<p>Standard Chartered PLC (Standard Chartered) dan PT Astra International Tbk (ASII) pada hari Kamis, 12 Desember 2019, menandatangani perjanjian pembelian saham bersyarat untuk menjual saham mereka, masing-masing sebesar 44,56% di PT Bank Permata Tbk (BNLI) kepada Bangkok Bank Public Company Limited (Bangkok Bank). / Astra.co.id</p>
Industri

Bangkok Bank Resmi Akuisisi Bank Permata Rp33,66 Triliun

  • Harga akuisisi saham PT Bank Permata Tbk. (BNLI) sepakat dipangkas dari sebelumnya Rp37,43 triliun setara 1,77 kali book value menjadi 1,63 kali senilai Rp33,66 triliun. Artinya, pemangkasan harga akuisisi mencapai Rp3,77 triliun.

Industri
Sukirno

Sukirno

Author

Bangkok Bank Public Company Limited atau Bangkok Bank, resmi mengambilalih PT Bank Permata Tbk. (BNLI) dari Standard Chartered PLC dan PT Astra International Tbk. (ASII). Nilai transaksi akuisisi 89,12% saham dengan kode BNLI itu mencapai Rp33,66 triliun.

Mengutip keterangan Bangkok Bank yang dirilis hari ini, Rabu, 20 Mei 2020, nilai transaksi tersebut setara dengan valuasi 1,63 kali dari nilai buku Bank Permata per 31 Meret 2020. Dengan begitu, harga saham BNLI dalam transaksi ini dihargai sekitar Rp1.344 per lembar.

Harga itu bahkan jauh lebih tinggi dari kisaran pergerakkan harga saham BNLI sepanjang tahun ini. Harga saham BNLI paling tinggi berada pada level Rp1.335 per saham yang terjadia pada 6 Maret 2020.

Menanggapi transaksi tersebut, Presiden Bangkok Bank Chartsiri Sophonpanich menjelaskan, akuisisi Bank Permata merupakan langkah strategis untuk pertumbuhan bank tersebut.

“Permata akan mengokohkan pijakan Bangkok Bank di dua perekonomian terbesar Asia Tenggara, memperkuat posisi kami sebagai bank terkemuka di ASEAN,” ungkap Chartsiri dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu, 20 Mei 2020.

Dia juga bilang, pihaknya akan mendukung Bank Permata untuk mengembangkan bisnis ritel, usaha kecil dan menengah (UKM), serta korporasi. Sementara nasabah Bangkok Bank akan mendapatkan peningkatan akses untuk meraih peluang pertumbuhan di Indonesia.

Selain itu, Bangkok Bank juga berharap untuk terus memperluas kemitraan bisnis antara Permata dan Grup Astra.

Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto mengatakan, pihaknya akan melanjutkan fokus pada pertumbuhan bisnis keuangan ritel. “Dan dapat melanjutkan kerja sama yang telah terjalin dengan baik antara Grup Astra dan Permata,” ujar Prijono.

Sekretaris Perusahaan ASII Gita Tiffani Boer mengatakan transaksi akuisisi saham Bank Permata dilakukan pada Rabu, 20 Mei 2020. Dengan ditandatanganinya akta pengambilalihan dan dilakukannya penyerahan saham yang dijual, perseroan telah merampungkan penjualan seluruh saham-saham milik ASII di dalam Bank Permata kepada Bangkok Bank.

“Total harga penjualan seluruh saham-saham milik perseroan di Bank Permata adalah Rp16.83 triliun setara Rp1.346,97 per saham,” kata dia dalam keterbukaan informasi di PT Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sementara itu, Bill Winters, Group Chief Executive Standard Chartered mengatakan, Bank Permata telah melakukan pekerjaan luar biasa dan dirinya percaya potensi jangka panjang bisnis mereka tetap kuat. Namun, Bill bilang, inti dari strategi StandChart di Indonesia kini berbeda.

