Bangun Pabrik Rokok IQOS, HM Sampoerna Realisasikan Investasi Rp2,4 Triliun
- PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) mengumumkan realisasi investasi dengan total nilai sekitar US$166,1 juta setara Rp2,4 triliun untuk bangun pabrik rokok IQOS.
Industri
JAKARTA -- Emiten produsen rokok, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), afiliasi dari Philip Morris International (PMI), mengumumkan realisasi investasi dengan total nilai sekitar US$166,1 juta setara Rp2,4 triliun (asumsi kurs Rp14.300 per dollar AS) untuk pembangunan fasilitas produksi untuk batang tembakau bagi IQOS dengan merek HEETS, di Karawang, Jawa Barat.
IQOS adalah singkatan dari I stops original smoking, sebuah inovasi yang dibuat oleh PMI. IQOS merupakan produk tembakau inovatif bebas asap tanpa pembakaran yang mengedepankan penelitian ilmiah dan teknologi sehingga mengurangi paparan zat berbahaya atau berpotensi berbahaya hingga rata-rata 90-95% dibandingkan asap rokok.
- 2 Tahun Lebih Disuspensi, Panasia Indo Resources (HDTX) Potensi Hengkang Dari Bursa
- Atasi Tantangan Pasca Pandemi, OJK Luncurkan Roadmap Pengembangan Industri BPR dan BPRS 2021 – 2025
- British American Tobacco (BAT) Perpanjang Waktu Tender Offer Saham Bentoel (RMBA) Selama Sebulan
Sementara, HEETS atau Heat-not-burn tobacco product, merupakan merek dari batang tembakau yang secara eksklusif dirancang untuk digunakan dengan IQOS.
Presiden Direktur HM Sampoerna Mindaugas Trumpaitis mengatakan fasilitas produksi baru ini merupakan fasilitas ketujuh di dunia dan kedua di Asia.
Pabrik ini diagendakan beroperasi pada kuartal keempat tahun 2022 dengan fokus utama memasok pasar ekspor di kawasan Asia Pasifik.
"Investasi ini merupakan bentuk kepercayaan Sampoerna dan induk perusahaan kami atas iklim investasi Indonesia dan upaya nyata kami untuk menjadi bagian dari pemulihan perekonomian nasional yang dicanangkan oleh pemerintah," katanya dalam keterangan pers, Selasa, 30 November 2021.
Dia menjelaskan fasilitas ini merupakan bagian dari komitmen global PMI dalam menyediakan produk tembakau bebas asap sebagai alternatif yang lebih baik bagi perokok dewasa.
"Kami percaya bahwa dengan memanfaatkan inovasi, penelitian, dan adaptasi teknologi dalam manufaktur batang tembakau untuk IQOS, Sampoerna akan berperan aktif mendorong transformasi industri tembakau nasional dengan tetap melibatkan petani tembakau dan peritel sebagai bagian dari mata rantai industri," terang Mindaugas.
Dia berharap dengan lebih dari 100 tahun Sampoerna beroperasi di Indonesia, realisasi investasi ini juga dapat meningkatkan multiplier effect yang lebih besar melalui penciptaan nilai tambah, serapan daun tembakau dari petani lokal, membuka lapangan kerja baru bagi tenaga kerja berketerampilan tinggi, dan semakin meningkatkan kepercayaan para investor atas iklim investasi di Indonesia.
"Pembukaan pabrik produk batang tembakau untuk IQOS dengan merek HEETS di Karawang merupakan salah satu pencapaian bersejarah dalam komitmen PMI untuk mewujudkan visi masa depan bebas asap, khususnya konsumen dewasa di kawasan Asia yang memilih untuk terus menikmati produk tembakau," ungkapnya.
Di Indonesia, Sampoerna telah melakukan uji pasar IQOS secara terbatas sejak bulan Maret 2019 melalui program keanggotaan “IQOS Club” untuk mempelajari potensi pasar dan respon perokok dewasa terhadap produk bebas asap rokok. Saat ini, IQOS dan batang tembakau dengan merek HEETS tersedia di Jakarta, Surabaya, Bali, dan Medan.
Studi PMI menunjukkan bahwa IQOS, meskipun tidak bebas risiko, cenderung mengandung lebih sedikit risiko dibandingkan dengan terus merokok bagi perokok dewasa yang beralih sepenuhnya pada IQOS.
IQOS dan produk tembakau habis pakainya pertama kali dipasarkan ke konsumen di Nagoya, Jepang dan Milan, Italia pada tahun 2014.
Pada 30 September 2021, produk bebas asap PMI sudah dipasarkan di 70 pasar di kota-kota utama atau secara nasional, dan terdapat jumlah total sekitar 20,4 juta pengguna dewasa di seluruh dunia.
Dukungan Pemerintah
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan dukungan kepada Sampoerna yang terus melakukan inovasi bisnisnya.
"Kolaborasi dan kerja sama antara pemerintah dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk dunia usaha, adalah hal yang penting karena dapat meningkatkan ketahanan ekonomi dan mendorong Indonesia untuk meraih momentum akselerasi pemulihan ekonomi," katanya.
Senada dengan itu, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia berharap Sampoerna dapat menjadi salah satu motor penggerak penerapan teknologi dan inovasi demi keberlanjutan industri produk tembakau nasional. Hal ini sejalan dengan upaya-upaya pemulihan ekonomi dan inisiatif menjalankan peta jalan Making Indonesia 4.0.
"Kami mengapresiasi komitmen para pelaku industri untuk memperluas investasi di tanah air, bahkan di tengah pandemi COVID-19," katanya.
Bahlil juga mengatakan bahwa perluasan investasi oleh Sampoerna merupakan bukti nyata keberhasilan pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang baik di tanah air sehingga mampu menarik lebih banyak investor ke Indonesia, terutama yang berorientasi ekspor.
"Investasi ini merupakan contoh nyata dari kepercayaan sektor swasta terhadap iklim investasi di negara kita. Ke depannya, kami berharap semakin banyak perusahaan yang memperluas portofolio investasinya di Indonesia," imbuhnya.