<p>Image Source : Nikkei Asian Review</p>
Industri

Bangkok Bank Gelontorkan Kredit Rp3.64 Triliun ke Barito Pasific

  • JAKARTA – Bangkok Bank Public Company Limited memberikan fasilitas pinjaman (term loan) sebesar US$252,7 juta setara dengan Rp 3,64 triliun (kurs Rp 14.600/US$). Pelunasan pinjaman diberikan waktu 60 bulan sejak tanggal penarikan pertama atau 5 tahun kepada PT Barito Pasific Tbk. Pinjaman tersebut dijamin dengan tiga jaminan. Pertama, gadai atas rekening penerimaan dividen atas nama […]

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Bangkok Bank Public Company Limited memberikan fasilitas pinjaman (term loan) sebesar US$252,7 juta setara dengan Rp 3,64 triliun (kurs Rp 14.600/US$). Pelunasan pinjaman diberikan waktu 60 bulan sejak tanggal penarikan pertama atau 5 tahun kepada PT Barito Pasific Tbk.

Pinjaman tersebut dijamin dengan tiga jaminan. Pertama, gadai atas rekening penerimaan dividen atas nama BRPT. Kedua yakni gadai atas rekening Debt Service reserve Account (DSRA) atas nama BRPT, dan ketiga, gadai atas saham yang dimiliki perseroan di dalam PT Chandra Asri Petrochemical tbk (TPIA).

Adapun tujuannya untuk membangun proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan teknologi ultra super critical di Suralaya, Banten. Teknologi ultra super-critical, yaitu penerapaan teknologi rendah karbon dengan tingkat efisiensi tinggi atau high efficiency and low emmission (HELE) seperti clean coal technology (super critical dan ultra super critical).

Proyek tersebut dikenal dengan nama Jawa 9 & 10 berkapasitas 2 X 1.000 MW, dimiliki oleh PT Indo Raya Tenaga yang merupakan anak usaha perseroan dari PT Barito Wahana Tenaga dengan anak usaha PT Indonesia Power.

Wakil Presiden Direktur Barito Pasific Rudy Suparman mengungkapkan, penyelesaian proyek menjadi komitmen perseroan untuk mendukung target pemerintah meningkatkan rasio elektrifikasi nasional.

“Fasilitas pinjaman ini juga menunjukkan bagaimana bank regional terkemuka, memberikan kepercayaan terhadap perseroan untuk menyelesaikan proyek yang ditargetkan beroperasi tahun 2023 atau 2024,” ujarnya dalam siaran tertulis yang dikutip TrenAsia.com, Senin, 10 Agustus 2020.

Diketahui, teknologi serupa kini banyak diterapkan di belahan dunia untuk menggantikan teknologi pembangkit yang sudah lama beroperasi.

Seperti negara-negara maju, PLTU Jawa 9 & 10 menggunakan konsumsi batubara yang dinilai lebih efisien dan andal, sekaligus lebih ramah lingkungan sesuai standar internasional terkini. Proyek ini dapat juga dinilai dapat membantu Indonesia dalam mengurangi emisi rumah kaca sebesar 25 persen pada 2025.