Punya Potensi EBT 418 GW, Jokowi Tak Mau Investasi Asing Menaikkan Tarif Listrik.jpg
Nasional

Bangun Ekonomi Pedesaan, Jokowi Telah Salurkan Rp400,1 Triliun Dana Desa Sejak 2015

  • Presiden Joko Widodo mengatakan telah menyalurkan sekitar Rp400,1 triliun Dana Desa sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2015.

Nasional

Daniel Deha

JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengatakan telah menyalurkan sekitar Rp400,1 triliun Dana Desa sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2015. 

Dana tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang terus meningkat tiap tahunnya.

"Dan perlu saya ingatkan, bahwa penyaluran Dana Desa sejak tahun 2015, sampai saat ini kita sudah menyalurkan Rp400,1 triliun," katanya dalam Peluncuran Sertifikat Badan Hukum Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Dan Peresmian Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional BUM Desa Tahun 2021, Senin, 20 Desember 2021.

Kepala Negara menjabarkan Dana Desa tersebut terdiri dari tahun 2015 sebesar Rp20,8 triliun, kemudian tahun 2016 Rp46,7 triliun; selanjutnya pada tahun 2017 sebesar Rp59,8 triiliun; tahun 2018 Rp59,8 triliun; tahun 2019 Rp69,8 triliun, dan tahun 2020 sebesar Rp71,1 triliun. Tahun ini Jokowi mengalokasikan Rp72 triliun Dana Desa.

Selain itu, Jokowi mengatakan dari APBD Desa juga mengalami peningkatan setiap tahun di masa pemerintahnnya. Pada tahun 2014 sebesat Rp329 juta; tahun 2015 Rp701 juta; dan pada tahun ini melonjak menjadi Rp1,6 miliar.

"Hati-hati pengelolaan Dana Desa yang jumlahnya tidak sedikit, jumlahnya sangat besar sekali. Sekali lagi, Rp400,1 triliun itu gede sekali. Begitu salah sasaran, begitu tata kelolanya tidak baik, bisa lari ke mana-mana," tukasnya.

Jokowi mengatakan bahwa alokasi anggaran untuk untuk desa cukup menunjukkan hasil yang positif. Dari data yang tersedia, telah dibangun 227.000 kilometer jalan desa. Kemudian embung berukuran kecil juga telah dibangun 4.500 unit.

Tidak hanya itu, juga telah dibangun irigasi sebanyak 71.000 unit; jembatan sepanjang 1,3 juta meter; pasar desa sebanyak 10.300 unit.

Dia mengatakan saat ini telah dibentuk Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) sebanyak 57.200 unit, naik 606% dari 8.100 unit pada 2014.

Dengan adanya BUM Desa, Jokowi mengatakan telah dibangun sarana air bersih sepanjang 1,2 juta kilometer, Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) 38.000 unit, dan Polindes (Pondok Bersalin Desa) 12.000 unit.

Kemudian, juga telah dibangun drainase sepanjang 38 juta meter, sumur 59.000 unit,  PAUD 56.000 unit, termasuk juga fasilitas olah raga, ada MCK (mandi, cuci, kakus).

"Jangan kita terpaku kepada di jumlahnya. Kualitas aktivitas, kualitas kegiatan yang ada di dalamnya harus betul-betul di lapangan itu bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, oleh rakyat kita," pungkas Jokowi.

Transformasi Ekonomi Pedesaan

Jokowi menegaskan bahwa pada masa pandemi ini perekonomian di pedesaan menjadi salah satu penyelamat ketika kondisi ekonomi perkotaan begitu terpukul. 

Karena itu, dia mendorong BUM Desa melakukan transformasi untuk mengungkit ketahanan ekonomi pedesaan.

"BUM Desa diharapkan berorientasi pada pembentukan usaha baru yang belum ada, tapi dibutuhkan oleh masyarakat. Ini bagaimana men-trigger agar ada usaha-usaha baru di masyarakat yang belum ada, tetapi dibutuhkan, sehingga masyarakat tidak harus ke kota kecamatan, masyarakat di desa tidak harus ke kota kabupaten, cukup di desa itu sudah terpenuhi. Dan tentu saja BUM Desa-nya mendapatkan keuntungan," tuturnya.

Jokowi pun mendorong para menterinya untuk senantiasa memperhatikan keterlibatan BUM Desa dalam aktivitas ekonomi yang lebih besar, misalnya kegiatan ekspor. Komoditas unggulan yang pedesaan yang bisa diekspor, kata dia, harus difasilitasi agar bisa berdaya saing.

"Saya nanti akan pesan kepada usaha-usaha swasta maupun BUMN, baik perkebunan, baik pertambangan dan lain-lain yang ada di daerah, yang ada di desa, untuk mengikutkan BUM Desa dalam kegiatan kegiatan-kegiatan mereka. Jangan yang di desa hanya menjadi penonton yang lalu-lalang. Hasil-hasil perkebunan yang gede-gede rakyat hanya menonton, melihat tambang diambil, keluar dari daerah, keluar dari desa," tegasnya.