Bangkrut, Sri Langka Minta Bantuan dari China Senilai Rp59 Triliun
- Rencananya, dana bantuan yang akan diterima Sri Lanka mencapai angka US$4 miliar atau setara Rp59,89 triliun
Dunia
BEIJING – Sri Lanka terus membuka negosiasi dengan China terkait dana bantuan untuk negara yang sedang dilanda berbagai macam masalah itu.
Rencananya, dana bantuan yang akan diterima Sri Lanka mencapai angka US$4 miliar atau setara Rp59,89 triliun (asumsi kurs Rp14.973 per dolar AS).
Duta Besar Sri Lanka untuk China, Palitha Kohona percaya diri bahwa rencana pemberian bantuan dana akan tetap terlaksana meskipun belum ada kepastian mengenai waktunya, seperti dikutip dari Reuters.
- Ekspor CPO Bebas Pajak, Begini Alasan Sri Mulyani
- Tiket Pesawat Mahal, Empat Orang Turis Pergi dari Paris ke London Naik Uber
- Melihat Keindahan Arwana Super Red di Arowana Cup Jakarta
Pinjaman sebesar US$1 miliar (Rp14,9 triliun) akan digunakan untuk membayar jumlah yang setara dengan utang China yang akan jatuh tempo tahun ini.
Sri Lanka juga akan menjajal jalur kredit sebesar US$1,5 miliar (Rp22,4 triliun) untuk membayar impor China. Selain itu, dana US$ 1,5 miliar lainnya akan digunakan untuk mengaktivasi swap dengan China, Kohona menambahkan.
"Kami yakin bahwa sistem China akhirnya akan menyetujui permintaan kami karena permintaan ini masuk akal," kata Kohona dalam wawancara dengan Bloomberg News.
Selama beberapa waktu terakhir, negara yang berbatasan laut dengan India itu tengah dilanda berbagai macam masalah.
Pekan lalu, Presiden Mahinda Rajapaksa yang dituding penyebab krisis di negara itu akhirnya mundur setelah protes berkepanjangan oleh rakyatnya.