“Kami akan fokus pada bisnis cabang dengan kepemilikan seutuhnya. Memindahkan kepemilikan kami ke pemilik baru yang sangat dihormati dan memiliki motivasi tinggi akan memungkinkan Permata untuk melanjutkan pengembangan bisnisnya yang mengesankan,” terangnya.

Meski dihargai cukup tinggi oleh Bangkok Bank, nyatanya saham BNLI pada penutupan perdagangan hari ini hanya naik tipis 1,19% ke level Rp1.275. Dengan begitu, saham BNLI baru naik 0,79% secara year to date (ytd). Kapitalisasi pasar saham BNLI mencapai Rp35,75 triliun.

Harga Dipangkas Rp3,77 Triliun

Harga akuisisi saham PT Bank Permata Tbk. (BNLI) sepakat dipangkas dari sebelumnya Rp37,43 triliun setara 1,77 kali book value menjadi 1,63 kali senilai Rp33,66 triliun. Artinya, pemangkasan harga akuisisi mencapai Rp3,77 triliun.

Gita Tiffani Boer mengatakan pada Senin, 20 April 2020, telah terjadi penandatanganan amandemen terhadap perjanjian jual-beli saham bersyarat.

Amandement to Conditional Share Purchase Agreement (CSPA) itu dilakukan oleh Astra International, Standard Chartered Bank (SCB), dan Bangkok Bank Public Company Limited (Bangkok Bank) terkait rencana penjualan saham-saham milik masing-masing perseroan dan SCB di Bank Permata kepada Bangkok Bank.

Pada 12 Desember 2019, perseroan, SCB, dan Bangkok Bank telah menandatangani CSPA seluruh saham milik ASII dan SCB dalam Bank Permata kepada Bangkok Bank. Kemudian, pada 20 April 2020, perseroan, SCB, dan Bangkok Bank telah mengamandemen pernjanjian tersebut.

Sebelumnya berdasarkan CSPA, harga pembelian sebesar 1,77 kali price to book value (PBV) Bank Permata berdasarkan nilai buku yang terakhir diterbitkan oleh BNLI sebelum transaksi rampung.

“Berdasarkan amandement letter, maka harga pembelian diubah menjadi 1,63 kali book value Bank Permata berdasarkan nilai buku yang diterbitkan oleh Bank Permata untuk periode yang berakhir pada 31 Maret 2020,” kata dia.

Bangkok Bank sudah mendapatkan restu dari pemegang saham untuk mengakuisisi Bank Permata, melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Kamis, 5 Maret 2020.

Awalnya, nilai transaksi akan bernilai 1,77x book value Bank Permata. Nilai buku Bank Permata adalah Rp1.498 per September 2019. Sehingga, jika merujuk nilai tersebut, Bangkok Bank bakal menggelontorkan duit US$2,67 miliar atau setara Rp37,43 triliun untuk memborong saham Astra dan SCB di Bank Permata.

Standard Chartered Bank dan Astra International memiliki total saham emiten perbankan dengan kode BNLI tersebut sebesar 89,12%, atau masing-masing sebesar 44,56%.

Setelah mendapatkan restu untuk menyelesaikan transaksi ini, Bangkok Bank bakal menggelar mandatory tender offer untuk sisa saham Bank Permata. Bangkok Bank berpotensi mengambil hingga 100% saham Bank Permata dengan total nilai Rp42 triliun.

Sementara itu, laba bersih PT Bank Permata Tbk. (BNLI) kuartal I-2020 anjlok 99,5% menjadi Rp1,73 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp377,3 miliar. Bank Permata meraup pendapatan bunga senilai Rp2,55 triliun pada kuartal I-2020, naik tipis 1,79% dari sebelumnya Rp2,5 triliun. Sehingga, pendapatan bunga dan syariah bersih naik 15,9% menjadi Rp1,53 triliun.

Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) Bank Permata konsolidasi mencapai Rp114,46 triliun per 31 Maret 2020. Jumlah DPK itu naik 9% dari 31 Desember 2019 senilai Rp104,96 triliun. Total kredit dan pembiayaan syariah yang disalurkan mencapai Rp110,45 triliun, tumbuh 2,1% dari akhir tahun 2019. (SKO)