Balik ke Rp5.000, Sejauh Mana Saham Astra (ASII) Bisa Melaju Kencang?
- Pendapatan bersih Astra pada kuartal II-2024 mengalami sedikit penurunan menjadi Rp78,8 triliun. Akibatnya, pendapatan Astra sepanjang semester I-2024 turun 1,5% (year-on-year/yoy) menjadi Rp159,9 triliun.
Bursa Saham
JAKARTA – Selama pekan terakhir, saham PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan penguatan 6,77%, mengembalikan nilai saham konglomerasi ini ke level Rp5.000 per saham, level yang terakhir kali dicapai pada Mei 2024.
Analis Mirae Asset Sekuritas, Christopher Rusli, mencatat bahwa pendapatan bersih Astra pada kuartal II-2024 mengalami sedikit penurunan menjadi Rp78,8 triliun. Akibatnya, pendapatan Astra sepanjang semester I-2024 turun 1,5% (year-on-year/yoy) menjadi Rp159,9 triliun.
Segmen alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi (HEMCE), kata Christopher, Astra mencatat penurunan 6,1% yoy, sementara segmen otomotif tetap stabil meskipun penjualan mobil lebih rendah.
- Mengenal Chandra Daya Investasi, Emiten Entitas Prajogo Pangestu yang Menyongsong IPO
- MK Ubah Aturan Pilkada di Detik Akhir, PDIP Ketiban Durian Runtuh
- Munas Golkar Pastikan Ubah AD/ART, Muluskan Jalan Gibran Jadi The Next Ketum?
“Segmen jasa keuangan menunjukkan pertumbuhan 11,6% yoy. Meskipun laba bersih Astra pada semester I-2024 turun 9,1% yoy menjadi Rp15,9 triliun, kinerja ini masih sesuai dengan ekspektasi,” kata Christopher Rusli dalam risetnya dikutip Rabu, 21 Agustus 2024.
Adapun, pada Juli 2024, penjualan mobil secara grosir mencapai 74.160 unit, tumbuh 1,7% month-on-month (mom), meskipun mengalami penurunan 7,9% yoy. Ini menunjukkan adanya peningkatan bertahap dibandingkan awal tahun 2024.
Secara kumulatif, total penjualan mobil grosir dari Januari hingga Juli 2024 mencapai 482.172 unit, turun 17,5% yoy. Toyota dan Daihatsu mendominasi pasar dengan pangsa masing-masing sebesar 36,6% dan 18,8%.
“Walaupun pertumbuhan bulanan (mom) lebih lemah dari yang diperkirakan, pembalikan tren penjualan terus berlanjut dengan target penjualan 852.000 unit pada tahun ini,” ujar Christopher dari Mirae Asset Sekuritas.
Di segmen alat berat, pendapatan bersih United Tractors (UNTR), anak perusahaan ASII, turun 6% yoy menjadi Rp 64,5 triliun pada semester I-2024. Laba bersih juga mengalami penurunan 15% menjadi Rp 9,5 triliun, seiring dengan kinerja yang melemah di segmen mesin konstruksi dan pertambangan batu bara.
Rekomendasi Saham
Diharapkan, kinerja ASII pada semester II tahun ini akan lebih baik, didorong oleh acara Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024, penjualan akhir tahun, dan jumlah hari libur yang lebih sedikit.
“Segmen HEMCE kemungkinan akan melampaui ekspektasi meskipun kinerjanya buruk (yoy). Sementara itu, agribisnis masih menunjukkan kelemahan. Segmen yang lebih kecil diprediksi akan tumbuh, meskipun dampaknya bisa diabaikan. Proyeksi yang direvisi sedikit menurunkan laba operasional dan laba bersih ASII karena penyesuaian biaya,” jelas Christopher.
Mirae Asset Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli untuk saham ASII, dengan target harga yang ditetapkan sebesar Rp6.050 per saham. Saat berita ini ditayangkan, saham ASII berada di level Rp5.125 per saham, menunjukkan potensi keuntungan sebesar 18%.
“Proyeksi untuk tahun ini tetap sejalan dengan estimasi sebelumnya, dengan penilaian ASII menggunakan metode sum-of-the-parts (SOTP) untuk segmen otomotif, HEMCE, agribisnis, dan lainnya. Sedangkan segmen jasa keuangan dinilai menggunakan growth Gordon model (GGM) dengan kelipatan price-to-book value (P/BV). Risiko yang d Risiko yang dihadapi adalah jika penjualan mobil dan sepeda motor lebih rendah dari perkiraan,” tutupnya.