Rusia menginvasi pada Februari
Rusia telah berulang kali mengancam amerika untuk menghentikan upayanya mempersenjatai Ukraina Krremlin juga mengatakan konvoi senjata bantuan ke Ukraina akan menjadi target yang sah untuk diserang.